Pelepasliaran si Abah Diiringi Bunyi Kentongan Bertalu-talu, Ini Maknanya

Prosesi pelepasliaran si Abah –-macan tutul penguasa Gunung Sawal-- Selasa (25/8/2020) siang berlangsung dalam suatu seremoni di dalam hutan.

Penulis: Andri M Dani | Editor: Giri
Istimewa/Dok BKSDA Wilayah III Jabar di Ciamis
Si Abah sebelum dilepasliarkan di kawasan hutan Gunung Sawal di Blok Pojok Dusun Pasir Tonggoh, Desa Pasir Tamiang, Kecamatan Cihaurbeuti, Ciamis, Selasa (25/8/2020). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Andri M Dani

TRIBUNJABAR.ID, CIAMIS - Prosesi pelepasliaran si Abah –-macan tutul penguasa Gunung Sawal-- Selasa (25/8/2020) siang berlangsung dalam suatu seremoni di dalam hutan. Acara itu d ihadiri para pejabat, TNI/Polri, akademisi, pencinta lingkungan, warga dan kader konservasi.

“Ada sekitar 40 orang kader konservasi yang ikut melepasliarkan si Abah tadi siang,” ujar Ilham Purwa, Koordinator Kader Konservasi Ciamis, kepada Tribun, Selasa  (25/8).

Si Abah dilepasliarkan di kawasan hutan Gunung Sawal di Blok Pojok Dusun Pasir Tonggoh, Desa Pasir Tamiang, Kecamatan Cihaurbeuti, Ciamis, Selasa (25/8) sekitar pukul 10.00 siang. Di lokasi sekitar 10 kilometer dari pemukiman warga dan harus ditempuh berjalan kaki sejauh 3 kilometer.

“Lokasi pelepasliaran si Abah tadi siang jauh lebih datar. Tidak seperti tahun 2018, medannya sulit, terjal berbukit. Lokasi yang tadi siang agak mudah dijangkau, meski harus jalan kaki sejauh 3 kilometer,” katanya.

Penarikan tali saat pelepasliaran si Abah, macan tutul di Gunung Sawal, Selasa (25/8/2020).
Penarikan tali saat pelepasliaran si Abah, macan tutul di Gunung Sawal, Selasa (25/8/2020). (Istimewa/Dok BKSDA Wilayah III Jabar di Ciamis)

Tahun 2018, si Abah juga pernah dilepasliarkan di dusun yang sama tapi lokasi berbeda.

Waktu itu si Abah masuk perangkap yang dipasang warga di Blok Cilumpang Desa Cikupa Kecamatan Lumbung, Ciamis.

Kemudian si Abah dilepasliarkan dari Desa Pasir Tamiang, masuk ke habitatnya di Gunung Sawal.

Tapi Kamis (25/6) pukul 06.00, dua bulan lalu, si Abah kembali masuk perangkap yang dipasang warga di Blok Cilumpang Desa Cikupa, Kecamatan Lumbung.

Setelah menjalani masa rehabilitasi di Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoo) selama dua bulan, Selasa (25/8/2020) sekitar pukul 10.00 si Abah kembali dilepasliarkan ke habitatnya di hutan Gunung Sawal.

Tepat pukul 10.00, tali untuk membuka pintu kandang berisi si Abah ditarik ramai-ramai.

Ketika pintu karangkeng membuka, si Abah dengan sigap berlari keluar bergerak cepat melintas lorong jalur yang sudah disiapkan untuk si Abah terus berlari ke rimbunan hutan.

“Tak lama setelah Abah keluar dari karangkeng, kentongan dibunyikan, dipukul-pukul secara bersamaan. Ada delapan kentongan yang disiapkan,” ujar Ilham Purwa.

Memantaunya Tak Mudah, Semua Pemain Persib Bandung Sudah Diedukasi Mengenai Asupan Makanan

Pukulan atau tetabuhan dari kentongan tersebut, menurut Ilham, merupakan kearifan lokal, cara nenek moyang di sekitar Gunung Sawal untuk mengusir atau menghalau macan tutul yang turun gunung masuk kampung kembali ke hutan. Tetabuhan dari kentongan juga pertanda bahaya.

“Dengan bunyi kentongan tadi, si Abah akan terus berlari kencang masuk hutan,” katanya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved