Jangan Pernah Borong Dexamethasone yang Diyakini Bisa Sembuhkan Covid-19, Ini Penjelasannya
Dexamethasone dianggap satu di antara obat yang bisa mengatasi Covid-19. Temuan awalnya dilakukan oleh sekelompok peneliti University of Oxford.
TRIBUNJABAR.ID - Dexamethasone dianggap satu di antara obat yang bisa mengatasi Covid-19. Temuan awalnya dilakukan oleh sekelompok peneliti University of Oxford di Inggris.
World Health Organization (WHO) menyambut baik temuan awal dexamethasone untuk mengobati pasien Covid-19. Dengan catatan, dexamethasone hanya diberikan untuk pasien Covid-19 dalam kondisi kritis.
Temuan awal ini belum terbukti efektif pada pasien Covid-19 yang memiliki gejala ringan.
Dexamethasone merupakan “obat pasar”, yang bisa ditemukan di hampir semua negara.
WHO sendiri menempatkan dexamethasone dalam daftar model list of essential medicines sejak 1977 dalam berbagai formulasi.
Beberapa formulasi turunan dexamethasone yang beredar luas.
Namun, terkait Covid-19, pakar menekankan masyarakat untuk tidak membeli apalagi memborong dexamethasone dalam formulasi apa pun.
“Dexamethasone itu sama sekali bukan antivirus. Kalau dipakai dalam jangka panjang, bukannya memperkuat daya tahan tubuh, malah menurunkan imunitas. Ngawur itu masyarakat kalau beli,” tutur Nafrialdi selaku Pakar Farmakologi & Clinical Research Supporting Unit FKUI kepada Kompas.com, Jumat (19/6/2020).
Nafrialdi menekankan dexamethasone hanya digunakan pada pasien Covid-19 dalam kondisi berat, yang membutuhkan alat bantu oksigen atau ventilator.
“Gunanya untuk mengurangi peradangan pada pernapasan. Kalau kondisinya tidak berat, tidak bisa pakai obat ini,” kata dia.
Selain dexamethasone, Nafrialdi mengatakan obat lainnya yang juga digunakan untuk pasien Covid-19 dalam kondisi kritis adalah methylprednisolone.
“Efeknya kira-kira sama, dan sama-sama digunakan untuk kasus (Covid-19) yang berat. Itu pun berdasarkan guideline yang dirilis oleh lima perhimpunan kedokteran di Indonesia,” ucapnya.
Dexamethasone adalah jenis obat kortikosteroid yang meningkatkan respons pertahanan alami tubuh sehingga mengurangi gejala seperti bengkak dan reaksi alergi. Namun sekali lagi, hal ini hanya berlaku untuk pasien dalam kondisi berat.
Situs WebMD menyebutkan dexamethasone adalah obat yang biasa digunakan untuk mengobati beberapa kondisi seperti arthritis, kelainan hormon/ darah/ imun, reaksi alergi, beberapa kondisi penyakit mata dan kulit, masalah pernapasan, dan beberapa jenis kanker.
Dexamethasone merupakan obat oral yang dikonsumsi sesuai petunjuk dokter. Dosis dan lamanya pengobatan ini diberikan tergantung pada kondisi medis pasien masing-masing.
Dokter mungkin akan mengurangi dosisnya secara perlahan untuk meminimalisasi risiko efek samping.
Beberapa efek samping dari konsumsi dexamethasone antara lain:
- Perubahan siklus menstruasi
- Pusing
- Sakit perut
- Nafsu makan meningkat
- Gangguan tidur
- Demam
- Gangguan penglihatan jika efek sampingnya menjadi lebih serius.
• Petani di Kabupaten Bandung Tetap Survive Meski Terdampak Covid-19
Dexamethasone juga harus digunakan dengan resep dokter apabila Anda memiliki riwayat TBC, diabetes, hipertensi, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit hati, dan gangguan pembekuan darah.
Situs WHO menyebutkan pihaknya tengah menunggu analisis penuh mengenai penggunaan dexamethasone di kemudian hari.
• Tanah Longsor Terjadi di Titik Berbeda di Kuningan, 37 Kepala Keluarga Terpaksa Mengungsi
“WHO akan mengkoordinasi meta-analisis untuk meningkatkan pemahaman kita terhadap penemuan ini. Panduan klinis WHO juga akan diperbarui sebagai informasi kapan obat ini harus digunakan pada pasien Covid-19,” sebut situs WHO. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jangan Sembarangan Beli Dexamethasone, Efeknya Menurunkan Imunitas