Air Panas Itu Muncul dari Dalam Bebatuan di Gunung Tikukur, Masih Misteri karena Bukan Gunung Api
Mata air panas muncul dari dalam bebatuan Gunung Tikukur tepatnya di Gunung Tikukur, Kampung Cipanas
Penulis: Syarif Pulloh Anwari | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Pulloh Anwari
TRIBUNJABAR.ID, CIPATAT - Mata air panas muncul dari dalam bebatuan Gunung Tikukur tepatnya di Gunung Tikukur, Kampung Cipanas, Desa Rajamandala, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat yang hingga kini masih misteri keberadaannya.
Banyak peneliti sudah beberapa kali mengunjungi lokasi keberadaan air panas tersebut untuk bahan penelitian.
Menurut warga setempat Supiatin (47), penelitian tersebut juga belum banyak mengetahui sumber air panas tersebut berasal dari mana.
"Banyak peneliti yang datang kesini. Bebatuan dan sumber air panas juga diteliti, tapi masih misteri karena itu rahasia alam," ujar Supiatin di lokasi, Minggu (2/8/2020).
• Puncak Arus Balik Idul Adha, Jalur Pantura Indramayu Padat Merayap
Namun dikatakan Supiatin, kebaradaan air panas yang tak tahu berasal dari mana itu sebagai penanda atau dimaknai untuk rezeki masyarakat.
Kini sumber air panas itu, dijadikan lokasi pemandian bagi masyarakat luar kampung itu untuk berobat berbagai penyakit seperti penyakit kulit dan stroke.
"Alhamdulillah, ya air panas ini sebagai perantara saja, dan sudah ada khasiatnya bisa sembuh penyakit gatal-gatal, jadi tempat pengobatan untuk warga luar," ucapnya.
Soal akses, lokasi Pemandian Cipanas Rajamandala ini, letaknya masuk ke kawasan PLTA Saguling. Sekitar dua kilometer dari gerbang PLTA Saguling, keberadaan air panas itu di sebelah kiri.
• Mudahnya Membuat 2 Menu Favorit Berbahan Daging Sapi Ini di Rumah
Dari gapura pintu masuk air panas itu sekitar 500 meteran melewati warung-warung dan pemandian.
Saat Tribun Jabar berkesempatan melihat sumber air panas itu ditutup selember seng oleh warga sekitar.
Ketua RW 1, Sulayro (63) memperlihatkan kondisi sumber mata air cipanas itu, yang hingga kini, warga sekitar pun tak tahu asal muasal munculnya air panas tersebut.
Sumber air panas itu berada di atas dua pohon yakni pohon randu dan pohon beringin.
Bebatuan karang pun terlihat di lokasi kawasan pemandian air panas tersebut.
Sulayro mengatakan ia pun masih bingung keberadaan air panas itu, lantaran Gunung Tikukur bukan gunung berapi.
"Ya kan gunung Tikukur ini katanya bukan gunung aktif atau gunung berapi, tapi kuasa Pencipta bisa ada sumber air panas itu, " jelasnya
Supiatin menambahkan ia yang asli warga sini, sempat merasakan tradisi sekitar lokasi sumber air panas yang sering datang kesini selalu melakukan ritual memberikan sesajen dan tradisi lempar koin kedalam sumber mata air panas tersebut.
• Berwisata Boleh tapi Polisi Minta Warga Jangan Pakai Mobil Pikap, Risiko Kecelakaan Tinggi
"Yang warga yang ingin berendam disini selalu nginep, sebelum akses nya sudah bagus seperti ini, jadi harus nginep tapi harinya harus ganjil, terus tradisi itu sekarang enggak ada karena faktor modernisasi, " jelasnya.
Sementara itu, juga warga berniat ingin berendam di air panas Rajamandala ini tiket masuk sebesar Rp 2000 dan harga parkir motor Rp 1000.
Kini sumber air panas itu sebagai mata pencaharian warga sekitar.