Sentra Perajin Kulit Sukaregang Mulai Menggeliat di Tengah Pandemi COVID-19 yang Masih Merebak

Sentra perajin kulit Sukaregang, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut mengalami kelesuan penjualan selama pandemi COVID-19.

Penulis: Firman Wijaksana | Editor: Januar Pribadi Hamel
TRIBUN JABAR/FIRMAN WIJAKSANA
Pemilik toko Guns Leather di Sukaregang, Kecamatan Garut Kota menunjukkan produk kulit yang dijualnya, Jumat (9/10). Selama pandemi Covid-19 tingkat penjualan produk kulit menurun hingga 60 persen. 

Sentra perajin kulit Sukaregang, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut mengalami kelesuan penjualan selama pandemi COVID-19.

Sentra Sukaregang merupakan sentra penjualan produk berbahan kulit.

Jumlah kunjungan wisatawan yang menurun jadi salah satu penyebabnya.

Cipta, salah seorang pemilik toko produk kulit di Sukaregang mengaku sebelum pandemi pada akhir pekan toko yang ada di Sukaregang kerap diserbu konsumen. Terutama wisatawan dari luar kota.

Namun kini hampir tujuh bulan, omzet di tokonya menutun drastis.

Bahkan selama tiga bulan pandemi, ia hanya bisa menjual tak lebih dari 10 produk dalam sebulan.

"Sekarang sudah agak mendingan. Penjualan mulai naik lagi. Tapi belum pulih seperti dulu," kata Cipta, Jumat (9/10).

Pada akhir pekan, biasanya jadi hari yang ditunggu para pedagang.

Bus-bus pariwisata berjejer parkir di sepanjang Jalan Ahmad Yani.

Bahkan tak jarang bus kesulitan mencari tempat parkir.

Saat kondisi normal, mobil-mobil bahkan harus mencari tempat parkir hingga ke Jalan Guntur.

Toko-toko pun dipadati para konsumen yang mencari produk kulit.

"Tapi sekarang, akhir pekan itu sepi.

Antisipasi Balapan Liar, Polsek Jalancagak Polres Subang Aktif Lakukan Pengawasan

"Paling cuma kendaraan pribadi yang datang. Sudah jarang ada bus besar yang parkir," ucapnya.

Cipta pun terpaksa harus membagi sit karyawannya yang berjumlah 6 orang.

Hal itu dilakukan karena ia kesulitan untuk membayar upah karyawannya.

"Dulu tiga bulan sempat dirumahkan dulu. Sekarang sudah mulai kerja lagi walau saya bagi shift," ujarnya.

Penjualan aksesori berbahan kulit sapi dan domba di sentra industri kulit Sukaregang, diperkirakan mengalami penurunan hingga 60 persen di masa pandemi COVID-19.

Sepinya pengunjung jadi salah satu faktor penurunan.

"Penjualan produk kerajinan kulit ini sangat merosot tajam jika dibandingkan dengan saat normal.

"Selama pandemi COVID-19 ini, penjualan menurun hingga 60 persen," ujar pemilik Galeri Guns Leather, Gunawan.

Jack Brown Ajak Pemain Timnas U-19 Indonesia Fokus, Cetak Dua Gol Saat Kalahkan Makedonia Utara

Banyaknya UMKM yang terpuruk akibat dampak pandemi tersebut dikarenakan terbatasnya akses permodalan.

Berbeda dengan perusahan besar yang memiliki modal dan jaringan lebih luas lagi dari sisi pemasaran.

"Dengan modal tidak terlalu besar dan terbatasnya akses pemasaran menjadi salah satu faktor banyak yang terpuruk. Kami berusaha tetap bertahan," ucapnya.

Meski dalam kondisi tidak stabil, pihaknya berupaya untuk tidak mengurangi atau merumahkan karyawan.

Pihaknya mengandalkan penjualan secara daring untuk bisa bertahan.

"Kami tetap mempertahankan karyawan dengan membagi shift kerja. Meskipun antara pengeluaran barang dan pemasukan sangat tidak seimbang," katanya.

Para pengusaha juga harus menghadapi persaingan dengan produk impor. Terutama barang-barang yang berasal dari Tiongkok.

Zona Merah Covid-19 Disandang Kota Bandung, Tapi 3 Kecamatan Nihil Pasien Positif Corona, Mana Saja?

Padahal kebanyakan produk tersebut berbahan kulit sintetis.

"Untuk segi kualitas kami tidak khawatir karena produk kami memliki keunggulan. Namun soal harga kami akui sangat tidak sebanding," ujarnya. (firman wijaksana)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved