Ibunda TKI yang Tewas di Taiwan Menangis Berhari-hari, Berontak Ingin Langsung Buka Peti Jenazah

Kematian AH (28), TKI asal Indramayu yang bekerja di Taiwan masih meninggalkan misteri.

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Ravianto
handhika rahman/tribunjabar
Suasana rumah duka Pekerja Migran Indonesia (PMI) berinisial AH (28) warga Desa Pawidean, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu yang meninggal di kamar messnya di Taiwan, Sabtu (22/8/2020) malam. 

Membelikan truk untuk bapak merupakan cita-cita AH.

"Almarhum ini punya cita-cita, tujuan dia sebelum berangkat ingin beli truk buat bapak dan buat dianya sendiri untuk usaha, selama ini kan pakainya truk punya keluarga," ujarnya.

Hal ini tidak terlepas dari keseharian AH sebelum berangkat ke luar negeri yang selalu membantu orang tuanya dengan menjadi kenek truk bapaknya tersebut memuat material kepada konsumen.

"Tapi sebelum cita-citanya terwujud, almarhum sudah keburu meninggal," ujar Saprudin Arip.

Sebelum meninggal, AH sempat berkomunikasi dengan adiknya.

Meninggalnya AH sangat mendadak, padahal sehari sebelum meninggal ia masih dalam keadaan sehat dan tak ada gejala sakit apapun.

ilustrasi TKI
ilustrasi TKI (Kompas.com/Ericssen)

"Berdasarkan informasi yang saya dengar dari adik almarhum. Almarhum ini meninggal gak tahu penyebabnya apa," ujar dia kepada Tribuncirebon.com saat ditemui di rumah duka, Sabtu (22/8/2020) malam.

Masih menurut keterangan adik almarhum yang juga bekerja di Taiwan tersebut, ia mengaku masih sempat bertukar kabar melalui sambungan seluler dengan kakaknya itu pada malam sebelum dikabarkan meninggal dunia.

Obrolan keduanya juga tak ada yang mengarah pada kejadian tersebut

"Saya tanya ada keluhan tidak, Seperti sakit kepala, sesak dada atau bagaimana? Jawaban si adik bilang gak ada," ujarnya.

Adapun kata terakhir yang disampaikan AH kepada adiknya pada malam itu hanya pamit hendak tidur duluan.

"Ketika sudah larut si almarhum pamit, udahlah besok saya mau nguli (kerja) bahasanya tuh," ujar Saprudin Arip menirukan percakapan AH kepada adiknya.

Besok harinya saat hendak memasuki jam masuk kerja, AH justru ditemukan dalam kondisi meninggal dunia oleh rekan sesama kerjanya.

Ia meninggal dengan keadaan telungkup di lantai sebelah tempat tidur.

Ilustrasi TKI
Ilustrasi TKI (Tribunbanyumas.com)

"Posisinya telungkup tangannya juga nyilang di dada, terus mukanya juga tampak kehitaman dan ada darah keluar dari hidung juga mulut, tapi kalau tanda-tanda kekerasan katanya tidak ada," ujarnya.

Keluarga berharap, hasil otopsi yang dilakukan polisi pada 18 Agustus 2020 kemarin segera diketahui. Polisi menyebut hasil itu baru bisa keluar 3 bulan pasca-otopsi.

Kini, jenazah sudah tiba di rumah duka dan rencananya akan dimakamkan besok pagi.

"Insya Allah besok pagi di pemakaman Buyut Jati Lawang biar bersama embah-embahnya," ujar dia.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved