Penanganan Virus Corona

Pandemi Covid-19 Kasus Gangguan Jiwa Meningkat, Berikut Konseling kesehatan yang Bisa dimanfaatkan

Menurut WHO satu dari empat orang mengalami masalah kejiwaan, depresi adalah gangguan jiwa

Penulis: Siti Fatimah | Editor: Siti Fatimah
ISTIMEWA

TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG - Masyarakat saat ini tengah mengalami dampak yang belum pernah terjadi sebelumnya yaitu darurat kesehatan disebabkan Covid-19.

Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa  sekaligus Praktisi Kesehatan Jiwa, dr Teddy Hidayat mengatakan,  berbagai tantangan dihadapi mulai oleh tenaga kesehatan berjuang menyelamatkan pasien dan perasaan takut menularkan pada keluarga, pelajar dan mahasiswa harus beradaptasi belajar dari rumah, pekerja mata pencahariannya terancam.

Baca juga: Lawan Covid-19, Dua Negara Ini Sepakat Vaksin Covid-19 Dapat Diakses dan Terjangkau di Semua Negara

"Selain itu sejumlah besar orang terjebak dalam kemiskinan dan  bagi mereka yang sebelumnya sudah menderita gangguan jiwa mengalami isolasi sosial yang lebih besar. Belum lagi mengelola kesedihan karena kehilangan orang yang dicintai, terkadang tanpa bisa mengucapkan selamat tinggal. Konsekuensi ekonomi semakin berat karena perusahaan melepaskan stafnya dalam upaya menyelamatkan bisnis mereka, atau bahkan ditutup sama sekali," kata dr Teddy belum lama ini pada acara Peringatan Hari Kesehatan Jiwa di Bandung.

Menurutnya, Covid-19 muncul di tengah kondisi kesehatan jiwa masyarakat terpuruk.

Angka gangguan jiwa meningkat secara signifikan.

Baca juga: Tetap Waspada, Masih 192 Pasien Positif Covid-19 di Kota Bandung, Kecamatan Bandung Kulon Terbanyak

Menurut WHO satu dari empat orang mengalami masalah kejiwaan, depresi adalah gangguan jiwa yang menimbulkan beban terbesar (DALYs) dan setiap 40 detik seseorang meninggal karena bunuh diri.

"Gambaran suram ini memastikan kita bahwa kesehatan jiwa sekarang harus lebih diprioritaskan daripada sebelumnya dan mewujudkan kesehatan jiwa bagi semua," katanya.

Ia mengatakan, tidak seorangpun yang boleh ditolak aksesnya ke perawatan kesehatan mental karena dia miskin atau tinggal di tempat terpencil.

Kesehatan mental adalah hak asasi manusia - inilah saatnya kesehatan mental tersedia untuk semua.

Baca juga: Sosialisasikan 3M untuk Tekan Penyebaran Covid-19, Polri Patroli Berjalan Kaki ke Rumah Warga

Sesuai dengan tema yaitu “Mental Health For All” dan sekaligus menjadi solusi dalam mengatasi masalah kesehatan jiwa selama dan pasca Covid-19, ruangempati.com ( kolaborasi Klinik Psikiatri RS Melinda-2, UPELKES Jabar, ITB) memberikan psikoedukasi dan pelayanan konseling kesehatan jiwa secara gratis bagi mereka yang membutuhkan.

Psikoedukasi dicapai melalui pelatihan singkat yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yaitu melalui jarak jauh atau secara online.

Materi yang telah dan tengah disampaikan adalah “Meningkatkan Ketahanan Mental”.

Baca juga: Sudah Tuntas, 1.620 Relawan Vaksin Covid-19 Sudah Mendapatkan Suntikan Pertama

Pelatihan ini dilakukan seminggu sekali selama 3 bulan atau 10 modul.

"Pelatihan online ini diharapkan peserta dapat berperan lebih baik dalam kehidupannya termasuk menghadapi Covid-19," katanya.

Selain kegiatan diatas ruang empati.com juga mengadakan Webinar Kesehatan Jiwa di beberapa Perguruan Tinggi dan menyelenggarakan Lomba Karya Seni dengan tema Mental Health For All”

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved