Gerhana Matahari

Inilah Kisah Ketika Terjadi Gerhana di Masa Rasulullah, Begini Penjelasan Ustadz Khalid Basalamah

Ada kisah ketika gerhana terjadi di masa Rasulullah SAW. Muncul anggapan terjadi matahari karena kematian putra Nabi. Rasulullah pun bersabda.

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: taufik ismail
Kolase Tribun Jabar
Ustaz Khalid Basalamah 

TRIBUNJABAR.ID - Warga dunia akan menyaksikan gerhana matahari cincin, Minggu 21 Juni 2020.

Tentu fenomena langit tersebut bukanlah hal baru yang disaksikan manusia saat ini.

Maksudnya, gerhana matahari tersebut juga disaksikan oleh orang-orang terdahulu.

Termasuk antara lain, pernah disaksikan pada masa Nabi Muhammad SAW.

Ilustrasi gerhana matahari cincin yang akan terjadi pada 26 Desember 2019.
Ilustrasi gerhana matahari cincin yang akan terjadi pada 26 Desember 2019. (Pixabay)

Minggu 21 Juni 2020 akan Terjadi Gerhana Matahari Cincin, Ketahui ini Wilayah yang Dilalui Gerhana

Ada kisah ketika gerhana terjadi dan disaksikan di masa Rasulullah SAW.

Sebagaimana hal ini pernah dijelaskan oleh Ustadz Khalid Basalamah, dikutip dari tayangan kanal youtube Penuntut Ilmu.

Ustadz Khalid Basalamah menyadur sebuah hadis dari Al Mughirah bin Syubah RA.

"Telah terjadi gerhana matahari di zaman Rasulullah SAW, maksudnya di masa beliau masih hidup."

Dari hadis tersebut Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan pada hari meninggalnya Ibrahim putra Rasulullah, bersamaan terjadi gerhana matahari.

Lalu orang-orang kala itu berkata, gerhana matahari tersebut terjadi akibat kematian Ibrahim, putra Rasulullah SAW.

Setelah itu, Rasulullah SAW pun meluruskan anggapan yang tersiar di masyarakat tersebut.

Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda Kebesaran Allah SWT, Yang Maha Suci dan Maha Tinggi."

Lanjut Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan, bahwa tidak akan terjadi gerhana pada keduanya dikarenakan kematian seseorang.

Kemudian tidak pula terjadi karena hidupnya seseorang.

Maka, bila kalian melihat kedua gerhana tersebut, berdoalah kepada Allah dan salat-lah hingga gerhana itu hilang.

Dijelaskan Ustadz Khalid Basalamah, hadis ini mutafakun alaih, riwayat Imam Bukhari No 48 dan 49 dan Imam Muslim No 630.

Niat dan Panduan Gerakan Salat Gerhana, Besok Gerhana Matahari Cincin

Makna dan Hikmah Gerhana

Demikian begitulah kisah ketika terjadi gerhana matahari di masa Rasulullah SAW.

Ada makna dan hikmah bagi umat manusia dari terjadinya gerhana tersebut.

Sebagaimana diketahui dalam Islam, tanda-tanda, peringatan tersirat ditetapkan sebagai sunnatullah.

Dari segala penciptaan-Nya di dunia ini sejatinya terdapat makna dan hikmah untuk manusia.

Dalam pandangan Islam, adanya fenomena gerhana hal itu adalah cara Allah SWT menunjukkan kekuasan-Nya kepada umat manusia.

Sebagaimana diterangkan dalam Al Quran secara eksplisit dalam surat Yunus:5.

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

Huwallażī ja'alasy-syamsa ḍiyā`aw wal-qamara nụraw wa qaddarahụ manāzila lita'lamụ 'adadas-sinīna wal-ḥisāb, mā khalaqallāhu żālika illā bil-ḥaqq, yufaṣṣilul-āyāti liqaumiy ya'lamụn

Artinya:

"Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu)."

"Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui."

Demikian dari tanda-tanda itu melalui gerhana inilah supaya umat manusia hendaknya bertaubat dan mengingat kepada-Nya.

Sehingga manusia kembali menyadari betapa kuasanya Allah SWT, Maha Pencipta Segalanya.

Bagaimana Allah SWT berkehendak atas apa yang terjadi di bumi dan kehidupan ini.

Termasuk tanda-tanda atau peringatan yang mendatangkan musibah.

Dikutip dari muslim.or.id, sebagaimana hal itu juga diterangkan dalam firman Allah SWT dalam Al Quran surat Al A’raf: 130.

وَلَقَدْ أَخَذْنَا آلَ فِرْعَوْنَ بِالسِّنِينَ وَنَقْصٍ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

“Dan sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir’aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran”.

Adapula firman Allah SWT lainnya untuk memberikan pelajaran bagi orang-orang munafik.

أَوَلَا يَرَوْنَ أَنَّهُمْ يُفْتَنُونَ فِي كُلِّ عَامٍ مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ لَا يَتُوبُونَ وَلَا هُمْ يَذَّكَّرُونَ

“Tidakkah mereka (orang-orang munafik itu) memperhatikan bahwa mereka selalu ditimpa bencana sekali atau dua kali setiap tahun?! Namun mereka tidak (juga) mau bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran” (QS. At Taubah: 126).

KABAR BAIK, UPDATE KASUS COVID-19 DI JABAR Sabtu 20 Juni, Kasus Baru Kecil, Angka Kematian Nol Lagi

Meski demikian gerhana bukanlah suatu bentuk musibah, namun Rasulullah memerintahkan agar umatnya segera bertaubat dan berdzikir.

Diterangkan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

هَذِهِ الْآيَاتُ الَّتِي يُرْسِلُ اللَّهُ لَا تَكُونُ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ وَلَكِنْ يُخَوِّفُ اللَّهُ بِهِ عِبَادَهُ ؛ فَإِذَا رَأَيْتُمْ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ

”Tanda-tanda yang Allah kirimkan ini (yakni gerhana), tidaklah terjadi karena kematian atau kelahiran seseorang. Namun Allah hendak menakut-nakuti para hamba-Nya dengannya. Apabila kalian melihatnya, maka bersegeralah untuk berdzikir, berdo’a dan istighfar (memohon ampun) kepada-Nya” (HR. Bukhori dan Muslim).

Dilansir dari sumber yang sama, Imam Ibnu Katsir menasihatkan hal yang sama.

Menurutnya, sebaik-baiknya seorang mukmin adalah mereka yang berpikir (insyaf) saat Allah SWT mendatangkan cobaan kepadanya, baik berupa kenikmatan maupaun musibah.

Dalam Kitab Fathul Bari hadist nomor 2519 dijelaskan datangnya gerhana demikian hendaknya dijadikan peringatan agar umat mukmin khususnya melakukan tujuh hal.

Di antaranya, shalat gerhana (shalat kusuf untuk gerhana matahari, shalat khusuf untuk gerhana bulan).

Selain shalat mukmin juga beristigfar, beroda memohon keselamatan, menyerukan takbir, dizikir, shodaqah dan memerdekakan budak.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved