Gempa Guncang Pangandaran
Kesaksian Warga Saat Gempa Landa Pangandaran, Waswas Ingat Megathrust & Tsunami, Trauma 3 Tahun Lalu
Saat gempa guncang Pangandaran, warga setempat berlarian menyelamatkan diri. Mereka teringat peringatan megathrust dan tsunami 3 tahun lalu.
Penulis: Andri M Dani | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Andri M Dani
TRIBUNJABAR.ID, CIAMIS – Warga di Pangandaran terkejut, Senin (28/9/2020).
Tiba-tiba saja bumi yang dipijak bergoyang.
Mereka langsung sadar gempa bumi tengah mengguncang Pangandaran.
Gempa berkekuatan 4,2 menguncang Pangandaran Senin pukul 10.49.
Pusatnya di laut 69,53 km barat data Pangandaran di kedalaman 10 km. Gempa tersebut tak berpotensi tsunami.
Namun getaran gempa bumi di siang bolong sempat membuat kaget warga.
Maklum kabar tentang adanya kajian potensi gempa bumi di zona megathrust dan tsunami masih hangat.
“Tadi getaran gempanya dua kali, cukup kuat. Dispenser sampai berguncang-guncang,” ujar Ipit (45) karyawan DKBP3A Pangandaran kepada Tribun.
Gempa yang terjadi tengah hari tersebut tak hanya membuat kaget karyawan yang dinas yang berlokasi di Jalan Raya Parigi.
Namun sempat membuat sebagian karyawan panik dan berlarian ke luar kantor.
“Ada yang sempat panik, berlarian keluar kantor. Tetapi sekarang sudah tenang lagi, sudah kembali bekerja seperti semula,” katanya.
Gempa itu sempat membuat Ipit waswas.
Mengingat saat ini sedang santer kabar tentang gempa bumi di zona megathrust dan potensi tsunami dahsyat.
“Saya rumahnya, kan, dekat pantai. (Di) Pantai Barat, jadi waswas juga. Apalagi sekarang, kan, lagi ramai soal megathrust dan potensi tsunami besar,” ujar Ipit yang juga warga Dusun Karangsari, Desa Pananjung, Pangandaran tersebut.
Tak hanya di Parigi, guncangan gempa bumi siang tadi juga dirasakan warga di Pamarican, Ciamis.
“Getaran gempa tadi siang cukup kuat juga. Goncangannya cuma sekali tapi sampai bikin reuwas (kaget),” ujar Baehaki Efendi, warga Dusun Ciparakan, RT 9/4, Desa Sukahurip, Kecamatan Pamarican, Ciamis, kepada Tribun.
Saat kejadian gempa bumi ia bersama anaknya sedang berada di teras depan rumah.
“Lagi duduk-duduk di kursi. Saya lagi main HP, anak saya yang sulung kelas V SD lagi tidur-tiduran di kursi. Kebetulan hujan gerimis lagi turun,” ujarnya.
Tiba-tiba muncul getaran gempa.
“Getaran gempanya sangat dirasakan, meski tidak begitu kuat (guncangannya). Anak saya yang lagi tidur-tiduran langsung bangun, ngacleng (terloncat), langsung loncat. Saking reuwas (kaget)-nya,” ujar Baehaki yang juga relawan Tagana Ciamis tersebut.
Di tengah turunnya hujan gerimis Baehaki dan anaknya sempat berlari ke halaman.
Menurut Baehaki, bagi sebagian warga Desa Sukahurip goncangan gempa yang datang tiba-tiba masih menyisakan trauma.
“Masih banyak warga di sini yang trauma kalau tiba-tiba ada gempa. Maklum di Desa Sukahurip masih banyak bekas-bekas gempa besar tahun 2017 yang tersisa,” katanya.
Akibat gempa 6,9 SR Jumat (15/12/2017) malam tiga tahun lalu itu setidaknya 40 rumah di Dusun Ciparakan, Desa Sukahurip rusak parah.
“Dan sampai hari ini belasan rumah rusak berat di Desa Sukahurip akibat gempa itu belum diperbaiki karena bantuannya belum kunjung cair,” katanya.
• Getaran Gempa Pangandaran Dirasakan di Pamarican, Anak Saya Sampai Ngajleng
• GEMPA BUMI 5.3 SR Guncang Sumba Terasa Hingga Bali, Terjadi 5 Menit Sebelum Gempa Pangandaran Jabar