Kisah Dalang Muda asal Cianjur, dari Ngamen Kacapi di Punclut sampai Keliling Dunia dan Jadi Juara
Sibuk mengisi beragam penampilan, sampailah Kodrat pada pengalaman baru dalam hidupnya yang harus mengisi workshop di sebuah kampus di Washington
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Seli Andina Miranti
"Keliling Jawa Barat dan Banten, kadang seminggu lebih tampil bareng juga," kata Kodrat.
Sibuk mengisi beragam penampilan, sampailah Kodrat pada pengalaman baru dalam hidupnya yang harus mengisi workshop di sebuah kampus di Washington. Ia mengajar para mahasiswa untuk menjadi tim kesenian wayang mulai dari gamelan sampai memberi tata cara bagaimana menjadi dalang.
Selama tiga bulan ia berada di Amerika lalu mengikuti semacam kontes juga di sana. Kodrat pun menjadi penyaji terbaik dan membawa nama Cianjur di Amerika.
"Saya sempat mendatangi bupati dan memperlihatkan apa yang telah saya lakukan di Amerika, beberapa sertifikat juga saya perlihatkan," katanya.
Kodrat mengatakan, selain ke Amerika, ia juga diundang ke Cina, dan ke Turki untuk kegiatan yang sama.
Kodrat merasa terenyuh ketika mengunjungi museum di Amerika. Di tempat tersebut ia melihat sebuah wayang dan di bawahnya ada tulisan nama ayahnya Rd Endang Taryana asal Bojongpicung, Cianjur.
"Saya bertanya kepada penjaga museum siapa nama yang ada di bawah wayang tersebut, jawaban mereka adalah orang yang pertama datang ke Amerika dan mengenalkan wayang lalu menyimpan wayangnya di museum ini, begitu melihat fakta itu saya sangat bangga kepada almarhum ayah," katanya.
• VIDEO Kedai Kopi Dibobol Maling, Satu Unit Kamera yang Dicuri Kini Kembali Ke Tangan Pemiliknya
Tahun 2018 akhir, ia memutuskan untuk pulang ke Cianjur. Setelah almarhum ayahnya meninggal ia meneruskan memimpin padepokan mengajar seni di Bojongpicung.
Kodrat mengatakan, menjalani hidup menjadi seorang dalang wayang golek sudah menjadi takdir hidupnya. Ia menjalaninya dengan sepenuh hati melanjutkan cita-cita sang ayah mempertahankan warisan seni Sunda yang tak sembarangan orang bisa.
"Tak mudah menjadi dalang, ayah saya pun harus melihat perjuangan saya dulu baru ia yakin," kata Kodrat.
Kodrat sempat teringat jika sang dalang tak cukup dengan satu guru dan satu pengalaman. Kodrat mengatakan, saat kecil ia sempat melihat Abah Asep Sunandar Sunarya juga berada di padepokan Giri Loka milik ayahnya.
"Abah Asep Sunandar Sunarya dulu di sini juga," kata Kodrat.
Kodrat beharap generasi saat ini banyak yang meneruskan belajar seni.
"Jangan kalah sama orang Amerika, mereka sangat antusias semangat belajar wayang golek, semoga kepulangan saya ke Cianjur membawa harapan baru," kata Kodrat.
• Pengalaman Joe Taslim Syuting Swordsman dan Tinggal di Korea Selatan hingga Foto dengan Jang Hyuk