JURIG KUNTI, Nama Warung Kopi Milik Janda Berkulit Mulus Ini Membawa Hoki, Banyak yang Penasaran
Sumiati (34) warga Desa Wanasari, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur, membuat spanduk nama warung kopinya
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferri Amiril Mukminin
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Sumiati (34) warga Desa Wanasari, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur, membuat spanduk nama warung kopinya dengan tagline Jurig Kunti. Nama nyeleneh itu ternyata membuat warga dan pengendara yang lewat penasaran.
Jurig Kunti dalam bahasa Indonesia berarti hantu kuntilanak. Cukup menyeramkan untuk sebuah nama warung kopi. Tapi itulah yang dipakai oleh janda dua orang anak untuk membuka usahanya ini.
Sumiati mengatakan, awal ia membuat nama warung kopinya hanya sekadar iseng-iseng saja. Tapi setelah dipasang ada yang mengambil gambar dan menguploadnya ke media sosial sehingga menjadi viral.
Baca juga: Prabowo Subianto Akhirnya Bisa Masuk Amerika Serikat Lagi, Mendapat Undangan Khusus, Ada Apa?

Ia pun lantas menjelaskan bahwa sebelum membuat nama warung kopinya Jurig Kunti ia telah membuat akun Facebook bernama Jurig Kunti.
"Sebenarnya itu nama akun Facebook, kalau jualan warkop baru 1 bulan lamanya tapi Alhamdulillah banyak dikunjungi oleh pembeli," katanya melalui sambungan telepon, Jumat (16/10/2020).
Sumiati mengatakan, kalau untuk pembelinya selain warga sekitar ada juga yang sengaja datang karena penasaran.
"Untuk kios warung mengontrak di Pasar Pancalan, walau modal awal hanya dapat pinjam dari bank tapi Alhamdulillah modal tersebut bisa berjalan untuk menafkahi anak anak saya," katanya.
Sumiati mengatakan, ia memberi nama warungnya Jurig Kunti agar cepat diingat saja.
"Alhamdulillah setiap harinya ramai dikunjungi dari mulai pagi hingga malam banyak yang datang dan beli, jadi nambah banyak sodara," katanya.
Baca juga: Bayi 5 Bulan Positif Covid-19 di Indramayu, jadi Pasien Termuda Sejak Wabah Corona Melanda
Sumiati berharap, usaha warung kopinya bisa langgeng, sebab harus menafkahi orang tua yang sudah jompo juga.
"Alhamdulillah belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah, mudah mudahan saja ke depannya dapat bantuan apalagi dimasa Pandemi Covid-19 seperti sekarang yang serba sulit saya harus banting tulang untuk menafkahi anak dan orang tua saya, apalagi saya hidup sendiri," katanya