Kata-kata Pembangkit Semangat dari Soekarno dan Mohammad Hatta, Bagikan di Momen HUT ke-75 RI Ini
Di momen HUT ke-75 Indonesia ini, kita bisa mengirimkan kata-kata atau kutipan dari Bapak Bangsa Soekarno dan Mohammad Hatta.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Widia Lestari
"Malahan kita berada pada permulaan perjuangan yang jauh lebih berat dan lebih mulia, yaitu perjuangan untuk mencapai kemerdekaan daripada segala macam penindasan."
"Filosofi meluaskan pandangan serta mempertajam pikiran, sekaligus berguna untuk menerangkan pikiran dan penetapan hati."
"Memang benar pepatah Jerman: 'Der Mensch ist, war es iszt', artinya: 'sikap manusia sepadan dengan caranya ia mendapat makan'."
"Untuk mencapai cita-cita yang tinggi, manusia (pahlawan) melepaskan nyawanya pada tiang gantungan, mati dalam pembuangan, tetapi senantiasa menyimpan dalam hatinya luka wajah tanah air yang duka."
• Rasa Haru Kasat Lantas Polres Cimahi Usai Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
"Pemimpin sejati adalah pemimpin yang sanggup menyediakan penggantinya."
"Maka dengan tercapainya penyerahan kedaulatan, perjuangan belum selesai."
"Membaca tanpa merenungkan adalah bagaikan makan tanpa dicerna."
"Selama dengan buku, kalian boleh memenjarakanku di mana saja, karena dengan buku, aku merasa bebas."
"Hari siang bukan karena ayam berkokok, akan tetapi ayam berkokok karena hari mulai siang. Begitu juga dengan pergerakan rakyat. Pergerakan rakyat timbul bukan karena pemimpin bersuara, tetapi pemimpin bersuara karena ada pergerakan."
"Kita dapat mengukur keberadaan kita terhadap Allah dengan kepekaan kita terhadap penderitaan dan kesusahan orang lain."

"Betul, banyak orang yang bertukar haluan karena penghidupan, istimewa dalam tanah jajahan dimana semangat terlalu tertindas, tetapi pemimpin yang suci senantiasa terjauh daripada godaan iblis itu."
"Biarlah pengalaman masa lalu kita menjadi tonggak petunjuk, dan bukan tonggak yang membelenggu kita."
"Aku rela dipenjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas."
"Indonesia merdeka bukan tujuan akhir kita. Indonesia merdeka hanya syarat untuk bisa mencapai kebahagiaan dan kemakmuran rakyat."
"Berpuluh-puluh pemimpin kita yang meringkuk dalam bui sengsara dalam pembuangan di Boven Digul, dengan tiada mempunyai pengharapan akan kembali lagi. Berapakah diantara saudara-saudara yang masih kenal akan nama-nama mereka?"