Kisah Keberanian Prajurit Kopassus, Rela Mati-matian Hadapi Musuh Sendirian Sampai Darah Penghabisan
Pasukan elite Kopassus memiliki jejak tempur yang tak bisa dianggap remeh. Berkat keberanian para prajuritnya, musuh pun bertumbangan.
Penulis: Widia Lestari | Editor: Dedy Herdiana
Kemudian, ia melompat ke kerumunan Fretilin di dekatnya sambil menyebut 'Allahu Akbar'.
Kelima anggota Kopassus yang berhasil menyelamatkan diri di celah bukit melihat langsung kejadian tersebut.
Mereka pun langsung menyerbu anggota Fretilin yang tersisa menggunakan sisa amunisinya.
Setelah bantuan datang, tubuh Pratu Suparlan terlihat tak utuh lagi.
Ia gugur bersama tujuh anggota Kopassus lainnya.
Sementara itu, ada 83 anggota Fretilin yang juga tewas, dan beberapa di antaranya ditangkap hidup-hidup.
Kisah Lain Keberanian Kopassus
Pasukan Kopassus yang sebelumnya bernama Kopassandha diterjunkan ke Kalimantan untuk melumpuhkan pemberontakan Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku).
Sebanyak 11 personel Kopassus dipimpin AM Hendropriyono dikirim ke Kalimantan.
Saat itu, PGRS dan Paraku melakukan pemberontakan dan lebih merongrong pemerintahan Malaysia.
Oleh sebab itu, dibentuklah pasukan gabungan Indonesia-Malaysia.
Mengutip Operasi Sandhi Yudha karangan AM Hendropriyono yang tercantum dalam artikel Intisari berjudul Kisah Tim Halilintar Kopassus, Terjun ke Medan Tempur Bersenjatakan Sebilah Pisau yang dipublikasikan pada 16 Oktober 2019, PGRS/Paraku berulah pada periode 1968-1974.
Pasukan yang dipimpin Hendropriyono itu dinamakan Tim Halilintar.
Mereka menerapkan teknik bunuh senyap atau silent kill agar keberhasilan operasi lebih terjamin.
Sesuai namanya, mereka hanya diberikan senjata pisau komando dan hanya Hendropriyono yang bawa pistol untuk berjaga-jaga.