ANOMALI, Saat Pandemi Covid-19 di Jawa Barat, Pembayar Pajak Kendaraan Bermotor Malah Meningkat
Di tengah pandemi Covid-19, pendapatan Jawa Barat dari pajak kendaraan bermotor kembali meningkat.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Di tengah pandemi Covid-19, pendapatan Jawa Barat dari pajak kendaraan bermotor kembali meningkat.
Hal ini disebabkan berbagai kemudahan pembayaran pajak sampai promosi yang gencar dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jawa Barat Hening Widiatmoko mengatakan hal ini sesuai laporan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kepada Presiden Joko Widodo yang menyatakan bahwa terjadi anomali animo warga membayar pajak kendaraan di Jawa Barat di tengah pandemi.
“Laporan Pak Gubernur soal animo kenaikan pendapatan sektor pajak di masa pandemi kepada Pak Presiden memang betul, ada tren positif, ada lonjakan, dan ini berkah buat kita,” katanya di Bandung, Rabu (12/8).
• Sebelum Bawa Kabur Honda CRV, Remaja Tanggung Ini Bawa Kabur Mobil Mantan Kapolda Jabar
Hening menjelaskan anomali bisa dilihat dari turun-naiknya angka realisasi pendapatan. Pada Januari-Maret, sebelum pandemi, katanya normalnya Jabar menerima pendapatan Rp 707 miliar, tetapi kemudian turun menjadi Rp 631 miliar.
Kemudian selama dua bulan, yakni pada April-Mei, pendapatan hanya mencapai Rp 470 miliar. Kemudian angkanya bertambah naik lagi di bulan Juni sampai Rp 643 miliar, kemudian pada Juli sudah menjadi Rp 738 miliar.
Menurutnya, masa pandemi Covid-19 pada April dan Mei lalu membuat pendapatan dari sektor Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) I dan II menurun tajam.
“Triwulan I 2020 itu masih aman tidak tergerus. Tapi mulai PSBB Bodebek di 15 April penurunan tajam terjadi, Bodebek itu kan kantong pendapatan kita yang gede-gede,” katanya.
Dia mencatat biasanya per hari pendapatan di kawasan itu bisa mencapai 0,25-0,30% dari target limbung menjadi hanya tinggal 0,16%. Ditambah PSBB Bandung Raya, maka pendapatan April-Mei tambah anjlok.
• Bocah 7 Tahun di Jampang Sukabumi Jatuh dari Sepeda dan Masuk Pembakaran Sampah, Luka Sekujur Tubuh
“Ada lagi faktor eksternal, Gaikindo ikut terpukul karena industri otomotif periode itu berhenti produksi, akibatnya penjualan kendaraan baru turun,” katanya.
Ketika relaksasi PSBB mulai berjalan Juni lalu, animo wajib pajak mulai bergerak naik. Hening menunjuk kemudahan pembayaran pajak lewat e-Samsat dan aplikasi Samsat Jebret menjadi salah satu faktor pendukung.
“Ditambah program triple untung bebas denda, instruksi Kapolri ada perpanjangan sampai akhir Juli. Program itu awalnya hanya sampai April kami perpanjang,” ujarnya.
Sejak Juni, pendapatan kembali pulih per harinya ke angka 0,30% dari target. Diskon pajak dan denda pajak pun kini diperpanjang hingga akhir tahun 2020.
“Kini kondisinya bahkan sudah mencapai 0,40%. Istimewa, masyarakat itu meski terdampak ekonomi, tetap mau membayar pajak,” katanya.
Kondisi yang mulai pulih ini menurut Hening juga selaras dengan instruksi Menteri Dalam Negeri agar daerah memberikan relaksasi pajak daerah pada masyarakat. Menurutnya, program pembebasan denda pajak hingga akhir tahun merupakan bentuk pemenuhan instruksi tersebut.
• Mandi di Sungai Depan Rumah, Munjis Tewas Diterkam Buaya, Dada dan Wajahnya Terluka
Bapenda Jabar mencatat semester I 2020 ini pendapatan daerah sudah mencapai 44% dari target dengan realisasi sebesar Rp 16,2 triliun. Sementara dari sektor pendapatan asli daerah sudah mencapai 42% dari target dengan realisasi Rp 8,9 triliun.
“Memang jangan dibandingkan secara year on year dengan 2019, tapi di masa pandemi seperti ini realisasi ini membuat kita lega,” katanya.
Sebelumnya, kepada Presiden Joko Widodo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melaporkan terjadi anomali pada pembayaran pajak kendaraan oleh masyarakat di Jawa Barat saat masa pandemi Covid-19.
“Ini ada anomali, yang bayar pajak mengalami kenaikan. Ini karena kita mempermudah pembayaran pajak lewat e-Samsat,” katanya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan terdapat tiga penggerak sektor ekonomi yang tumbuh di Provinsi Jabar saat pandemi Covid-19 merontokkan sektor ekonomi, yakni pertanian yang tumbuh sembilan persen, bidang logistik, informasi dan komunikasi, serta kesehatan.
"Ini menariknya ada tiga anomali penggerak ekonomi di Jabar yang tumbuh. Pertanian tumbuh sembilan persen, logistik tumbuh, infokom tumbuh, dan kesehatan juga tumbuh," kata gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini kepada Presiden Joko Widodo saat rapat koordinasi di Makodam III Siliwangi, Selasa (11/9).
• Korupsi Hingga Rugikan Negara Rp 168 Juta, Mantan Kuwu Wanakaya Indramayu Dijebloskan ke Penjara
Hal lain yang malah meningkat di luar prediksi adalah sektor pendapatan negara dari pajak kendaraan bermotor. Saat pandemi COVID-19, katanya, pajak kendaraan ini juga malah naik.
"Jadi saya melihat kalau urusan kita permudah untuk rakyat disiplin, pendapatan daerah naik dari sisi pajak. Karena full digital kita kasih kemudahan, jadi pajak naik," katanya.