Getaran Gempa Pangandaran Dirasakan di Pamarican, ''Anak Saya Sampai Ngajleng''

Getaran gempa 4.2 M menguncang Pangandaran dengan episentrum di koordinat 8.27 LS dan 108.23 BT

Penulis: Andri M Dani | Editor: Ichsan
Istimewa/Dokumentasi Herry Chaerudin Ketua Balawista Pangandaran
Ilustrasi Pantai Pangandaran 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Andri M Dani

TRIBUNJABAR.ID,CIAMIS -  Getaran gempa 4.2 M menguncang  Pangandaran dengan episentrum di koordinat 8.27 LS dan 108.23 BT sejauh 69.53 km Barat Data Pangandaran di kedalaman 10 km, Senin (28/9) pukul 10.49 siang dirasakan juga sampai Pamarican, Kabupaten Ciamis.

“Getaran gempa tadi siang cukup kuat juga. Goncangannya Cuma sekali tapi sampai bikin reuwas,” ujar Baehaki Efendi, warga Dusun Ciparakan Rt 09 RW 04 Desa Sukahurip Kecamatan Pamarican Ciamis kepada Tribun, Senin (28/9/2020).

Gempa yang terjadi sekitar pukul 10.49 itu, menurut Baehaki, ia bersama anaknya sedang berada di teras depan rumah.

Soal Penutupan Jalan di Depan Pasar Baru, Oded Sebut Pihaknya Lebih Utamakan Kesehatan Warga

“Lagi duduk-duduk di kursi. Saya lagi main HP, anak saya yang sulung kelas V SD lagi tidur-tiduran di kursi. Kebetulan hujan gerimis lagi turun,” katanya.

Tiba-tiba terasa getaran gempa.

“ Getaran gempanya sangat dirasakan, meski tidak begitu kuat (guncangannya). Anak saya yang lagi tidur-tiduran langsung bangun, ngajleng, langsung loncat. Saking reuwas-nya,” tutur Baehaki yang juga relawan Tagana Ciamis tersebut.  

Ditengah turunnya hujan gerimis Baehaki dan anaknya sempat berlari ke halaman menyusul terjadinya gempa 4.2 M yang episentrumnya di Barat Daya Pangandaran menguncang Senin (28/9) siang tersebut.

Menurut Baehakhi, bagi sebagian warga Desa Sukahurip goncangan gempa yang datang tiba-tiba masih mengundang trauma.

 “Masih banyak warga di sini yang trauma kalau tiba-tiba ada gempa. Maklum di Desa Sukahurip masih banyak bekas-bekas gempa besar ertahun 2017 yang tersisa,” katanya.

Ridwan Kamil Sebut Meski Pandemi Covid-19, Ekspor Jabar Masih Tertinggi se-Indonesia

Akibat gempa 6,9 SR Jumat (15/12/2017) malam tiga tahun lalu itu setidaknya 40 rumah di Dusun Ciparakan Desa Sukahurip rusak parah.

“Dan sampai hari ini belasan rumah  rusak berat di Desa Sukahurip  akibat gempa itu belum diperbaiki karena  bantuannya belum kunjung cair,” katanya 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved