Sibulubabeh, OPOP, dan Sambara Bertarung di Kompetisi Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2020

Ridwan Kamil memaparkan tiga inovasi penyelenggaraan pembangunan di Jabar untuk kompetisi "Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2020"

Istimewa/ Humas Jabar)
Gubernur Jabar Ridwan Kamil memaparkan tiga inovasi penyelenggaraan pembangunan di Jabar untuk Kompetisi "Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2020" dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI melalui video conference dari Kantor Badan Penghubung Provinsi Jabar di Jakarta Pusat, Kamis (2/7/2020). 

“Dan berita baiknya selama pandemi COVID-19 pendapatan kami bukannya turun, justru naik. Walaupun ekonomi (warga) terdampak (pandemi), tetap melaksanakan kewajiban pembayaran dan (kesadaran membayar) meningkat ketika ada perubahan. Jadi, kalau kita permudah ternyata pendapatan negara naik,” tuturnya.

Sementara terkait OPOP, Kang Emil menjelaskan, program di bawah naungan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Jabar ini bertujuan untuk memandirikan pesantren melalui sebuah upaya ekonomi.

Dengan sekitar 8.264 pesantren atau 82,2 persen dari total populasi pesantren di Indonesia yang tercatat oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, pesantren di Jabar memiliki peran strategis dalam meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) dari sektor pendidikan dan ekonomi.

BREAKING NEWS, Seorang Bupati di Kalimantan Timur Terjaring Operasi Tangkap Tangan KPK

“Jadi santri itu tidak hanya ahli Kitab Kuning, tapi juga punya kemampuan bisnis. Pada akhirnya bertujuan agar IPM (Indeks Pembangunan Manusia) naik,” ucap Kang Emil.

Konsep bisnis yang diterapkan dalam OPOP sendiri berbeda dengan konsep bisnis biasanya di mana produksi dilakukan terlebih dahulu baru kemudian dipasarkan. Alih-alih, Pemerintah Daerah Provinsi Jabar lebih dulu mencari pembeli untuk selanjutnya pesantren memproduksi barang sesuai dengan pesanan pembeli.

“Tugas pemerintah provinsi menghadirkan maket intelligence supaya tahu barang yang laku apa, dibeli pasti oleh siapa, untuk dicarikan pesantren mana yang akan memproduksi apa,” kata Kang Emil.

Setahun setelah diluncurkan, OPOP pun berhasil melahirkan kurang lebih 1.000 pesantren yang memiliki usaha dengan melibatkan pesantren-pesatren yang telah mandiri secara ekonomi sebagai mentornya.

“Target saya sebagai gubernur dalam lima tahun adalah 5 ribu pesantren (dalam program OPOP). Kami juga punya cita-cita go global, maka (pesantren) terbaik kami kirim ke luar negeri juga. Contohnya sudah ada yang ke Turki untuk pameran dan produk-produknya banyak diminati karena market intelligence yang kita lakukan,” ujarnya.

Sementara Sibulubabeh merupakan salah satu sistem yang dibuat oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jabar yang bertujuan untuk memudahkan, meningkatkan efisiensi, dan efektifitas penyaluran benih khususnya untuk komoditas kopi.

Mengenal Manfaat Enzim hingga Efeknya bagi Kesehatan Tubuh Manusia

Untuk diketahui, sektor perkebunan merupakan salah satu keunggulan di Jabar. Untuk itu, strategi dan inovasi yang baik diperlukan untuk mengembangkan potensi perkebunan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, Sibulubabeh juga bertujuan merespons kebutuhan benih, percepatan produksi benih, transparansi distribusi benih, mengevaluasi tingkat keberhasilan, mengukur pertumbuhan ekonomi produksi perkebunan, pemberdayaan masyarakat, dan kesempatan kerja bagi masyarakat.

Kang Emil pun berharap Sibulubabeh bisa mewujudkan visi Jabar sebagai penghasil kopi terbaik dan terbanyak dunia melalui sistem pengawasan produksi dan distribusi benih yang terkelola dengan baik.

“Dengan digital Sibulubabeh ini, maka kita tahu (ibaratnya) KTP si pohon itu bagaimana, sesuai harapan atau tidak (pertumbuhannya), sehingga produksi benih bisa didata, distribusi bisa dicek, evaluasi di lapangan langsung di-upload ke aplikasi,” ucap Kang Emil.

“Kemudian, kami mengonversi tanah-tanah yang belum ditanam dengan proposal penambahan, sehingga suatu hari dalam lima atau sepuluh tahun Jawa Barat kembali lagi sebagai pemroduksi kopi terbanyak dan terbaik dunia,” tegasnya.

Untuk dapat memanfaatkan Sibulubabeh, masyarakat atau kelompok tani lebih dahulu menyampaikan proposal yang telah divalidasi oleh tim lapangan Dinas Perkebunan di daerah untuk selanjutnya di-input dan diverifikasi oleh tim teknis provinsi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved