Virus Corona di Jabar

Emil Umumkan 5 Daerah Zona Merah Covid-19 di Jabar, Data Selama Sepekan Terakhir

Kasus masih naik-turun, tapi perbandingan antara minggu ini dan minggu sebelumnya

TRIBUN JABAR / MUHAMAD SYARIF ABDUSSALAM
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID - Penambahan kasus Covid-19 dalam sepekan terakhir, pada 28 September-4 Oktober 2020), menurun sekitar 28 persen dari pekan sebelumnya.

Hal itu dikatakan Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil.

Pasien Positif Covid-19 di Sumedang Tersebar di 11 Kecamatan, Berikut Datanya

Ada 10 Desa/Kelurahan dengan Risiko Penularan Covid-19 Tertinggi di Jabar, Delapan di Kota Depok

"Kasus masih naik-turun, tapi perbandingan antara minggu ini dan minggu sebelumnya, ada penurunan sebanyak 28 persen," kata Emil, sapaan Ridwan Kamil dalam jumpa pers di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (5/10/2020).

Menurut dia, penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 masih didominasi wilayah Bodebek (Bogor-Depok-Bekasi).

Dalam sepekan terakhir, penambahan kasus terkonfirmasi di wilayah Bodebek mencapai 2.154 kasus atau 73 persen dari penambahan kasus di Jabar pada periode yang sama.

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil secara simbolis menerima bantuan penanggulangan Covid-19 untuk Jabar dalam acara serah terima di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (1/10/2020)
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil secara simbolis menerima bantuan penanggulangan Covid-19 untuk Jabar dalam acara serah terima di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (1/10/2020) (Humas Jabar)

Selain itu, terdapat 10 desa/kelurahan dengan risiko penularan tertinggi di Jabar.

Delapan kelurahan di antaranya berada di Kota Depok.

"Itulah kenapa saya besok dan Rabu kemungkinan berkantor lagi di Depok untuk membantu pengendalian, mengawasi juga Bogor dan Bekasi," ucapnya.

Kang Emil juga memaparkan, dari data periode 28 September-4 Oktober 2020, terdapat lima daerah berstatus zona merah (risiko tinggi) di Jabar, yakni Kota Bogor, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Bandung Barat.

"Hari ini Kota dan Kabupaten Cirebon sudah tidak lagi zona merah, tetapi bergeser. Jadi zona merah sekarang adalah Kota Bandung, Kota Bogor, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Bandung Barat."

"Jadi ada lima Zona Merah yang harus diwaspadai," katanya.

Berdasarkan data Pikobar (Pusat Informasi dan Koordinasi Data Covid-19 Jabar) pada Senin (5/10/2020), Jabar sudah mengetes dengan metode uji usap (swab test) Polymerase Chain Reaction (PCR) sebanyak 435.002 spesimen.

Merujuk standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Jabar harus mengetes dengan metode PCR sebanyak 500.000 atau satu persen dari jumlah penduduk.

"Ini sudah mendekati dari standar WHO, yaitu satu persen dari jumlah penduduk. Kami berharap minggu depan sudah tercapai setelah itu akan kita kejar dan jaga per minggunya," ujar Emil.

Selain itu, Emil mengatakan bahwa pihaknya akan fokus menangani klaster pesantren dan industri.

"Minggu ini kami sedang fokus di klaster pesantren yang menjadi perhatian kita. Kasus klaster pesantren di Kuningan dan Kabupaten Tasikmalaya pengondisian sudah dilakukan."

Lalu masih ada klaster industri, khususnya di Karawang, sehingga proses pengendalian itu terus kita lakukan," katanya.

Dari sisi ekonomi, meski terjadi pandemi, ekspor Jabar tertinggi di Indonesia dari Januari hingga Agustus 2020.

Selain itu, investasi dan kenaikan pendapatan daerah dari pajak juga tinggi.

"Satu lagi, yaitu bulan depan Pelabuhan Patimban di kawasan metropolitan Rebana akan diresmikan untuk menimbulkan rasa optimisme," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved