Dukung PJJ di Masa Pandemi, 8 Dosen Farmasi UBK Berikan Jaringan Internet bagi Warga Pelindung Hewan

Dosen Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Bhakti Kencana ( UBK) ini langsung tanggap mencari solusi bagi keberlangsungan PJJ

Penulis: Cipta Permana | Editor: Dedy Herdiana
Tribun Jabar/Cipta Permana
Ketua kelompok program pengabdian masyarakat, Dewi Kurnia bersama tim menyerahkan secara simbolis bantuan Penyediaan Jaringan Internet Berbasis Swadaya Masyarakat Untuk Pembelajaran Jarak Jauh kepada Ketua RW 02 Kelurahan Pelindung Hewan, Dani Ramdani dan disaksikan oleh Lurah Pelindung Hewan Hendra Yuliato (kanan) di Madrasah Al-Muhajirin, RW 02 Kelurahan Pelindung Hewan, Sabtu (17/10/2020). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Cipta Permana

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Berawal dari kegelisahan masyarakat, khususnya para orangtua murid yang merasa terbebani dengan desakan kebutuhan kuota internet bagi putra-putrinya, di masa belajar di rumah selama pandemi Covid-19.

Sekelompok dosen Program Studi D3 dan S1 Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Bhakti Kencana ( UBK) ini langsung tanggap mencari solusi bagi keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan jarak jauh ( PJJ) melalui program pengabdian masyarakat.

Program pengabdian masyarakat tersebut telah berlangsung sejak bulan September dengan tajuk Membangun Nalar dan Tindakan Menghadapi Pandemi Covid-19 Melalui Penyediaan Jaringan Internet Berbasis Swadaya Masyarakat Untuk Pembelajaran Jarak Jauh.

Melalui program pengabdian masyarakat tersebut, delapan dosen UBK, yang terdiri dari Dewi Kurnia, Aiyi Asnawi, Ivan Andriansyah, Rahma Ziska, Idar, Purwaniati, Vina Juliana, dan Anne Yuliantini mengaplikasikannya di wilayah RW 02 Kelurahan Pelindung Hewan, Kecamatan Astana Anyar dan RW 03 Kelurahan Cipedes, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung.

Ketua program pengabdian masyarakat, Dewi Kurnia mengatakan, seiring belum diizinkannya penyelenggaraan kegiatan belajar tatap muka secara langsung di sekolah oleh pemerintah, maka kuota internet menjadi salah satu kebutuhan primer saat ini, selain sadang, pangan, dan papan.

Meski demikian, kemampuan pemenuhan kebutuhan dari kuota internet pun tidak dapat disamaratakan dan justru memunculkan persoalan baru dari situasi pandemi covid-19 di masyarakat.

Kondisi ini pun dirasakan juga oleh warga RW 02 Kelurahan Pelindung Hewan dan RW 03 Kelurahan Cipedes yang kini menjadi objek penelitian dan pengabdian masyarakat.

"Melalui penyediaan jaringan internet ini, diharapkan mampu menjadi solusi bagi anak-anak usia sekolah yang ada di sini agar tetap dapat mengikuti PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), sekaligus dapat membantu mengurangi beban psikologis dan ekonomi para orangtua yang terus menerus membeli kuota internet bagi anak-anaknya setiap bulan," ujarnya di sela kegiatan penyerahan bantuan perangkat jaringan internet kepada Ketua RW 02, di Madrasah Al-Muhajirin, RW 02 Kelurahan Pelindung Hewan, Sabtu (17/10/2020).

Dewi menjelaskan, upaya penyediaan jaringan internet ini diklaim tidak akan berbenturan atau tumpang tindih dengan program bantuan kuota internet yang telah diluncurkan oleh pemerintah pusat beberapa waktu lalu. Sebab, secara mekanisme pemanfaatan kedua program tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

"Tanpa mendiskreditkan bantuan kuota internet yang telah di salurkan pemerintah, tapi kenyataan dilapangan, masyarakat banyak mengeluh dengan pemanfaatannya. Apalagi, bantuan kuota internet sebesar 50 GB tersebut hanya mampu mengakses aplikasi atau konten pembelajaran saja, sehingga pada beberapa mata pelajaran, siswa yang diwajibkan untuk mengirim tugas dalam bentuk tayangan video dan diunggah melalui Youtube atau guru yang memberi arahan melalui WhatsApp tidak dapat diakses para murid. Karena kedua aplikasi ini tidak termasuk yang diakomodir oleh sistem dalam kuota internet itu, akibatnya orangtua terpaksa tetap harus membeli paket kuota internet reguler," ucapnya.

Sedangkan, untuk penyediaan jaringan internet program pengabdian masyarakat UBK, pihaknya memilih menggunakan Wifi atau jaringan internet terbuka dibandingkan chip kuota internet. Hal ini dimaksudkan, agar pemanfaatanya dapat dirasakan secara lebih luas oleh masyarakat, terutama anak sekolah.

Terlebih jaringan internet terbuka tersebut, mampu menjangkau hingga seratus orang pengguna dalam waktu yang bersamaan secara stabil, tanpa batasan pemblokiran aplikasi tertentu atau full akses.

"Selain itu, kami pun menerapkan prinsip swadaya masyarakat untuk dapat memelihara keberlangsungan dari penyediaan jaringan internet. Dimana para pengguna akses akan dikenakan biaya infak untuk ditukarkan dengan ID dan password dalam memanfaat fasilitas tersebut. Adapun besaran infak yang ditetapkan, Seribu Rupiah untuk akses unlimited selama satu hari, Rp. 7000 untuk satu minggu, dan Rp. 20 ribu untuk satu bulan, jadi jauh lebih terjangkau," ujar Dewi.

Meski dapat diakses oleh siapa saja, namun, Ia menambahkan, bahwa fasilitas tersebut tetap diprioritaskan bagi para siswa yang berada di lingkungan RW 02 Kelurahan Pelindung Hewan dan RW 03 Kelurahan Cipedes. Sebagai upaya pengawasan pemanfaatan, pihaknya pun telah menetapkan jadwal operasional jaringan internet yang hanya dapat diakses mulai pukul 06.00 - 20.00 WIB, dan akan dimatikan sementara, begitu tiba waktu shalat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved