PPDB 2020 Kota Bandung
Kadisdik Jabar Beri Sinyal Kemungkinan Kuota Zonasi PPDB 2020 Bertambah
Menanggapi sulit diaksesnya pengumuman hasil seleksi PPDB tahap pertama jenjang SMA/SMK tahun 2020,
Penulis: Cipta Permana | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Cipta Permana
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Menanggapi sulit diaksesnya pengumuman hasil seleksi PPDB tahap pertama jenjang SMA/SMK tahun 2020, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan, kendala tersebut terjadi diduga karena membludaknya pengguna yang mengakses server tersebut secara bersamaan dari para calon peserta didik.
"Benar demikian (sulit diakses), barusan saya juga sudah mencoba, kadang bisa kadang engga. Selain saya, kedua rekan saya pun selanjutnya ikut mencoba mengakses, ternyata dari tiga hanya satu orang yang bisa masuk.
Kondisi ini pastinya menjadi perhatian dan evaluasi bagi kami untuk perbaikan ke depannya," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon. Senin (22/6/2020) sore.
Dedi menuturkan, hasil seleksi PPDB tahap pertama jenjang SMA/SMK tahun 2020, dari 204.845 pendaftar, jumlah pendaftar diterima atau lolos seleksi di sekolah tujuan hanya sekitar 111.976 lulusan SMP. Jumlah itu, masih kurang dibandingkan dengan jumlah keterisian kuota yang ditetapkan yakni, sekitar 149.977 orang di tahap satu PPDB ini.
"Kondisi ini menggambarkan, jumlah kuota PPDB tahap pertama tidak terisi sepenuhnya, ata memenuhi kuota 50 persen, dari jalur afirmasi, prestasi dan jalur perpindahan dalam proses PPDB. Sehingga masih ada kuota sekitar 12,6 persen bangku kosong dari ketiga jalur yang dibuka pada tahap satu. Bangku kosong ini diharapkan akan terisi dengan penambahan PPDB jalur zonasi yang akan dibuka mulai 25 Juni-1 Juli 2020," ucapnya.
• Belum Ada Putusan Dirjen tapi Lapas Kelas II B Sukabumi Kota Sudah Persiapkan Jadwal Besuk
Menurutnya, kekosongan bangku tersebut disebabkan oleh beberapa hal,
diantaranya, karena calon peserta didik yang hanya melakukan pendaftaran di satu pilihan SMA atau jurusan di SMK dari dua kesempatan pilihan yang telah disediakan.
"Jadi akhirnya ada 12,6 persen. Kuota SMA/SMK yang disiapkan tahap pertama akan dialihkan ke tahap kedua. untuk zonasi ditambah, jadi 62,6 persen. Ini memberikan peluang lebih besar kepada siswa di jalur zonasi," ujar Dedi.
Menurut Dedi, ada dua cara mendaftar ulang yang bisa ditempuh oleh calon siswa, baik melalui daring atau luring pada tanggal 23 - 24 Juni.
"Tadi saya juga meninjau di SMAN 8 untuk melihat persiapan daftar ulang buat yang luring. Nah setelah ditinjau ke sana, protokol kesehatan sudah dipenuhi, di pintu masuk ada alat cuci tangan, ada handsanitizer, ada tempat duduk yang jaraknya 1,5 meter, kemudian ada pintu masing-masing untuk jalur afirmasi, prestasi dan perpinahan orang tua," ucapnya.
• Disnakertrans Telusuri Sponsor yang Berangkatkan TKW Secara Ilegal hingga Lumpuh di Malaysia
Disinggung terkait kuota anak tenaga kesehatan COVID-19, Dedi mengatakan kuota dua persen di sekolah pun tidak sepenuhnya terisi.
"Saya lihat tadi jalur tenaga kesehatan ada yang terpenuhi ada yang tidak. Kalau di thaap pertama ada afirmasi, prestasi dan perpindahan. Nah di jalur afirmasi ini ada jalur anak tenaga medis dan KETM (keluarga ekonomi tidak mampu), kalau prestasi ada prestasi olahraga dan prestasi nilai," katanya.