Vaksin Corona yang Sedang Diuji Klinis Bio Farma dan Unpad Ditarget Beredar Januari 2021
Seperti diketahui, vaksin coronavac yang dikembangkan Sinovac dari China kini sedang diuji klinis oleh Bio Farma dan Universitas Padjadjaran/Unpad.
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Ravianto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nazmi Abdurahman
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito, menargetkan izin peredaran vaksin Covid-19 akan keluar Januari 2021.
Seperti diketahui, vaksin coronavac yang dikembangkan Sinovac dari China kini sedang diuji klinis oleh Bio Farma dan Universitas Padjadjaran/Unpad.
Saat ini, kata dia, tim peneliti dari BPOM ikut mengawal mulai dari protokolnya, uji klinis dan uji klinisnya.
"Sehingga nanti terjadi percepatan, pada saat nanti setelah selesai uji klinisnya, Desember atau Januari awal, kami segera bisa berproses evaluasi hasilnya, tapi tidak tiba-tiba, sekitar Januari itu juga sudah bisa kita keluarkan izin untuk peredaran dalam kondisi pandemi, jadi terap kita jamin aspek keamanan mutu dan efikasinya," ujar Penny saat ditemui di Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Unpad, Jalan Eyckman, Kota Bandung, Selasa (11/9/2020).
Menurutnya, aspek keamanan dan efikasinya sudah terlihat dalam tahap pertama dan kedua uji vaksin.
Sekarang, kata dia, tahap tiga dengan populasi yang lebih besar.
"Jadi Insya Allah nanti dengan pengalaman dari FK Unpad yang saya kira sudah berpengalaman, dan Bio Farma sudah terkemuka di dunia, bukan hanya di Indonesia saja," katanya.
Dikatakan Penny, untuk Universitas lain yang saat ini masih ikut mengembangkan vaksin diimbau agar tetap mengembangkan risetnya agar semakin banyak alternatif karena kebutuhan vaksin ini sangat besar.
"Ya, terus mengembangkan, kita kan bekerja sama dengan negara lain, tapi dalam waktu yang sama juga berbagai riset berkembang, ada di Universitas Airlangga, kemudian beberapa industri farmasi juga sudah mulai, jadi semakin banyak kesempatan kita untuk berbagai alternatif, kebutuhan vaksin sangat besar, kita akan berkompetisi," katanya.
Tahapan Pembuatan Vaksin Covid-19
Para peneliti di seluruh dunia tengah gencar membuat vaksin virus corona.
Dari total pengembangan vaksin terkumpul 27 vaksin yang sedang diuji coba pada manusia.
Termasuk Indonesia yang diproduksi dan difasilitasi Biofarma dan kolaborasi bersama Sinovac.
Uji coba keamanan vaksin telah diterapkan kepada manusia sejak bulan Maret.
• Sekolah Ini Kembali Menggelar Belajar Tatap Muka, Siswa Mengaku Senang Meski Ada Rasa Takut
Beberapa uji coba gagal, tetapi ada juga yang menunjukkan hasil merangsang sistem kekebalan antibodi yang efektif terhadap virus.
Lantas sudah sampai mana uji coba laboratorium vaksin virus corona ini berjalan?
Berikut ini tribunjabar.id rangkum tahapan uji coba vaksin virus corona, dilansir dari nytimes.com.
Pra klinis

Sebelum ke tahap pertama, dilakukan terlebih dahulu pengian pra klinis.
Proses pengujian vaksin ini yaitu pengujian kepada hewan.
Di antaranya tikus atau monyet.
Uji coba ini melihat bagaimana vaksin itu bekerja menghasilkan respon kekebalan tubuh pada hewan tersebut.
Proses tahap pertama ini sudah dilakukan di masing-masing pengembang vaksin.
Tahap I Uji Coba Keamanan
Setelah proses pengujian dipastikan berhasil pada hewan selanjutnya adalah fase I safety trial.
Tahap I ini para ilmuan uji coba vaksin dilakukan kepada manusia.
Namun pengujian dalam skala kecil untuk menguji keamanan dan dosis.
Tahap II Uji Coba Lanjutan
Selanjutnya, pengujian kepada manusia dilakukan dalam skala besar.
Ilmuwan akan memberikan vaksin kepada ratusan orang sebagai sample.
Adapun orang yang diberi vaksin dibagi dari beberapa kelompok.
Di antaranya kelompok anak-anak dan orangtua.
Uji coba ini lebih lanjut menguji keamanan vaksin dan kemampuannya merangsang sistem kekebalan.
• Ganasnya Gelombang II Pandemi Flu Spanyol 1918, 100 Juta Jiwa Tewas dalam 3 Tahun, Bisa Terulang?
Tahap III Uji Coba Kefektifan

Pada tahap ini, ilmuwan melakukan uji coba dalam skala lebih besar lagi.
Pengujian dilakukan melibatkan ribuan manusia untuk disuntik vaksin.
Pada fase ini juga ilmuwan menunggu berapa banyak yang terinfeksi dibanding yang mendapat efek plasebo.
Efek plasebo yaitu jenis obat yang tak mengandung zat aktif tetapi dapat memberikan efek yang positif pada tubuh.
Dari uji coba inilah hasil menentukan vaksin bekerja melindungi dari virus corona.
Sejauh ini, pada Juni lalu FDA (Badan pengawan obat dan makanan Amerika Serikat) menyarankan perbandingan tersebut.
FDA menyebut vaksin virus corona harus melindungi setidaknya 50 persen orang yang divaksinasi agar disebut efektif.
Tahap Gabungan
Perlu diketahui, untuk membuat vaksin biasanya membutuhkan penelitian selama bertahun-tahun.
Sebelum mencapai klinik, vaksin diuji coba dengan proses yang cukup panjang.
Namun karena keadaan darurat pandemi seperti yang terjadi ini, ada cara lain untuk mempercepat pengembangan vaksin.
Yaitu dilakukan penggabungan fase atau tahapan pengujian.
Seperti diketahui para peneliti di seluruh dunia sedang melakukan tahapan ini.
Beberapa vaksin virus corona sekarang dalam uji coba tahap I/II.
Seperti dijelaskan di atas, tahap ini diuji untuk pertama kalinya kepada ratusan orang.
• Ridwan Kamil Ungkap Alasan Ingin Jadi Relawan Uji Vaksin Covid-19 dari Tiongkok, Saat di Indramayu
Tahapan uji klinis vaksin virus corona di Indonesia
Beberapa waktu lalu, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat sekaligus Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengaku, ia siap menjadi relawan uji klinis vaksin virus corona yang diproduksi Biofarma dan Sinovac.
Ia juga mengatakan para pimpinan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jabar siap berpartisipasi menjadi relawan.
"Kami para pimpinan sedang merumuskan, jika tidak ada halangan dari unsur kesehatan pribadi, maka saya dan Forkopimda akan menjadi relawan untuk pengetesan vaksin (COVID-19)," ucap Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, dalam konferensi pers di Makodam III Siliwangi, Kota Bandung, Senin (3/8).
Hal ini ia lakukan sebagai inisiatif menjadi contoh bagi masyarakat.
Selain itu meyakinkan uji vaksin yang dilakukan oleh BUMN Biofarma akan berjalan lancar.
Ia melaporkan, hingga kini pendaftaran relawan vaksin sudah mencapai 500 orang dari total 1.600 orang yang dibutuhkan.
Untuk itu, Gubernur Jawa Barat itu gencar mengajak warga di usia 20 tahun hingga 59 tahun untuk turut serta menjadi relawan uji klinis vaksin virus corona.
Adapun proses uji klinis vaksin virus corona Biofarma dan Sinovac telah sampai fase 3.
Fase ini akan berjalan selama enam bulan atau hingga akhir 2020.
Jika berjalan lancar, rencananya vaksin Sinovac akan mendapat izin edar dan diproduksi massal di awal 2021.
Ridwan Kamil mengimbau, sementara menunggu tahapan uji klinis tersebut masyarakat diimbau memperhatikan protokol kesehatan.