Fenomena Langka 6 Oktober Malam, Mars Lebih Dekat dengan Bumi, Bisa Dilihat Mata, Apakah Bahaya?
Ada fenomena langit berkaitan dengan Planet Mars yang terjadi pada 6 Oktober 2020. Penduduk Bumi dapat melihat Mars dengan mudah hanya lewat mata.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Seli Andina Miranti
TRIBUNJABAR.ID - Ada fenomena langka berkaitan dengan Planet Mars yang terjadi pada 6 Oktober 2020.
Pada Selasa (6/10/2020) malam ini, Planet Mars akan terlihat lebih dekat dengan Bumi dibanding biasanya.
Alhasil, penduduk Bumi dapat melihat Mars dengan mudah hanya lewat mata telanjang saja.
Saat dilihat dari Bumi, Mars bakal berbentuk "bintang" merah yang gemerlap.
Sepanjang malam, Planet Mars terlihat di arah timur, sementara itu sebelum fajar akan berada di barat.
Bahkan, apabila beruntung, kita juga dapat menyaksikan Planet Jupiter, Venus, hingga Saturnus yang bersinar terang lebih dekat ke cakrawala.
Kendati begitu, Planet Mars tetap akan bersinar lebih terang daripada benda langit lainnya pada malam ini.
Melansir dari Serambinews.com (Tribun Network) yang mengutip earthsky.org, pada titik terdekatnya Mars berjarak sekitar 38,57 juta mil (62,07 juta km).
Tepatnya, jarak itu terdekat itu terjadi pada 6 Oktober 2020 pada pukul 14:00 UTC atau 21:00 WIB.
• Besok 22 September, Fenomena Ekuinoks Terjadi di Indonesia, Ternyata Jadi Pertanda Hal Ini
Secara umumnya, Planet Mars memang berada pada titik paling terang di Oktober 2020.
Lalu, Bumi akan berada sejajar di antara Mars dan Matahari pada 13 Oktober 2020.
Pada saat itu, Bumi dan Mars akan mengitari Matahari dalam orbit sempurna dan pada bidang yang sama.
Setelah itu, Bumi akan meninggalkan Mars lebih jauh.
Pasalnya, orbit Mars mengelilingi Matahari membutuhkan waktu 687 hari, sedangkan Bumi hanya membutuhkan 365 hari.

Ini berarti, sekali Mars berevolusi Matahari, Bumi sudah dua kali.
Titik terjauh Bumi dari Matahari terjadi setiap tahun, pada awal Bulan Juli.
Mars berada pada titik terdekatnya dengan Matahari pada 3 Maret 2020 lalu.
Sejak 4 Juli 2020, Bumi semakin mendekati Matahari; dan sejak 3 Maret 2020, Mars menjauh dari Matahari.
Itu semua menambahkan bahwa Bumi menjadi sedikit lebih dekat ke Mars pada 6 Oktober daripada 13 Oktober.
• Tanggal 22 September 2020 Ada Fenomena Langit Ekuinoks di Indonesia, Apakah Berdampak Berbahaya?
Pernah terjadi tahun 2003
Masih menurut laman earthsky.org, pada 27 Agustus 2003, Mars pernah berdekatan dengan Bumi.
Saat itu, jaraknya adalah 34,65 juta mil (55,76 juta km).
Adapun fenomena yang terjadi pada 6 Oktober ini bakal terjadi lagi pada 15 tahun ke depan, atau pada September 2035.
Karena itu, sebaiknya nikmati fenomena langka Planet Mars pada 6 Oktober 2020 malam.
Fenomena tersebut dapat dilihat dengan mata telanjang.
Jangan percaya hoaks
Dikutip dari Tribun-Timur.com, saat ini tengah beredar juga hoax bahwa Mars dan Bumi menyebabkan Mars menjadi sebesar bulan, sehingga berbahaya bagi bumi.
Namun, jangan tertipu oleh Mars Hoax! Sejak 2003, legenda urban ini beredar melalui email dan media sosial setiap Mars mendekati.
Jangan tertipu oleh Mars Hoax.
Jika itu benar, kita akan mendapat masalah besar karena tarikan gravitasi di Bumi, Mars, dan Bulan kita.
• Fenomena Langka Komet Neowise Mendekati Bumi, Indonesia Beruntung Dapat Menyaksikannya pada 20 Juli
Sekilas tentang Mars
Dihimpun TribunJabar.id dari Langitselatan.com, Mars merupakan planet keempat dari Matahari.
Susunannya adalah sebagai berikut: Matahari, Merkurius, Venus, Bumi, Mars, dan seterusnya.
Apabila dilihat sekilas, Mars mirip Bumi.
Berdasarkan hasil pengamatan, di sana terdapat gunung, gunung berapi, ngarai, es di kutub, dan langit merah jika Matahari terbit dan terbenam.
Mars juga digadang-gadang bisa menjadi tempat tinggal manusia di masa depan.
• FOTO-FOTO Dokumentasi BMKG Fenomena Gerhana Matahari Cincin 21 Juni 2020, Dilihat di Aceh - Manado
Apabila dibandingkan dengan bumi, Mars memiliki ukuran yang lebih kecil.
Diameter Mars adalah 6.792 km atau 53% ukuran Bumi.
Jadi, bisa dikatakan Mars hanya setengah ukuran Bumi.
Kendati begitu, Mars adalah planet gurun tanpa air.
Alhasil, luas daratannya justru hampir sama dengan di Bumi.
Pasalnya 2/3 bagian dari Bumi adalah lautan.