Janda di Jampangtengah Sukabumi Ini Buat Gaplek, Penjualannya Sudah Sampai ke China

Di tengah pandemi virus corona, tak membuat Sulusiani (55) seorang janda dari Kampung Simpang Sindu Agung

Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Ichsan
istimewa
Sulusiani, Janda pembuat Gaplek asal Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, penjualan sampai ke China 

Laporan Kontributor Kabupaten Sukabumi, M Rizal Jalaludin

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Di tengah pandemi virus corona, tak membuat Sulusiani (55) seorang janda dari Kampung Simpang Sindu Agung, Desa Bojongjengkol, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat putus asa.

Sulusiani terus berusaha dengan membuat gaplek sebagai pekerjaan untuk menghasilkan uang.

Ia menjelaskan, gaplek yang dibuatnya merupakan pakan sapi, tidak untuk dikonsumsi oleh manusia.

Namun, sekedar informasi, bahwa gaplek terdapat dua macam, ada yang bisa diolah untuk camilan manusia ada yang tidak.

Yang bisa dibuat olahan camilan atau makanan manusia itu merupakan ubi singkong yang disatukan dengan tepung dan kelapa.

Suami Beli Sapi dan Motor Pakai Dana Bantuan Berobat Istrinya Sakit Kanker, Sebut Tak Terima Bantuan

Sedangkan, Sulusiani membuat gaplek hanya untuk pakan sapi, bukan untuk dikonsumsi manusia.

"Gaplek itu dari singkong, dikupas, ada yang diambil kulitnya, ada yang sama singkongnya. Setelah dikupas, diambil kulitnya itu di puput selama sekitar 4 hari. Terus dijemur sampai kering. Yang bisa dimakan sama orang itu yang campur terigu, ini saya buat untuk pakan sapi," ujar Sulusiani kepada Tribunjabar.id melalui sambungan telepon, Senin (20/7/2020).

Sulusiani mengatakan, dirinya sudah 10 tahun menjadi pembuat Gaplek, pengiriman Gapleknya sudah ke beberapa wilayah di pulau Jawa, salah satunya Subang hingga ke Serang, Provinsi Banten.

Bahkan, bukan hanya di Indonesia, Gaplek buatan dia juga terjual hingga ke luar negeri, yaitu ke negara China.

"Ini saya modalnya dari orang dari orang, orang Subang yang kasih modal, sudah 10 tahunan, jadi banyak yang beli orang Subang juga karena yang kasih modal orang Subang, ada dari Serang, Banten juga. Kalau yang sampai ke China itu bukan saya yang langsung jual, tapi yang orang Subang itu yang jual kesana (China)," katanya.

Review Singkat Hape Terbaru Lenovo, Lenovo Legion Smartphone Gaming Saingan Asus RoG Phone 3

Dalam satu bulan, dirinya mampu membuat sekitar 8 ton Gaplek. Untuk satu kilogram Gaplek ia menjual dengan harga Rp 1.700 rupiah.

"Harga Rp 1.700 per kilogram. Harga segitu gak terjangkau karena karungnya juga dari saya. Tapi alhamdulilkah yang penting bisa makan. Beli singkongnya itu Rp 600 perak, yang beli biasa ngambil disini satu mobil truk sekitar 8 ton. Jadi sebelum datang ngambil, satu bulan itu kalau lagi banyak singkongnya bisa nyampe 8 ton saya buatnya," terangnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved