Misteri Kamatian Editor Metro TV Keluarga Sodorkan Bukti Orang Pintar, Ini Kata Polisi
Polisi sudah mengungkap hasil penyelidikan kasus kematian editor Metro TV Yodi Prabowo (26).
"Beberapa hari yang lalu (waktu pembelian), kemudian dicek CCTV-nya dan didapatkan fakta bahwa yang membeli pisau itu adalah korban sendiri," kata Tubagus.
Tubagus menguraikan, pisau tersebut memiliki merek khusus yang hanya dijual di toko ritel tempat penyidik menemukan rekaman CCTV pembelian oleh korban tersebut.
"Kemudian penyidik melakukan penelusuran dari mana datangnya pisau ini. Yang menjual hanya toko ini (Ace Hardware)," kata dia.
Dia pun memerincikan, hanya ada satu pisau merek tersebut yang laku terjual dalam kurun waktu seminggu sebelum kejadian.
Hal itu memudahkan penyidik untuk memeriksa rekaman CCTV terjualnya pisau itu. Setelah rekaman CCTV diperiksa, ditemukan visual korban masih mengenakan pakaian yang sama saat mayatnya ditemukan pada 10 Juli lalu.
"Jadi pisau itu sebagai alat (melukai) dibeli sendiri. Apa buktinya, CCTV, bon struk, sampai ke tempat parkir ada. Bagaimana dia masuk dan keluar," jelas Tubagus sembari memperlihatkan hasil tangkapan layar rekaman CCTV kepada awak media.
Polisi meyakini bahwa Yodi mendatangi toko ritel itu dengan keinginan hanya untuk membeli pisau.
Hal itu, kata Tubagus, dibuktikan dari rentetan masuk Yodi masuk hingga ke luar toko yang hanya berkisar delapan menit.
Kemudian, dia berdiam sejenak di tempat itu selama kurang lebih dua menit sebelum akhirnya mendatangi kasir untuk melakukan pembayaran.
"Artinya, hanya satu yang dia cari di toko itu, yaitu pisau," ujarnya.
Sebagai informasi, saat jasad Yodi ditemukan, dia dalam keadaan telungkup dengan bersimbah darah di sekitar tubuhnya.
Pisau itu kemudian ditemukan berada di bawah tubuh editor video itu yang telungkup. Diduga kuat, alat tersebut digunakan untuk melukai korban hingga akhirnya meninggal.
Di sisi lain, dari hasil pemeriksan laboratorium forensik, polisi mendapati hanya terdapat sidik jari korban di pisau itu.
"Kami berkesimpulan diduga kuat yang bersangkutan (Yodi Prabowo) bunuh diri," kata Tubagus.
Penyidik belum dapat menyimpulkan secara lugas ihwal motif dari korban melakukan tindakan tersebut. Hanya saja, diduga kuat korban mengalami depresi.

Beberapa bukti pendukung yang didapatkan misalnya, bahwa selama penyidikan polisi menemukan ada transaksi pembayaran yang dilakukan korban di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta untuk pemeriksaan kesehatan dengan dokter ahli penyakit kelamin dan kulit.
Kemudian, setelah melakukan konsultasi dokter, korban melanjutkan pemeriksaan dengan melakukan pengetesan penyakit human immunodeficiency viruses (HIV).