Daryati TKW yang Bunuh Majikan di Singapura Akui Kerap Diperkosa Kakak dan Jalin Asmara Sejenis

Darwati, TKW asal Lampung yang bunuh majikan di Singapura mengungkap sisi kelam hidupnya untuk meringankan hukumannya, dari ancaman hukuman mati.

Editor: Adi Sasono
TRIBUNBATAM.ID
Rumah Ny Seow dibersihkan setelah kejadian pembunuhan. Inset: Daryati (kiri) dan Ny Seow (kanan). Dalam sidang terakhir, Daryati mengungkapkan sisi gelap kehidupannya, antara lain kerap diperkosa kakaknya saat masih remaja. 

Ia mengakui telah menjalin hubungan asmara dengan dua perempuan saat masih berada di Indonesia.

Tentang pacarnya yang terakhir, Daryati bertemu dengannya saat masa pelatihan sebelum berangkat merantau.

Namun sejoli ini terpaksa berpisah, karena sang kekasih ditempatkan di Hongkong, sedangkan Daryati sendiri ke Singapura, bekerja di rumah Ny Seow.

Ia mengaku bekerja di luar negeri bukan keinginan sendiri, tetapi desakan orang tuanya agar dapat membantu keuangan keluarga.

"Bukan keinginan saya untuk bekerja di Singapura," kata Daryati.

Sebetulnya Ny Seow dan suaminya Ong Thiam Soon adalah orang baik.

Ini diakui sendiri oleh Daryati. Ia mengaku diperlakukan dengan baik, mendapat makanan yang memadai dan istirahat yang cukup.

Namun, bagi Daryati itu tidak cukup, karena ia tidak diizinkan keluar rumah. Ia hanya boleh keluar rumah saat membawa jalan-jalan anjing Ny Seow.

Ia juga mengeluh tidak punya ponsel sehingga tidak bisa berhubungan dengan kekasih dan keluarganya kapanpun ia mau.

Bahkan ia tidak boleh mempunyai televisi atau radio sehingga ia bisa menikmati tontonan atau mendengar lagu-lagu untuk menghibur hatinya yang kesepian.

Dua kali ia mendapat kesempatan menggunakan telepon rumah untuk menghubungi keluarganya selama 10 menit.

Setiap kali usai menelepon itu, Daryati minta izin Ny Seow untuk pulang, namun selalu ditolak.

Dalam sidang itu, pengacara Daryati, Mohamed Muzamil Mohamed, memintanya menjelaskan satu bagian dari catatan harinya.

Catatan harian 12 Mei 2016 itu berbunyi, "Aku harus berani, meski nyawa jadi taruhannya. Aku siap menghadapi semua risiko/konsekuensinya, apapun risikonya harus diterima. Keluarga majikan lah incaranku.. MATI!!!"

Semua pengakuan itu disampaikan Daryati sebagai upaya untuk mengurangi beratnya hukuman.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved