Kekerasan Seksual Terhadap Anak di Sukabumi Marak, Ini Penyebabnya Menurut Arist Merdeka Sirait

Ketua Umum KPAI Arist Merdeka Sirait menilai terjadinya sejumlah kasus kejahatan seksual terhadap anak di Sukabumi dikibatkan terjadinya

Penulis: Fauzi Noviandi | Editor: Dedy Herdiana
Kontributor Kota Sukabumi/Fauzi Noviandi
Ketua Umum Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Arist Merdeka Sirait saat mengunjungi Mapolres Sukabumi, Rabu (5/8/2020). 

Laporan Kontributor Kota Sukabumi, Fauzi Noviandi.

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Ketua Umum Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Arist Merdeka Sirait menilai terjadinya sejumlah kasus kejahatan seksual terhadap anak di Sukabumi dikibatkan terjadinya pola asuh anak yang salah dalam ketahanan keluarga. 

Sehingga wilayah Kabupaten dan Kota Sukabumi masuk dalam zona merah kekerasan seksual terhadap anak di Indonesia.

"Terjadinya sejumlah kekerasan terhapa anak diwilayah Sukabumi karena adanya prilaku sosial, dalam arti konteks ketahanan keluarga dalam mengasuh anak yang salah," kata Merdeka Sirait saat mengunjungi Mapolres Sukabumi Kota pada wartawan, Rabu, (5/8/2020).

Mapolres Sukabumi Kota Dirikan Posko Pengaduan Korban Arisan Bodong Cianjur

Tidak hanya adanya pola asuh anak yang salah namun lanjut dia, kepedulian keluarga dan lingkungan sekitar terhadap korban pun kurang. Sehingga pemahaman dalam menerapkan pola asuk anak yang harus segera dibenar.

"Saya kira menempatkan pola asuh anak itu yang harus benar, jadi pemahaman tentang bagaiman rumah harus terus beribadah, rumah harus bersahabat, tetapi disini tidak ada, sehingga muncul adanya kekerasa terhadap anak," jelasnya.

VIDEO-HEBOH Video Pembaptisan Ibu-ibu Berhijab di Cikidang Sukabumi, Camat: Hoaks

Menurutnya, kekerasan seksual terhadap anak bukan terjadi karena adanya faktor kekurangan ekonomi. Tetapi kemiskinan itu hanya memperkuat prilaku para pelaku kekerasan seksual terhadap anak

"Bukan karena faktor ekonomi yang atas adanya kekerasan terhdap anak, itu hanya sebagai penggiring saja. Potensi korban menjadi pelaku dikemudian hari akan sangat besar terjadi apabila mereka tidak dilakukan terapi, karena sebagian besar para pelaku kekerasa adalah korban kekerasan juga sebelumnya," katanya 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved