Sumber Penyebab Keracunan Makanan di Karikil Kota Tasikmalaya Diduga dari Amuba, Ini Buktinya
Amuba ditemukan di tubuh korban keracunan makanan di Kelurahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.
Penulis: Firman Suryaman | Editor: Giri
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Suryaman
TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Amuba ditemukan di tubuh korban keracunan makanan di Kelurahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya, Uus Supangat, mengungkapkan, petugas medis sudah mengambil sampel feses (tinja) terhadap seorang pasien yang dirawat di RSU dr Soekardjo.
"Hasilnya di dalam feses itu terdapat amuba, sehingga bisa dipastikan sementara, sumber penyebab keracunan yang menimpa 213 warga itu dari amuba," ujar Uus, Minggu (11/10/2020).
Menurut Uus, amuba yang ada di dalam tubuh pasien korban keracunan ini masih belum diketahui berasal dari makanan mana.
"Harus dicari kesesuaiannya," katanya.
Nanti setelah ada hasil pemeriksaan sampel makanan di laboratorium di Bandung, bisa diketahui amuba dalam feses pasien itu terdapat dalam makanan yang mana.
Amuba, lanjut Uus, bisa menyebabkan beberapa gejala dalam tubuh. Di antaranya sakit perut, demam, pusing lalu muntah-muntah dan diare.
Pihak Dinkes sendiri, tambah Uus, sudah melakukan uji lab terhadap air yang ada di lokasi rumah yang mengadakan ulang tahun dan membagikan nasi kuning.
"Hasilnya amuba yang ada dalam air bersih tidak sama dengan yang ada dalam tinja pasien korban keracunan massal itu," ujar Uus.
Korban 213 Orang
Kasus keracunan makanan di Kelurahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya jumlah korbannya mencapai 213 orang.
"Totalnya 213 orang terdiri dari anak-anak dan dewasa. Hari ini (Minggu 11/10, Red) dari pantauan sejak pagi hingga petang hanya ada beberapa penambahan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota, Uus Supangat.
Upaya penanggulangan yang dilakukan tim medis gabungan Puskesmas dan rumah sakit, sudah banyak pasien yang sembuh dan diperbolehkan pulang.
"Jumlah yang dirawat di Puskesmas Mangkubumi termasuk beberapa ruang kelas SD Puspasari di belakang Puskesmas sebanyak 15 orang," ujar Uus.
Sementara yang dirawat di RSU dr Soekardjo sebanyak 25 orang dan RS TMC 1 orang. "Jadi tinggal 40-an yang masih dirawat," kara Uus.
• Disertai Keterangan Vulgar, Pria di Kebumen Sebar Foto dan Video Mantan Pacar karena Hal Ini
• Petrucci Juara MotoGP Prancis 2020, di Mana Posisi Valentino Rossi? Klasemen MotoGP 2020
• Pelajar Sampai ASN di Indramayu Positif Covid-19, Ada Penambahan Lima Pasien Baru
Pemantauan di tiga ruang kelas SD Puspasari yang dijadikan tempat perawatan darurat, setiap ruangannya sudah lengang.
Euis (25), salah seorang korban yang dirawat di ruang kelas, menuturkan, dirinya sudah tidak merasakan lagi sakit perut maupun pusing.
"Pusing dan sakit perutnya sudah tidak ada lagi. Begitu pula diare sudah tidak. Tapi memang badan masih belum pulih," kata Euis.
Namun begitu, ia berharap segera bisa pulang dan melakukan pemulihan di rumah. (*)