Menikmati ''Dewa Siwa'' di Sumedang, Manfaatkan Aliran Sungai yang Jernih jadi Objek Wisata
Sebutan Dewa Siwa ini merupakan singkatan yang menggunakan Bahasa Sunda yakni, Desa Wisata
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - ''Dewa Siwa'' begitulah sebutan bagi objek wisata alam Leuwiseeng yang beradadi aliran Sungai Cicapar di Desa Kaduwulung, Kecamatan Situraja, Kabupaten Sumedang.
Sebutan Dewa Siwa ini merupakan singkatan yang menggunakan Bahasa Sunda yakni, Desa Wisata Sisi Walungan, yang artinya obyek wisata ini berada tepat di pinggir sungai, tetapi diubah menjadi wisata alam yang sangat menarik oleh warga sekitar.
Objek wisata ini dikelilingi pegunungan dan air yang jernih dan di tempat ini juga pengunjung bisa menikmati sejumlah wahana seperti tenda indian berserta pakaiannya, flying fox, ngaliwet atau tradisi makan bersama dengan khas Sunda dengan diiringi alunan musik Sunda.
Selain itu, panorama alam yang masih sangat asri karena dikelilingi pegunungan, menjadi nilai tambah untuk objek wisata di Leuwiseeng ini. Bahkan, tarif untuk masuknya hanya Rp 5.000, tetapi pengunjung bisa menikmati keindahan alam dan sungai yang jernih sepuasnya.
• Ketua DPRD Kota Bandung Minta Setelah Tangani Covid-19, Pemkot Harus Segera Recovery Ekonomi
"Sepengetahuan saya penataan objek wisata ini dilakukan tanpa biaya sepeserpun karena ini merupakan kerjasama semua pihak yang sudah peduli dengan pariwisata di Sumedang," ujar Camat Situraja, Sutisna di objek wisata alam Leuwiseeng, belum lama ini.

Objek wisata Leuwiseeng ini, tidak terlalu jauh dari pusat Kota Sumedang. Jaraknya, kurang lebih 20 kilometer atau bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua dengan waktu kurang lebih sekitar 36 menit.
Namun jika menggunakan roda empat atau mobil memerlukan waktu sedikit lebih lama dikarenakan akses menuju lokasi hanya dapat dilalui dua mobil. Lalu, ketika sudah dekat lokasi, pengunjung harus melanjutkan dengan berjalan kaki.
"Objek wisata ini mengambil filosofi 'Dewa Siwa' yang artinya, Desa Wisata Sisi Walungan karena ini memang memanfaatkan walungan (aliran sungai)," katanya.
Sutisna mengapresiasi upaya masyarakat dan pemerintah Desa Kaduwulung dan Kelompok Penggerak Wisata (Kompepar) serta sejumlah komunitas yang melakukan penataan tempat wisata Leuwiseeng hingga bisa menjadi lebih ramai.
• Mengaku Sebagai Polisi, Kelompok Ini Lakukan Penyerangan ke Rumah Warga
"Kami berharap pengunjung bisa menjaga kelestarian alam di lokasi wisata Leuwiseeng. Para pengunjung maupun pengelola tidak membuang sampah sembarangan. Saya titip jangan sampai ada sampah masuk ke walungan," katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora), Hari Trisantosa mengapresiasi warga sekitar yang telah membatu pemerintah dalam membangun kawasan wisata alam tersebut.
"Saya apresiasi Kompepar, BPD, pihak desa, dan masyarakat sekitar yang sudah secara gotong royong meningkatkan potensi wisata yang ada di desa karena tanpa kebersamaan potensi wisata tidak akan bisa tergali," kata Hari.
Untuk itu, Hari meminta masyarakat dan pihak pengelola agar dapat menjaga lingkungan dan ekosistem sekitar obyek wisata ini Sebab, menurut dia, wisatawan saat ini lebih menikmati wisata alam.
"Ini kan tempat belajar mengenal alam, jadi jangan rusak tatanan wisata ini," ujarnya.