Ini yang Dilakukan Para Pedagang untuk Memprotes Penutupan Jalan Otista Kota Bandung
Jalan Otista Utara menjadi macet luar biasa dan justru menyebabkan terjadinya kerumunan orang
Penutupan kemudian kembali dilakukan pukul 14.00 hingga 16.00, dan dilakukan kembali pukul 21.00 hingga pukul 06.00.
Khusus weekend, penutupan juga dilakukan di ring dua yaitu Jalan Lingkar Selatan dan ring tiga di perbatasan diperketat.
Wali Kota Bandung, Oded M Danial, mengatakan penutupan jalan ini terpaksa diberlakukan karena jumlah kasus baru Covid-19 kembali meningkat.
"Program ini dalam rangka mengingatkan masyarakat bahwa pandemi ini masih ada. Mudah-mudahan masyarakat bisa memahaminya," kata Oded, di Hotel Preanger Bandung, Jumat.
Oded menjamin buka tutup tidak mengganggu sektor ekonomi karena buka tutup hanya dilakukan per dua jam. " Masyarakat yang bekerja di jalan yang tutup bisa masuk dengan menunjukkan identitas," ujar Oded.
Anggota Komisi B DPRD Kota Bandung, Uung Tanuwidjaja, menilai penutupan jalan untuk mengurangi kerumunan adalah langkah yang kurang tepat.
Penutupan berpotensi mengganggu stabilitas pemulihan sektor ekonomi yang mulai bangkit.
Sebelumnya, pakar kebijakan publik dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Cecep Darmawan, juga mengatakan bahwa penutupan jalan untuk mencegah kerumunan adalah langkah yang kurang tepat.
Pemkot Bandung, ujarnya, seharusnya cermat mengidentifikasikan pokok permasalahannya sebelum memutuskan menerapkan kebijakan tersebut.
Idealnya, kata Cecep, tim Gugus Tugas Penanganan Percepatan Covid-19 Kota Bandung lebih proaktif dalam melakukan pengawasan penerapan protokol kesehatan di ruang-ruang publik yang berpotensi ada kerumunan.
"Jangan sampai masalahnya A ditanganinya dengan cara B. Ini jadi tidak nyambung. Kurang tepat memblok jalan itu. Jangan menyederhanakan persoalan," kata Cecep. (cipta permana/nazmi abdurahman)