Virus Corona
Penelitian Menemukan Gejala Baru Virus Corona, Ada Ciri Ini di Lidah Bisa Jadi Covid-19
Saat para ilmuwan terus menggali wabah virus corona penyebab Covid-19 menyebar ke seluruh dunia, mereka menemukan lebih banyak gejala
TRIBUNJABAR.ID - Hingga Rabu (30/9/2020), virus corona telah membunuh lebih dari 1 juta orang di dunia.
Selain itu, Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 33,8 juta orang.
Saat para ilmuwan terus menggali wabah virus corona penyebab Covid-19 menyebar ke seluruh dunia, mereka menemukan lebih banyak gejala potensial penyakit mematikan ini.
Gejala virus corona yang paling umum adalah demam, menggigil, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, hingga kehilangan kemampuan mencium bau dan mengecap rasa.
Kini, sebuah penelitian mengklaim bahwa benjolan kecil di lidah bisa jadi gejala potensial virus corona.
Studi tersebut memeriksa ratusan pasien di rumah sakit Madrid, Spanyol.
Usia rata-rata pasien yang terlibat dalam penelitian ini adalah 56 tahunan.
Sekitar 58 persen responden adalah perempuan.
Seperti diberitakan International Business Times, Sabtu (26/9/2020), setengah dari pasien mengalami manifestasi mukokutan berupa sindrom defisiensi imun yang sangat memengaruhi tangan dan kaki.
Sindrom defisiensi imun atau gangguan imunodefisiensi adalah gangguan pada sistem kekebalan tubuh.
Sistem imun penderita akan menurun sehingga ia lebih mudah sakit dan mengalami berbagai jenis infeksi.
Dilansir SehatQ, imunodefisiensi dibagi menjadi dua jenis:
- Imunodefisiensi primer, jenis gangguan sistem imun yang sudah muncul sejak lahir.
- Imunodefisiensi sekunder, merupakan jenis yang didapat di kemudian hari. Tipe ini lebih umum dibandingkan jenis primer.
Seperempat pasien mengalami ruam di mulut, yang paling umum adalah lingual papillitis yang sebagian besar berupa benjolan merah dan putih kecil di lidah.
Gejala baru Covid-19
Studi ini dilakukan setelah peneliti King's College London dan British Association of Dermatologists mengaitkan ruam dengan Covid-19.
Veronique Bataille, Konsultan Dermatologi yang memimpin penelitian virus corona ini mengatakan riset yang dilakukannya menunjukkan bahwa ruam lebih bisa memprediksi Covid-19 daripada demam dan batuk, terutama pada anak-anak.
"Kami menemukan satu dari enam anak terkena ruam tanpa gejala klasik lainnya. Umumnya, ruam Covid-19 berlangsung selama beberapa minggu dan akhirnya hilang. Dalam beberapa kasus, obat yang diresepkan mungkin diperlukan jika ruamnya sangat gatal," kara Bataille seperti dilansir The Sun.
Gambar yang dikumpulkan dengan aplikasi Studi Gejala Covid pun mengumpulkan berbagai informasi.
Mereka menemukan ada delapan jenis ruam yang bisa menjadi tanda penyakit Covid-19, di antaranya ruam di jari kaki dan tangan merah, eksim dada, dan pityriasis rosea.
Pityriasis rosea adalah penyakit kulit yang ditandai ruam merah atau merah muda yang bersisik dan sedikit menonjol.
Ruam yang timbul dapat disertai rasa gatal dan tidak.
Dr Tanya Bleiker, Presiden British Association of Dermatologist mengatakan riset ini menunjukkan bahwa hubungan antara ruam tertentu dan Covid-19 menjadi semakin jelas.
"Mampu mengenali hal ini adalah hal yang sangat penting untuk mengurangi penyebaran penyakit. Kami akan segera merilis gambar ruam atau tanda-tanda di kulit terkait Covid-19 bersama tim Studi Gejala Covid," ucap Tanya.