Hanya Empat Orang yang Tahu, Operasi Penangkapan Djoko Tjandra Dirancang Sejak 20 Juli
Menurut Listyo, Djoko dicokok polisi di salah satu apartemen miliknya, di Malaysia, yang menjadi lokasi persembunyian dia selama ini.
Buron kasus cessie Bank Bali Djoko Sugiarto Tjandra akhirnya ditangkapBareskrim Polri, di Malaysia, Kamis (30/7). Ia ditangkap setelah Polri bekerja sama dengan Polis Diraja Malaysia (PDRM). Penangkapan Djoko dipimpin Kabareskrim Polri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo.
Menurut Listyo, Djoko dicokok polisi di salah satu apartemen miliknya, di Malaysia, yang menjadi lokasi persembunyian dia selama ini.
Djoko langsung dibawa pulang ke Indonesia menggunakan pesawat jenis Embraer Legacy 600 dengan nomor registrasi PK-RJP. Rombongan polisi yang menjemput Djoko tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (30/7) malam, sekitar pukul 22.48 WIB.
Menko Polhukam Mahfud MD mengaku tidak kaget buron selama 11 tahun itu tertangkap. Mahfud bahkan mengaku sebelumnya tahu Djoko akan ditanglap. Menurut Mahfud, penangkapan Djoko dirancang sejak 20 Juli 2020,
"Saat itu saya mengadakan rapat lintas kementerian dan aparat penegak hukum untuk buat rencana penangkapan. Kabareskrim datang ke kantor saya melapor, polisi siap melakukan langkah-langkah dan sudah punya skenario yang harus dirahasiakan” kata Mahfud, di Jakarta, Jumat (31/7).
Mahfud mengatakan selain dia, pihak yang tahu skenario penangkapan Djoko adalah Presiden Joko Widodo, Kapolri Jenderal Idham Azis, dan Kabareskrim.
Mahfud enggan membeberkan skenario yang disepakati bersama Komjen Listyo. Namun, kata Mahfud, dia optimistis penangkapan akan sukses setelah melihat keseriusan Kabareskrim.
"Soal skenario itu saya sepakat dengan Bareskrim untuk tidak kasih tahu ke masyarakat. Waktu itu pokoknya operasi jalan dan berhasil. Jadi saya tahu detailnya, itu tanggal 20, mau ketemu siapa, gimana nangkapnya, sehingga sejak siang tanggal 20 saya anggap tugas saya 90 persen selesai," katanya.
Kapolri Jenderal Pol Idham Azis menyatakan penangkapan Djoko merupakan bentuk komitmen Polri untuk menangkap koruptor buron. Idham juga menegaskan Polri tak akan pandang bulu dan akan menyeret ke penjara orang-orang yang membantu pelarian Djoko.
”Ini bentuk komitmen kami. Kami akan transparan, objektif, untuk mengusut tuntas apa yang terjadi," kata Idham, di Mabes Polrim Jakarta, siang kemarin.
Idham mengatakan penangkapan Djoko yang berawal dari pernytaan Presiden yang meminta buron kakap itu ditangkap. Berdasarkan perintah Presiden. Ujar Idham, Polri membentuk tim kecil memburu Djoko. “Perintah itu kemudian kami laksanakan. Kami bentuk tim kecil karena infonya yang bersangkutan berada di Malaysia," ujarnya.
Idahm mengapresiasi kinerja anak buahnya dalam proses penangkapan Djoko. Menurut Idham, tim yang dipimpin Kabareskrim itu bekerja sangat baik. "Djoko Tjandra ini memang licik dan sangat pandai. Dia kerap berpindah-pindah tempat. Tapi, alhamdulilah berkat kesabaran dan kerja keras tim, Djoko Tjandra diamankan," katanya.
Idham memberi garansi proses hukum terhadap Djoko akan dilakukan transparan dan tak akan ditutupi bagi publik. "Proses hukum Djoko Tjandra akan terus dikawal. Terbuka dan transparan serta tidak akan ditutup-tutupi," kata Idham.
Idham juga mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait proses hukum yang akan dijalani Djoko. “Tentu ada proses di kejaksaan yang tentu akan ditindaklanjuti. Kami juga akan berkoordinasi dengan KPK,” ujar Idham.
Mahfud MD mengatakan proses hukum Djoko akan diserahkan ke Mahkamah Agung. Dengan diserahkan ke MA, kata Mahfud, dia bersama Presiden, polisi, serta jaksa tidak bisa ikut campur dalam proses penyelidikan dan penyidikan. "Ini ranah MA. Pengawasan masyarakat dan pelototan masyarakat sekarang sangat efektif untuk mengawasi dunia peradilan," ujarnya.****