Peternak Ayam di Ciamis Mulai Kosongkan Kandang, Gara-gara Harga Ayam Anjlok

April lalu atau ketika pandemi Corona dimulai, harga ayam ras pedaging tersungkur ke angka Rp 5.000-Rp 8.000/kg.

Penulis: Andri M Dani | Editor: Ravianto
tribunjabar/firman suryaman
Ilustrasi Peternak ayam di Tasikmalaya 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Andri M Dani

TRIBUNJABAR.ID, CIAMIS - Sejumlah peternak ayam di Ciamis mulai mengosongkan kandang mereka.

Para peternak ayam ini trauma kejadian April lalu terulang.

April lalu atau ketika pandemi Corona dimulai,  harga ayam ras pedaging tersungkur ke angka Rp 5.000-Rp 8.000/kg.

Saat itu para peternak bahkan sampai membagi-bagikan ayamnya secara gratis.

Sejak awal pekan ini, sejumlah peternak mulai mengosongkan kandang ayam mereka.

Terutama peternak ayam ras pedaging layer jantan (pejantan).

Mereka mengosongkan kandang karena saat ini harga ayam pejantan jatuh tersungkur dari Rp 37.000/kg ke Rp 17.000/kg.

Sementara biaya pokok produksi (BPP/BEP) masih dikisaran Rp 24.000-Rp 25.000/kg        

“Dua hari ini harga ayam pejantan di kandang di Ciamis hanya Rp 17.000/kg. Dan cenderung akan terus turun, mengingat daya serap pasar semakin melemah,” ujar Koordinator Peternak ayam layer jantan Kerukunan Perunggasan Priangan Timur, H Komar Hermawan kepada Tribun Rabu (2/9).

Tersungkurnya harga ayam penjantan ditingkat peternak yang sudah  berlangsung selama 2 minggu ini menurut H Komar bukan karena terjadinya melimpahnya pasokan (over stok).

“Tapi murni karena daya serap pasar semakin melemah. Tingkat produksi ayam pejantan saat ini hanya sekitar 60 % sampai 70% dari kondisi normal. Pasokan terbatas tetapi harga malah jatuh,” keluhnya.

Sebagai sentra produksi ayam layer jantan nasional, pasokan DOC layer jantan untuk Ciamis kata H Komar sekitar 10.000 box tiap minggu (1 box berisi 100 ekor DOC).

Hasil panen dari 1 juta ekor DOC/minggu tersebut 75% dipasok ke pasar di kawasan Jabodetabek dan Bandung. 

 “Tapi beberapa bulan ini kapasitas kandang yang diisi hanya 70% , dibawah kondisi normal. Pasokan DOC yang diserap hanya sekitar 7.000 – 8.000 box  DOC.” ujar H Komar.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved