PKS Berduka, Ustaz Hilmi Aminudin Tutup Usia Kemarin, Dimakamkan dengan Prosedur Covid-19
PKS berduka. Ustaz Hilmi Aminudin tutup usia kemarin siang. Dimakamkan dengan prosedur Covid-19.
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ) berduka.
Mantan ketua Majelis Syuro yang juga pendiri PKS, Ustaz Hilmi Aminudin, tutup usia, Selasa (30/6/2020).
Pria berusia 72 tahun itu dinyatakan meninggal pukul 14.24 setelah beberapa hari dirawat Rumah Sakit Santosa Central, Jalan Gardujati, Bandung.
Jasadnya dimakamkan selepas Magrib, di pemakaman keluarga tak jauh dari kediamannya di Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Juru bicara keluarga, Sutisna, mengatakan, almarhum Hilmi dimakamkan dengan protokol Covid-19.
"Almarhum tiba di pemakaman dari RS Santosa pukul 18.30 dan langsung dimakamkan," ujarnya kepada Tribun melalui telepon, kemarin.
Sutisna mengatakan, tak banyak pelayat yang ikut memakamkan Hilmi.
Selain petugas, pemakaman hanya dihadiri pihak keluarga dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
"Setelah pemakaman, semua alat pelindung diri yang dipakai dimusnahkan. Seperti itu protokolnya," katanya.
Sutisna mengatakan, Hilmi memiliki penyakit jantung sejak lama. Jumat pekan lalu, kondisinya memburuk. Saat itulah ia dilarikan ke RS Santosa.
Hingga pukul 21.00, semalam, sejumlah pelayat, termasuk beberapa tokoh PKS, masih terlihat berdatangan ke kediaman Hilmi. Di antaranya mantan gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS, Adang Sudrajat.
Sosok Guru
Kiprah dakwah Hilmi dimulai jauh sebelum ia menidirikan PKS. Putra Danu Muhammad Hasan, satu dari tiga tokoh penting Darul Islam/Tentara Islam Indonesia pimpinan Kartosoewirjo, ini adalah pendiri gerakan dakwah, yang pada era 1980-an dikenal sebagai harakah Tarbiyah.
Pendidikan agama sudah dienyam Hilmi sejak kecil. Hilmi bahkan sudah menjadi santri di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, sejak usianya masih enam tahun.
Selain di Tebuireng, Hilmi sempat mondok di sejumlah pesantren di Pulau Jawa, sebelum akhirnya berangkat ke Arab Saudi dan menuntut ilmu di sana.
Enam tahun Hilmi belajar di Fakultas Syariah Universitas Islam di Madinah. Ia kembali ke Tanah Air pada 1978.
Sepuluh tahun lamanya Hilmi menyampaikan dakwah dari masjid ke masjid, atau dari satu kelompok pengajian ke kelompok pengajian lainnya, hingga akhirnya mendirikan Partai Keadilan bersama sejumlah rekannya pada 1998.
Partai Keadilan kemudian berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera, empat tahun kemudian.
Upaya keras Hilmi dan rekan-rekannya memajukan partai membuat PKS berhasil menjadi salah satu peserta pemilu pada 2004. Saat itu, mereka berhasil meraih tujuh kursi di parlemen. Pencapaian ini terbilang bagus untuk sebuah partai baru.
Hilmi menjadi ketua Majelis Syuro PKS pada 2005 setelah Rahmat Abdullah, yang sebelumnya menjabat, meninggal dunia.
Jabatan itu diembannya hingga 10 tahun kemudian, sebelum kemudian diestafetkan kepada Salim Segaf Al-Jufri.
Ketua Umum DPW PKS Jabar, Haru Suandharu, mengatakan, bagi warga PKS, Hilmi adalah sosok guru.
"Kami merasa sangat kehilangan," ujarnya melalui telepon.
Kepada semua kader PKS, kata Haru, Hilmi selalu berpesan agar senantiasa melayani masyarakat dengan ikhlas.
"Melayani masyarakat baik dalam keadaan suka maupun duka, semata-mata bekerja karena Allah," ujarnya.
Kepala Bidang Humas DPP PKS, Ahmad Mabruri, mengenang Hilmi sebagai pendidik murabbi. "Buat PKS, beliau seorang ustaz, ayah, dan pendidik murabbi yang meletakkan dasar keislaman di PKS," kata Ahmad.
Ahmad menyebut semua kader PKS merasa kehilangan sosoknya karena Hilmi merupakan guru di PKS.
"Jasa-jasa beliau berdakwah dan membesarkan partai di Indonesia," ujar Ahmad.
Ahmad mengatakan, meski tidak menjabat sebagai ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi tetap membimbing kader muda PKS.
"Kalau ada kegiatan penting, para presiden, sekjen partai, kalau ada keputusan perlu pandangan beliau maka sowan ke Lembang dan minta pendapat beliau, lalu agak lega menjalankan keputusan," tutur Ahmad.
Mantan presiden PKS yang kini menjabat Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Anis Matta, mengatakan, sebagian dari umur terbaiknya ia lalui bersama Hilmi.
"Beliau merupakan salah satu tonggak penting dalam sejarah kebangkitan Islam politik di Indonesia yang sekarang mewarnai percaturan politik nasional. Kita semua sangat berduka dan kehilangan seorang guru, ulama, pejuang, serta pahlawan umat dan bangsa," kata Anis.(syarif pulloh/mega nugraha/tribunnetwork)
• KH Hilmi Aminudin Meninggal Dunia, Ketua DPD PKS Majalengka Teringat Tiga Pesan Almarhum
• INNALILLAHI, Ustaz Hilmi Aminuddin, Pendiri dan Mantan Ketua Majelis Syuro PKS Meninggal Dunia
Artikel ini juga bisa Anda baca di Harian Umum Tribun Jabar edisi Rabu (1/7/2020).