Kisah Calon Dokter, Ketakutan Didatangi Kajari Majalengka, Dihadiahi Laptop untuk Belajar Daring
NINDYA Khaerunisa (19) benar-benar tak menyangka akan didatangi Kepala Kejaksaan Negeri Majalengka, Dede Sutisna.
NINDYA Khaerunisa (19) benar-benar tak menyangka akan didatangi Kepala Kejaksaan Negeri Majalengka, Dede Sutisna. Tak hanya bingung, kedatangan Kajari bersama para petugas juga membuat Nindya ketakutan. Ia khawatir sesuatu yang buruk terjadi.
NAMUN kebingungan dan ketakutan itu seketika berubah menjadi rasa haru sekaligus gembira.
Kedatangan Kajari Dede Sutisna ke rumah orang tuanya di Blok Mananti, Desa Margajaya, Kecamatan Lemahsugih, ternyata sama sekali tak terkait dengan kasus hukum.
Kajari datang untuk memberikan sebuah laptop baru, sesuatu yang sudah bertahun-tahun ini sangat ia butuhkan.
Di rumahnya, Nindya tinggal bersama ibunya, Yati Sumiati (40). Ayahnya, Suhenda (47), tak sedang di rumah. Sehari-hari Suhenda berjualan siomay di Jakarta.
Kendati hidup dalam keterbatasan ekonomi, Nindya tumbuh menjadi anak yang pintar dan berprestasi.
Ia lulusan terbaik dari sekolah favorit SMAN 1 Majalengka tahun 2018.
Lepas SMA, Nindya melanjutkan ke Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) melalui jalur beasiswa dan kini sudah di semester tiga.
Sambil menangis, Nindya mengaku sangat senang dengan bantuan yang diberikan oleh Kajari.
Peralatan itu, ujarnya, sangat ia butuhkan, terlebih beberapa bulan ini saat kuliah harus dilakukan secara daring karena pandemi Covid-19.
"Alhamdulillah, meski dalam keterbatasan, saya memiliki Allah Swt yang selalu ada. Selama ini saya selalu dimudahkan dalam mencapai cita-cita sebagai dokter. Saya ingin sekali membahagiakan kedua orang tua," ujar Nindya.
Berkali-kali Nindya juga mengucapkan terima kasihnya kepada Kajari yang telah memedulikannya.
"Bantuan yang Bapak berikan ini akan sangat membantu buat kuliah daring saya," kata Nindya.
Kajari Majalengka, Dede Sutisna, mengatakan kondisi ekonomi Nindya ia ketahui dari seorang pegawai Kejari Majalengka yang kebetulan sesama alumni SMAN 1 Majalengka.
• Susul Gedung Sate, Gedung DPRD Jabar Di-lockdown 14 Hari Kerja, Ada 37 Orang Positif Covid-19
"Karena, Bapak Nindya ini hanya seorang pedagang siomay di Jakarta, sedangkan ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga. Jadi mereka sudah tak sanggup lagi untuk membeli laptop. Padahal, saat ini kuliahnya secara daring," ujar Kajari.
Mendapat informasi itu, Kajari pun mengajak semua pegawai Kejari Majalengka untuk iuran membelikan laptop, perlengkapan kuliah, dan lain-lain.
"Semoga bantuan yang kami berikan ini bermanfaat. Kami berharap Nindya tetap menjadi anak yang berprestasi dan dapat menggapai cita-citanya sebagai dokter," ujarnya.
• Calon Mahasiswa Harus Unggah Dokumen, Perhatikan Jadwal Daftar Ulang
Kegembiraan juga diungkapkan Yati Sumiati. Ia mengatakan, memiliki anak seperti Nindya adalah kebahagiaan yang tidak terkira. Itu sebabnya, ketika Nindya diterima di Kedoktteran Unpad, kegembiraanya sebagai orang tua sulit untuk dikatakan.
Namun, di sela kebahagiaan itu, terselip juga kekhawatirannya.
"Saya ketakutan kalau kuliahnya tidak sampai tuntas karena terkendala biaya," ujar Yati.
• ITB Catat Nilai UTBK Soshum Tertinggi, Unpad Masuk 3 Besar PTN dengan Peminat Paling Banyak.
Beruntung, selama ini anaknya tidak harus membayar sepersen pun untuk biaya perkuliahan karena mendapat beasiswa Bidikmisi.
Hanya, untuk kesehariannya, Nindya masih menggantungkan diri dari kiriman penghasilan bapaknya sebagai pedagang siomay.
"Untungnya sekarang dapat hadiah dari Kajari Majalengka. Alhamdulillah, sangat terbantu," ucapnya. (*)