Pelukis Asal Braga Mendunia, Lukisan Ropih Khas Warna Emas, Dijual ke Orang Spanyol dan Brasil
Lukisan buatan Braga terkenal ke mancanegara. Tak terkecuali lukisan Ropih Amantubillah (61). Abah Ropih menjual lukisannya hingga ke Spanyol, Inggris
Lukisan buatan Braga terkenal ke mancanegara. Tak terkecuali lukisan Ropih Amantubillah (61). Abah Ropih menjual lukisannya hingga ke Spanyol, Inggris, Amerika, dan Brasil. Lukisannya khas berwarna emas.
"Kalau lukisan saya banyak pembelinya dari berbagai warna negara," kata Abah Ropih di Rumah Seni Ropih, Jalan Braga, Kota Bandung, Selasa (30/6).
Menurut Ropih, Braga adalah destinasi wisata yang pengunjungnya banyak yang datang dari mancanegera.
"Sedikitnya yang datang ke sini itu berasal dari lima negara," kata Ropih.
Ropih menjual lukisannya mulai harga Rp 10 juta sampai Rp 100 juta. Namun, kata Ropih, lukisannya tidak melulu dinilai dengan uang. Tergantung penilaian orang yang menyenangi karyanya.
"Saya pernah menjual lukisan hingga Rp 150.000.000. Dulu, pas lagi belajar pernah menjual lukisan Rp 500.000," katanya.
Lukisan Ropih memiliki khas warna keemasan. Dia memilih warna itu karena ingin hidup di zaman keemasan, tidak mau menderita.
Lukisan berjudul Zaman "Puncak Keemasan", misalnya, merupakan doa agar kariernya sebagai pelukis mencapai puncak seutuhnya.
Ropih pun pernah membuat lukisan berjudul "Bunga Harum Mewangi". Lukisan ini merupakan cerminan keinginan dia agar kehidupannya harum mewangi. Minimal, katanya, di lingkungan keluarganya.
"Banyak orang yang hidupnya sangat bermakna. Baunya wangi sampai sekarang, seperti Diponegoro yang namanya harum hingga sekarang," kata pria kelahiran 12 Februari 1959 ini.
Ropih mengaku belajar sejak berusia tujuh tahun. Dia belajar autodidak di bawah bimbingan ayahnya, Mumu Mitra, yang juga pelukis. Dulu, Mumu memiliki Sanggar Jiva Mukti di Babakan Siliwangi.

"Di sana saya belajarnya. Saat itu ayah saya membawa mitra ke sanggar lukisnya. Jadi, lingkungan memengaruhi saya untuk menjadi pelukis," katanya.
Dalam laman lukisanropih.tripod.com disebutkan, Ropih, pada 1995 hingga 1999, pernah bermukim sekaligus menimba ilmu di Bali.
Ropih adalah anak sulung dari 10 bersaudara. Selain dia, lima adiknya menjadi pelukis, yakn Wahyu, Asep Muslim Mulyana, Dede Ginanjar, Neneng Widia, dan Deden Sugih Abdurachman.