Demo Tolak UU Cipta Kerja
Massa dari Berbagai Elemen Berkumpul di Depan Gedung DPRD Jabar, Kian Menyemut Menjelang Petang
Massa yang berunjuk rasa di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, tepatnya di depan Kantor DPRD Jabar kian menyemut.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Giri
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Massa yang berunjuk rasa di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, tepatnya di depan Kantor DPRD Jabar kian menyemut.
Mereka terdiri atas kelompok mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi, kelompok buruh, sampai masa berpakaian hitam atau loreng pun ikut bergabung dalam aksi menolak RUU Cipta Kerja yang telah disahkan menjadi undang-undang oleh DPR RI, Senin (5/10/2020).
Pada awalnya hanya terdapat sejumlah kelompok mahasiswa yang sudah berorasi pada siang hari.
Namun menjelang petang, mahasiswa dan kelompok massa terus bertambah, bergabung membuat kerumunan di depan gedung dewan.
Mereka terus memaksa untuk bisa masuk ke Gedung DPRD Jabar atau memanggil anggota dewan menemui mereka.
Mereka pun terus mengeluarkan teriakan dan makian terhadap DPR RI yang mengesahkan UU Cipta Kerja.
Di sisi lain, polisi bersiaga mengamankan di sekitar Gedung DPRD Jabar dan Gedung Sate.
Sebelumnya, aksi pun sempat digelar di depan Gedung Sate.
Namun, akhirnya massa ini pun bergabung, ikut bercampur dengan ribuan orang lainnya di depan Gedung DPRD Jabar.
Jalan Diponegoro, Jalan Majapahit, dan Jalan Cilamaya, pun akhirnya ditutup sementara dari arus lalu lintas.
Sebelumnya, massa berpakaian dominan hitam dihalau polisi berpakaian preman saat hendak memasuki area Gedung DPRD Jabar di Jalan Dipenogoro, Kota Bandung, Rabu (6/10/2020).
Pantauan Tribun, situasi itu terjadi sekira pukul 13.36 di Jalan Aria Jipang.
Massa berpakaian hitam-hitam berjumlah sekitar 100 orang datang dari arah Pasupati.
Saat jalan kaki di Jalan Aria Jipang dan hendak belok ke arah Jalan Dipenogoro, polisi berpakaian preman langsung meminta mereka bubar.
Massa berpakaian hitam-hitam itu kocar-kacir ke arah Jalan Pasupati dan Jalan Panata Yuda serta Jalan Dipati Ukur.
Di saat bersamaan, massa mahasiswa berpakaian jas almamater Tel-U, Unisba, Polban, dan Unikom, hendak menuju Gedung DPRD Jabar.
Diduga, massa berpakaian hitam-hitam tanpa jas almamater itu hendak bergabung dengan massa mahasiswa.
Hal sama terjadi di Jalan Trunojoyo dan Jalan Banda arah Jalan Dipenogoro. Massa berpakaian hitam juga dihalau polisi.
Masa berpakaian hitam-hitam ini dihalau polisi diduga supaya tidak masuk area Gedung DPRD Jabar karena sehari sebelumnya, massa hitam-hitam ini sempat berbuat kerusuhan di Gedung DPRD Jabar pada pukul 18.00.
Mereka melempari polisi dengan batu hingga botol plastik.
Namun, mereka bisa ditumpas dan dibubarkan sekira pukul 18.48.
Sejauh ini, dari massa perusuh ini sudah ada sembilan orang yang diamankan.
"Perusuh sudah dikendalikan. Ada sembilan orang yang diamankan. Ada mahasiswanya. Keterlibatanya dalam kerusuhan kemarin sedang didalami. Kami pastikan, Kota Bandung hingga detik ini aman dan kondusif," ujar Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Erdi A Chaniago, di Mapolrestabes Bandung, Jalan Merdeka, Rabu (7/10/2020).
Ia mengatakan, massa tak dikenal kemarin melempari polisi dan berunjuk rasa melewati batas waktu yang ditentukan.
Sehingga, polisi membubarkan mereka.
• Masih Dapat Stimulus, Ini Cara Mengisi Token Listrik Gratis Langsung Tiga Bulan, Bisa Cek Lewat WA
• Buntut Diksi Limbah, 70 Komponen Ormas di Kuningan Lakukan Aksi Damai di Depan Kantor DPRD
"Kemarin mereka demo melewati pukul 18.00 jadi Polrestabes Bandung di-back up Polda Jabar mendorong dan membubarkan massa," ujarnya.
Ia membenarkan ada mobil polisi yang dirusak massa, juga fasilitas umum. Ia menyayangkan hal itu terjadi.
"Soal perusakan sedang didalami," ucap dia.
Sehari sebelumnya, pengunjuk rasa yang tidak membubarkan diri setelah pukul 18.00 dibubarkan paksa oleh kepolisian menggunakan gas air mata dan meriam air. (sam/men)