Kisah Amrizal Salayan, Pematung yang Nyaris Gagal Kuliah di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB

AMRIZAL Salayan adalah sosok yang mau bekerja keras dan pantang menyerah. Dia mengalami hampir gagal kuliah di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB.

TRIBUN JABAR/KEMAL SETIA PERMANA
Pematung Amrizal Salayan dan patung-patungnya di Studio Amrizal Salayan di Jalan Awiligar Utara 2, Cimenyan, Kabupaten Bandung. 

Beberapa patung pahlawan nasional menghiasi sebuah tempat di Jalan Awiligar Utara 2.

Patung-patung itu berdiri tegak di beberapa sudut. Bahkan ada tiga patung setinggi 7,5 berdiri tegak di depan workshop itu.

Tempat itu merupakan studio milik Amrizal Salayan. Amrizal adalah pematung yang membuat patung-patung para pahlawan dan tokoh nasional Indonesia.

"Patung-patung ini adalah masternya, masih berbentuk gif. Hasil yang sebenarnya tentunya bukan seperti ini dan sudah ditempatkan di tempat sesuai pemesanannya," kata Amrizal kepada Tribun Jabar di Studio Amrizal Salayan di Jalan Awiligar Utara 2, belum lama ini.

Karya-karya Amrizal tersebar di penjuru Tanah Air. Patung-patungnya menghiasi berbagai tempat seperti di jalan raya, taman, lembaga pemerintahan, swasta, dan tempat lainnya.

Di Kota Bandung, karya Amrizal banyak tersebar, beberapa di antaranya adalah patung Jenderal Sudirman di Seskoad dan patung Laskar Wanita di Viaduk.

Neymar Menangis Gagal Bawa Paris Saint-Germain Kalahkan Bayern Munchen di Final Liga Champions

Patung-patung pahlawan nasional lainnya karya dia bertebaran di Jakarta seperti patung para Pahlwan Revolusi (Gedung Dephan), Jenderal Sudirman (Jalan Jenderal Sudirman), Sukarno-Hatta (Cengkareng), Urip Sumohardjo (Dephan), J Leimena dan Siwabessy (Maluku), Sukarno-Hatta (Monumen Papua Nugini), dan masih banyak.

Di balik kehebatan patung-patung yang berdiri tegak memberikan kharisma dan sejarah yang begitu dalam, terdapat sosok pencipta patung yang sangat sederhana dan ramah.

Amrizal Salayan, sang kreator patung-patung itu, merupakan sosok sederhana. Kesederhanaannya merupakan garis hidup yang dia tempuh dari kota kelahiran di Bukittinggi Sumatra Barat hingga ke Bandung hingga saat ini.

"Sejak kecil hidup saya prihatin, saya sudah menjadi anak yatim sejak kelas 3 sekolah dasar," kata Amrizal.

Berkat kerja keras dan keinginan untuk mau maju yang mendorong Amrizal mampu menjadi orang seperti saat ini.

Dari pemikiran dan rancangan tangan pria kelahiran 8 Oktober 1958 itu, telah lahir banyak sekali mahakarya. Tidak hanya patung, ornamen-ornamen lain banyak menginspirasi para seniman-seniman muda. Bahkan menginspirasi banyak kalangan awam.

Reaksi Thomas Tuchel Setelah Paris Saint-Germain Dikalahkan Bayern Munchen di Final Liga Champions

Studio Amrizal berada di kawasan asri. Tempatnya berhimpitan dengan rumah-rumah penduduk di sekitarnya. Studio ini tidak pernah tertutup, pintunya terbuka untuk para tamu terlebih untuk para tetangganya.

Bahkan saking terbukanya, Amrizal selalu memperbolehkan anak-anak warga sekitar bermain di halaman rumahnya, dengan syarat, tidak boleh berkata kasar dan harus bicara lembut dengan tatakrama dan sopan santun.

Tak hanya itu, selain memperbolehkan anak-anak bermain halaman rumahnya, Amrizal juga memperbolehkan murid-murid sekolah dasar belajar di halaman rumahnya.

"Jika ada kunjungan guru ke rumah murid, mereka bisa berkumpul bareng-bareng di sini," ujar Amrizal. (kemal setia permana)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved