Vaksin Saja Tidak Cukup, Perkuat Sistem Imun Anak untuk Cegah DBD, Begini Caranya
Mencegah terjangkit pilihan terbaik dengan menghindari dan mengurangi nyamuk Aedes yang jadi vektor dengan melakukan 4M plus dan menjaga imun tubuh
TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG -Wabah Covid-19 tidak membuat kita lupa bahwa masih ada penyakit lain yang juga harus diperhatikan dan masih saja ada pasien yang meninggal akibat penyakit ini, yakni demam berdara atau DBD.
Kasus DBD tidak saja menyerang orang dewasa tapi juga anak-anak, karena itu peran orangtua termasuk anggota keluarga untuk menerapkan hidup bersih dan sehat perlu dilakukan untuk cegah DBD.
Upaya lainnya adalah dengan perkuat sistem imun anak, karena vaksin saja tidak cukup bila tidak dibarengi dengan upaya menjaga sistem imun anak serta menjaga kebersihan tempat tingal.
Dikutip TribunJabar.Id dari Jovee.Id, sebenarnya, prinsip utama dalam pencegahan DBD adalah menghindari gigitan nyamuk Aedes.
Tetapi, memperkuat kekebalan tubuh anak juga tidak kalah penting.
“Sebenarnya sudah ada vaksin dengue (vaksin Dengvaxi a) namun vaksin tersebut memiliki keterbatasan yaitu hanya dapat digunakan syarat untuk anak usia 9 – 16 tahun yang sebelumnya sudah pernah terinfeksi virus dengue (seropositif),” jelas dr Irma Lidia, tim dokter Jovee.
Irma mengatakan, vaksin itu bertujuan mengurangi risiko kejadian dan keparahan demam berdarah dengue. Vaksin Dengvaxia cukup mahal dan tidak semua anak dapat divaksin.
Karena itu mencegah terjangkit tetap pilihan yang baik dengan cara menghindari dan mengurangi nyamuk Aedes yang jadi vektor dengan melakukan 4M plus dan menjaga imun tubuh.
Di bawah ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menguatkan sistem imun si kecil, yakni:
1. Perbanyak konsumsi vitamin C
Ketika daya tahan tubuh melemah, kemampuan tubuh dalam melawan patogen penyebab penyakit pun ikut berkurang.
Salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk memperkuat sistem imun anak supaya terhindar dari infeksi DBD adalah mencukupi kebutuhan vitamin C.
Jika asupannya tercukupi, vitamin C dapat mengoptimalkan produksi sel darah putih, khususnya limfosit dan fagosit.
Kedua sel darah tersebut membantu melindungi tubuh dari infeksi.
Vitamin C juga membuat fungsi sel darah putih menjadi lebih efektif dan melindunginya dari kerusakan akibat molekul berbahaya, seperti radikal bebas.
Zat gizi mikro ini tidak dapat diproduksi tubuh sehingga Anda perlu memenuhi asupannya dari makanan ataupun suplemen.
Kebutuhan vitamin C pun harus dipenuhi setiap hari karena tidak disimpan di tubuh.
Asupan vitamin C bisa Anda temui pada:
Buah-buahan, terutama jambu biji, jeruk, jeruk bali, kiwi, leci, stroberi, serta pepaya
Sayuran, misalnya tomat, bayam, kangkung, kentang, brokoli, dan paprika
Jambu biji merupakan buah dengan kandungan vitamin C paling tinggi, bahkan melebihi jeruk. Bonusnya lagi,
jambu biji mengandung antioksidan flavonoid yang berfungsi untuk menghambat virus untuk berkembang atau bereplikasi sehingga dapat mencegah perdarahan akibat rusaknya trombosit ketika virus dengue menyerang.
2. Makan buah-buahan serta sayuran
Berbagai nutrisi yang terdapat di dalam buah serta sayuran terbukti mampu menjaga dan menguatkan daya tahan tubuh.
Apalagi, banyak buah dan sayuran yang mengandung vitamin C, seperti yang telah dijabarkan di atas.
Tubuh si kecil akan membutuhkan asupan gizi seimbang agar perkembangan sistem imunitasnya lebih optimal. Kandungan serat, vitamin, mineral, senyawa-senyawa aktif, hingga antioksidan pada buah dan sayur akan menunjang kerja tubuhnya secara keseluruhan.
Untuk memudahkan anak mengonsumsinya, Anda bisa membuat jus buah atau sayuran segar tersebut.
3. Ajak si kecil bergerak
Olahraga dapat menjaga serta menguatkan sistem imun dengan berbagai cara. Mulai dari memperlancar peredaran darah, meningkatkan kualitas tidur si kecil, hingga menurunkan tingkat stres.
Dengan begini, daya tahan tubuh anak akan terjaga dan risiko infeksi demam berdarah juga berkurang.
Tetapi, selama masa pandemi ini sebaiknya olahraga tidak dilakukan di luar rumah, apalagi bersama teman-temannya dan orang lain.
Sebagai gantinya, orang tua bisa mengajak mereka untuk olahraga di halaman rumah dan melakukan senam peregangan di sela-sela aktivitas rutinnya.
4. Pastikan kebutuhan cairannya terpenuhi
Daya tahan tubuh bisa ditingkatkan melalui pemenuhan nutrisi. Disamping nutrisi makro dan mikro dari makanan, cairan juga merupakan komponen penting dalam tumbuh kembang anak.
Dilansir dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berikut ini merupakan kebutuhan cairan yang bisa didapatkan dari air mineral, susu, atau jus buah berdasarkan usia, yaitu:
0 – 6 bulan memerlukan cairan 700 mililiter (mL) per hari;
7 – 12 bulan memerlukan cairan 800 mL/hari;
1 – 3 tahun memerlukan 1300 mL/hari;
4 – 8 tahun memerlukan 1700 mL/hari;
9 – 13 tahun memerlukan 2400 mL/hari (laki-laki) dan 2100 mL/hari (perempuan); serta
14 – 18 tahun memerlukan 3300 mL/hari (laki-laki) dan 2300 mL/hari (perempuan).
5. Membiasakan si kecil tidur cukup
Memperoleh tidur berkualitas sama pentingnya dengan memenuhi kebutuhan nutrisi bergizi untuk tubuh.
Dilansir dari situs IDAI, tidur akan memperbaiki kemampuan anak untuk fokus dan berkonsentrasi, menghilangkan lelah dan mengembalikan tenaga, serta memelihara daya tahan tubuh.
Sebaliknya, kurang tidur bisa menjadi faktor penyebab melemahnya daya tahan tubuh sehingga tubuh lebih mudah terserang penyakit, termasuk DBD.
Di bawah ini adalah anjuran waktu tidur sesuai usia menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yakni:
0 – 1 bulan: 14 – 18 jam per hari
1 – 18 bulan: 12 – 14 jam per hari
3 – 6 tahun: 11 – 13 jam per hari
6 – 12 tahun: 10 jam per hari
12 – 18 tahun: 8 – 9 jam per hari
Gejala DBD pada anak bisa dicegah dengan menghindari gigitan nyamuk dan menjaga kesehatan lingkungan.
Akan tetapi, lingkungan tidak bisa sepenuhnya dikendalikan.
Di sinilah letak pentingnya pencegahan DBD dari dalam tubuh si kecil.
Dengan menjaga serta menguatkan sistem imunnya, kemungkinan anak terserang infeksi demam berdarah akan lebih kecil