Persib Bandung
Teja Paku Alam Ingin Akhiri ''Kutukan'' Bersama Persib Bandung, Singgung Zulham Zamrun
Teja Paku Alam tentu saja tidak mau dianggap sebagai "pembawa sial", termasuk ke Persib Bandung
Penulis: Ferdyan Adhy Nugraha | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Semua sektor diisi para pemain matang dan berpengalaman. Lini serang tak lagi jadi masalah setelah kedatangan Geoffrey Castillion dan Wander Luiz.
Alhasil, di klasemen sementara Liga 1, Persib Bandung bercokol di puncak berkat hasil sempurna dari tiga laga. Perjalanan masih panjang, masih ada 31 pertandingan tersisa.
Teja mengatakan Maung Bandung mesti mewaspadai semua tim. "Semua tim mempunyai kekuatan yang sama, merata. Jadi, kami fokus ke tim kami," ujar kiper berusia 26 tahun tersebut.
Ia optimistis persiapan panjang Persib Bandung akan berbuah manis pada akhir kompetisi, 28 Februari 2021.
"Alhamdulillah kondisi semakin membaik. Dua minggu kami fokus ke fisik, mungkin fisik kamisudah mulai naik," kata Teja Paku Alam.
• Bomber Persib Geoffrey Castillion Yakin Timnya Mampu Pertahankan Tren Positif di Liga 1 2020
• Tiga Pemain Muda yang Mulai Ikut Latihan Hari Ini Langsung Masuk Persib Senior? Ini Kata Robert
Rekomendasikan Zulham Zamrun

Andai Persib Bandung membutuhkan outfield player (pemain selain kiper) dalam keadaan mendesak, Teja Paku Alam merekomendasikan Zulham Zamrun.
Zulham, ucapnya, bisa diandalkan di bawah mistar gawang. Hal itu berdasarkan pengalaman Teja kala masih membela Semen Padang dan menghadapi PSM Makassar di Liga 1 2019.
Ketika itu, dua kiper PSM, Rivky Mokodompit dan Hery Prasetyo, mengalami cedera di tengah pertandingan dan harus ditarik ke luar lapangan.
Sejak menit 81, gawang Juku Eja dikawal Zulham Zamrun yang berposisi asli sebagai gelandang sayap.
"Waktu itu dia tampil bagus, malah saya kaget Zulham jadi kiper," ujar Teja Paku Alam setelah latihan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Selasa (25/8/2020).
Kalau Persib Bandung mengalami yang hal sama dengan PSM itu, Teja Paku Alam "merekomendasikan" Zulham Zamrun menjadi kiper dadakan. (ferdyan adhy nugraha)