Pria Ini Melamar Jadi Pencuci Piring, Dia Tertawa, Ternyata Sudah Ada 6.000-an Pendaftar

Secara umum kita belum melihat puncak dari tingkat pengangguran, jadi kondisinya akan memburuk

Pixabay
Ilustrasi menandatangani kontrak pekerjaan. 

TRIBUNJABAR.ID - Aidan Draper mengaku tertawa ketika melihat banyaknya orang yang melamar pekerjaan cuci piring.

Dia telah melamar berbagai jenis pekerjaan, termasuk untuk menjadi pencuci piring di restoran.

Aidan adalah seorang warga di Kota Sydney yang baru pindah ke Australia pada Maret lalu.

Pria berusia 21 tahun tersebut mulai kehabisan uang tabungannya, tetapi tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan tunjangan uang dari pemerintah di tengah pandemi Covid-19.

Pekan lalu, dia melamar pekerjaan sebagai pencuci piring lewat sebuah situs pencari kerja.

Dari email notifikasi yang dia dapatkan setelah mengajukan lamaran kerja itu, Aidan diberitahu jika ada 6.190 orang lainnya yang melamar posisi tersebut.

Dia juga pernah melamar pekerjaan lainnya dengan banyaknya peminat, seperti yang tercantum dari email yang ia dapatkan:

  • Pekerjaan menyusun dan memilah barang-barang di pabrik kosmetik: 695 pelamar
  • Pekerjaan bersih-bersih atau 'cleaners': 894 pelamar
  • Pekerjaan di kantor pos: 1.320 pelamar
  • Mengangkat barang di perusahaan percetakan: 4.085 pelamar
  • Pekerjaan menyusun dan memilah di pabrik peralatan berat: 1.479 pelamar

"Karena saya sudah melamar banyak pekerjaan dan sering ditolak, saya hanya bisa tertawa melihat banyaknya yang melamar pekerjaan cuci piring," kata Aidan.

Seberapa banyak lapangan pekerjaan yang tersedia di Australia saat ini?

Berdasarkan data pengangguran Biro Statistik Australia (ABS), menunjukkan tingkat pengangguran pada Agustus sebenarnya sudah turun menjadi 6,8 persen dari 7,5 persen sebelumnya.

Tapi, tentu saja angka ini masih cukup tinggi.

Mulai Senin ini (28/9/2020), warga di Australia yang berhak mendapatkan tunjangan uang dari pemerintah setidaknya harus mencari delapan pekerjaan per bulan agar tetap bisa mendapat bantuan tersebut.

Pakar ekonomi dan tenaga kerja dari Grattan Institute di Melbourne, Matt Cowgill, mengatakan pengangguran di Australia masih akan tinggi hingga beberapa tahun ke depan.

"Secara umum kita belum melihat puncak dari tingkat pengangguran, jadi kondisinya akan memburuk," ujarnya.

Sejumlah pakar ekonomi juga memperkirakan puncak pengangguran di Australia akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan, jika tidak ada lagi wabah baru Covid-19 dan jika perekonomian bisa pulih pada 2021.

Halaman
123
Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved