Webinar Unjani Berikan Ide dan Solusi Pembelajaran Daring di Tengah Masa Pandemi Virus Corona

Pandemi Covid-19, tak dimungkiri, memberikan dampak terhadap berbagai lini kehidupan, termasuk dunia pendidikan.

Penulis: Kemal Setia Permana | Editor: Giri
Tribun Jabar/Kemal Setia Permana
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unjani, Neni Maryani. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Kemal Setia Permana

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pandemi Covid-19, tak dimungkiri, memberikan dampak terhadap berbagai lini kehidupan, termasuk dunia pendidikan.

Dalam pendidikan, sistem belajar-mengajar pun mengalami perubahan. Dari semula menggunakan sistem tatap muka (hadir langsung di sekolah atau kampus), menjadi sistem daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Hal ini membuat pihak-pihak terkait, terutama lembaga penyelenggara pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi harus menggunakan strategi yang tepat dalam menyelenggarakan pendidikan daring agar bisa berjalan tepat dan bisa berjalan dengan baik.

"Penyelenggaraan pendidikan jarak jauh merupakan solusi dalam pemecahan permasalahan keterbatasan ruang dan fasilitas dalam menerapkan physical distance," tutur Dosen Pendidikan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Heni Mulyani, saat menjadi pembicara dalam webinar "Alternatif Pembelajaran Akuntansi- Strategi Pembelajaran Daring dengan Memanfaatkan Teknologi Bagi Guru Ekonomi Akuntansi" yang digelar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Ahmad Yani, Selasa (6/10/2020).

Heni menyebutkan, PJJ sebagai adaptasi kebiasaan baru (AKB) membuat penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara daring, hal ini membutuhkan ruang dan fasilitas pendukung yang cukup besar.

Sejumlah hal penting yang perlu diperhatikan dalam memilih modus belajar, seperti tujuan, konten, pengajar, kompetensi, hingga fasilitas.

Dalam pendidikan tatap muka, menurut Heni, yang dalam webinar ini menyuguhkan tema materi "Strategi Pembelajaran Online", sejumlah hal harus memenuhi kebutuhan yang meliputi pendidikan nilai, demonstrasi langsung, observasi langsung, interaktif yang lebih tinggi, adanya praktik dan latiha, serta beberapa hal lainnya.

"Sementara dalam pembelajaran daring, hal yang harus diperhatikan antara lain aspek kognitif, efisiensi, aksebilitas, kolaborasi, pemerataan pendidikan, akses ke sumber belajar yang lebih luas, dan lain sebagainya," katanya.

Heni juga menyoroti adanya dampak positif pembelajaran daring yang akan mampu meningkatkan interaksi belajar antara guru dengan siswa, memungkinkan belajar di mana dan kapan saja, dan menjangkau peserta didik dalam cakupan yang lebih luas.

"Pendidikan daring juga akan mempermudah penyimpanan dan penyempurnaan dalam belajar serta membangun komunitas," katanya.

Sebelumnya, dosen Akuntansi Unjani, Heni Nurani, mengupas "Kendala dan Tantangan dalam Pengajaran Daring".

Heni Nurani mengatakan, dalam pembelajaran akuntansi di SMA/MAN/SMK, terdapat standar kompetensi akuntansi yang meliputi beberapa hal yaitu menganalisis akuntansi sebagai sistem informasi, menerapkan konsep persamaan akuntansi, menerapkan tahapan siklus akuntansi perusahaan jasa, menerapkan tahapan siklus akuntansi perusahaan dagang, serta menerapkan tahapan siklus akuntansi perusahaan manufaktur.

"Kompetensi dasar akuntansi harus memerhatikan beberapa hal seperti memahami persamaan akuntansi, mencatat transaksi, melakukan posting ke buku besar, membuat ikhtisar siklus akuntansi, menyusun laporan keuangan, menyusun neraca saldo setelah penutupan, dan memmbuat jurnal penutupan," kata Heni.

Sejumlah kendala dalam pembelajaran daring, kata Heni, melibatkan seluruh pihak yakni siswa, guru, orang tua, dan lembaga. Kasus yang biasa menjadi kendala siswa, di antaranya adalah tidak memiliki hp atau jadul, tidak punya kuota, kendala jaringan internet, listrik mati, suasana tidak kondusif, hingga tugas yang lebih banyak.

"Sementara kendala guru biasanya adalah gaptek, kesenjangan antara desain kebijakan dan operasional PJJ, sulit mengukur tingkat pemahaman siswa, gap antara cara didik orang tua dengan guru. Sedangkan kendala orang tua biasanya adalah keterbatasan biaya dan waktu," kata Heni.

Untuk itu, menurut Heni, guru wajib menghadapi berbagai tantangan seperti harus mampu memanfaatkan teknologi, menyajikan pembelajaran yang terencana dan efektif
dalam keterbatasan waktu, mampu menyamakan persepsi dan konsentrasi anak didik yang berjauhan, mampu menyampaikan “pesan” untuk jadi anak yang “tangguh”, serta mendorong kolaborasi dengan orang tua

"Beberapa contoh solusi yang bisa dilakukan adalah membuat video pembelajaran, menyusun buku saku, dan membuat grup WA," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, pembicara lainnya, Sony Warsono, dosen Akuntansi UGM, menyampaikan "Strategi Pembelajaran Praktikum Akuntansi di Masa Pandemi Covid-19: Menteknologikan Akuntansi".

Sony mengatakan, solusi PJJ berbasis TI praktikum akuntansi daring bisa dilakukan dalam dua metode teknologi yakni teknologi sederhana dan teknologi kekinian.

Teknologi sederhana meliputi basis Excel, media hardcopy, komunikasi via email, dan penilaian indirect dan intermittent.

"Sementara teknologi kekinian meliputi basis Google Spreadsheet dan Google Classroom, media softcopy, komunikasi via medsos, dan penilaian secara langsung dan instan," ujarnya.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unjani, Neni Maryani, mengatakan, webinar yang digelar Unjani diikuti oleh sekitar 368 peserta dari berbagai sekolah menengah atas di Indonesia seperti Jabar dan Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi hingga NTB.

"Webinar ini digelar bekerja sama dengan UGM dan UPI dan digelar untuk memberikan ide dan solusi strategi pembelajaran daring bagi murid SMA/SMK/MAN di masa pandemi Covid-19," kata Neni. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved