Relawan Uji Klinis Vaksin Terpapar Covid-19, Ini Kata Tim Peneliti Vaksin
Uji klinis vaksin SARS-COV-2 atau Covid-19 tetap berjalan walaupun ada relawan yang dinyatakan positif terpapar Covid-19.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Giri
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Uji klinis vaksin SARS-COV-2 atau Covid-19 tetap berjalan walaupun ada relawan yang dinyatakan positif terpapar Covid-19 setelah berkunjung ke luar kota.
Selama ini pun dinyatakan bahwa relawan yang mengikuti uji klinis ini memiliki dua kemungkinan, yakni termasuk ke dalam kelompok relawan yang disuntik cairan vaksin, atau termasuk dalam relawan yang disuntik plasebo atau cairan tanpa vaksin.
Melalui siaran resminya, Peneliti Utama Uji Klinis Vaksin SARS-COV-2 dari Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, dr.,Sp.A(K).,MM., mengatakan, beberapa waktu lalu tersiar kabar bahwa ada relawan yang sudah mendapat vaksinasi Covid-19 tapi terpapar virus corona.
Kronologisnya, kata Kusnandi, relawan tersebut bepergian ke luar kota setelah mendapatkan suntikan pertama pada masa penelitian vaksin Covid-19.
Namun, katanya, pada suntikan pertama ini tidak diketahui apakah relawan tersebut mendapat vaksin atau plasebo.
Hal ini memang sesuai dengan protokol dalam uji klinis tersebut, membagi relawan dalam dua kelompok, yakni yang mendapat suntikan vaksin dan yang mendapat suntikan plasebo atau cairan tanpa vaksin.
Hal ini untuk kebutuhan penelitian.
Namun pada akhirnya, relawan yang mendapat plasebo akan mendapat vaksin juga setelah masa uji klinisnya selesai.
Pada kunjungan suntikan kedua, katanya, relawan secara klinis dinyatakan sehat dan diberikan suntikan kedua.
Keesokan harinya, relawan menjalani program pemeriksaan swab nasofaring dari dinas kesehatan karena ada riwayat pergi ke luar kota.
• Ada dari Jabar, Ini Daftar 72 Calon Kepala Daerah Langgar Protokol Kesehatan yang Ditegur Mendagri
Oleh petugas, katanya, dilakukan pengambilan bahan dari apus hidung dan kemudian dikirimkan ke
laboratorium BSL2 di dinas kesehatan dengan hasil positif. Hasil yang positif tersebut harus disampaikan kepada yang bersangkutan.
"Terhadap orang dengan hasil apus hidung positif ini dilakukan isolasi mandiri dan terdapat program pemantauan secara ketat setiap harinya. Selama sembilan hari pemantauan, kondisi relawan dalam keadaan baik," katanya dalam siaran yang diterima, Jumat (11/9/2020).
Kusnandi pun menyimpulkan, hasil pemeriksaan apus hidung positif bukan berasal dari tim penelitian, tapi hasil dari program pemeriksaan swab nasofaring oleh pemerintah dan perlu dilanjutkan dengan pengawasan ketat.
• Ramalan Zodiak Jumat 11 September 2020, Cancer: Terus Kejar Mimpimu!
"Dalam uji klinis ini terdapat dua kelompok, ada yang mendapat plasebo ada yang mendapat vaksin. Uji klinis ini dilakukan dengan prinsip observer blind/tersamar, sehingga tidak diketahui mana yang dapat plasebo dan mana yang dapat vaksin," katanya.
Untuk itu, semua sukarelawan tetap dimbau wajib menerapkan protokol pencegahan yang sudah dianjurkan pemerintah. Pada yang mendapat vaksin, kekebalan diharapkan paling cepat didapat dua minggu pasca-suntikan kedua.
"Sukarelawan uji klinik masih akan dipantau kesehatannya selama 6 bulan pasca-suntikan terakhir.
Uji klinis ini masih panjang jalannya, agar kita bersama-sama dapat menjaga privasi dari sukarelawan," tuturnya.
Juru Bicara Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Universitas Padjadjaran, Rodman Tarigan, mengatakan relawan yang yang terpapar positif Covid-19 ini menjadi catatan dalam uji klinis. Penelitian vaksin buatan Sinovac Biotech asal Tiongkok ini akan terus dilanjutkan.
Relawan yang dinyatakan positif Covid-19 ini pun, katanya, akan terus mengikuti uji klinis vaksin Covid-19.
"Tetap ikut," kata Rodman melalui ponsel, Jumat (11/9).
Rodman mengatakan, relawan yang sudah disuntik totalnya 460 orang, dan hari ini rencananya kalau semua memenuhi kriteria, akan ada penambahan 212 subjek atau relawan yang disuntik. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/simulasi-uji-klinis-vaksin-covid-19-di-unpad-682020.jpg)