Pekan Depan Resepsi Pernikahan Bisa Digelar di Garut, Vina Lega, Sudah Pesan Gedung Sejak Tahun Lalu

Di masa new normal resepsi pernikahan bisa kembali digelar. Di Garut mulai pekan depan.

Penulis: Firman Wijaksana | Editor: taufik ismail
Tribun Jabar/ Firman Wijaksana
Komunitas Wedding Garut mengadakan simulasi pernikahan di masa new normal di Graha Patriot, Kecamatan Tarogong Kaler, Kamis (11/6/2020). 

TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Bagi warga Garut yang hendak menikah, kini sudah bisa melaksanakan resepsi.

Hal ini berlaku mulai pekan depan.

Kemarin, Bupati Garut, Rudy Gunawan menyaksikan simulasi resepsi pernikahan.

Simulasi sesuai protokol kesehatan itu diadakan Komunitas Wedding Garut di Graha Patriot, Jalan Cipanas Baru, Kecamatan Tarogong Kaler.

Protokol kesehatan diterapkan selama simulasi resepsi.

Pasangan pengantin dan pihak keluarga dalam simulasi itu menggunakan pakaian pesta pernikahan seperti biasa.

Bedanya, pengantin dan semua orang di lokasi pernikahan menggunakan masker.

Riasan wajah pengantin tentunya tak bisa terlihat seutuhnya karena terhalang masker.

Penyelenggara pernikahan juga sibuk mengatur jarak setiap orang dan menyediakan hand sanitizer.

Mulai dari pemakaian masker, penyediaan hand sanitizer, hingga menjaga jarak saat mengucapkan selamat ke pengantin.

Protokol itu disusun agar warga menyesuikan diri di masa new normal.

"Minggu depan sudah ada yang melakukan ini (menggelar resepsi pernikahan). Kami dukung asal menerapkan protokol" ujar Rudy, Kamis (11/6/2020).

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Garut sudah menyusun satu protokol yang menyangkut resepsi pernikahan. Ia sengaja melihat simulasi untuk memastikan penerapan protokol kesehatan.

"Setiap yang datang harus dicek suhunya. Kalau 38 derajat tidak boleh masuk. Mulai dari cara mengucapkan selamat ke pengantin sampai cara makan sudah diatur," katanya.

Penyelenggara pernikahan wajib menyediakan tempat mencuci tangan dengan sabun dan harus bisa memastikan semua tamu yang datang menggunakan masker.

"Resepsi di hotel, gedung, atau rumah boleh dilakukan. Tidak perlu izin asal terapkan protokol kesehatannya," ucapnya.

Vina Nasifah (28), warga Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi yang akan melangsungkan pernikahan pada bulan Agustus mengaku lega karena resepsi pernikahan sudah boleh digelar.

Pasalnya, Vina sudah memesan gedung sejak tahun lalu.

"Kan takut gedungnya full, jadi pesan dari tahun kemarin. Eh pas ada corona sempat bingung karena bisa gagal resepsi," ucap Vina.

Kekhawatiran Vina terobati setelah mendengar kabar resepsi pernikahan sudah diperbolehkan pemerintah. Tentu saja, resepsi pernikahan yang akan dilangsungkan berbeda dengan masa normal dulu.

"Pasti nanti enggak bisa salaman langsung sama tamu. Harus jaga jarak juga. Kayaknya nanti nikah juga pakai masker," ujarnya.

Dengan kondisi saat ini, Vina juga tak akan mengundang terlalu banyak orang.

Pernikahan yang akan dilakukannya dua bulan lagi, jadi hal yang berbeda dengan tahun sebelumnya.

Agung Julianto (25), warga Kecamatan Cisewu mengaku baru mendengar jika resepsi pernikahan boleh kembali digelar. Agung masih khawatir untuk mengadakan pesta pernikahan di saat kondisi seperti ini.

"Rencananya bulan depan mau nikah. Cuma masih ragu ada pesta atau enggak. Lihat dulu kondisinya nanti," ujar Agung

Jika akan mengadakan pesta, ia harus mengatur sendiri protokol kesehatan. Gelaran resepsi tak diadakan di gedung dan menyewa jasa wedding organizer.

"Paling sama keluarga calon istri nanti dijaganya kalau ada pesta. Protokolnya sih paling pakai masker sama ada hand sanitizer," katanya.

Ketua Komunitas Wedding Garut (KWG), Budi Kurniadi, akan segera menyosialisasikan simulasi resepsi itu ke wedding organizer.

Pihaknya pun sudah siap untuk memakai protokol kesehatan saat mengadakan resepsi di masa new normal.

"Bedanya di masa new normal dan masal normal ya penerapan protokol saja. Kami juga bisa menyesuiakan demi keamanan dan kenyamanan juga," kata Budi.

Dengan banyaknya protokol kesehatan yang harus dipenuhi, penyelenggara pernikahan harus menyediakan lebih banyak personel. Hal ini jadi tantangan bagi para wedding organizer di masa new normal.

"Di masa normal biasanya cuma lima sampai enam orang. Sekarang bisa dua kali lipat personelnya," ujarnya.

Budi menambahkan, ada empat hal yang harus disediakan dan jadi perhatian penyelenggara pernikahan. Yakni penggunaan masker, jaga jarak, pengecekan suhu tubuh, dan tempat cuci tangan.

"WO tentu senang karena bisa kembali dapat pekerjaan. Selama hampir tiga bulan ini, kami harus putar otak karena orderan pernikahan semua batal," ucapnya.

Jajang Bonita, penyedia jasa catering harus mulai beradaptasi dengan masa new normal. Awalnya cukup sulit untuk membiasakan diri dengan protokol kesehatan.

Dengan penerapan protokol kesehatan, Jajang harus menambah personel kateringnya. Penambahan itu agar makanan yang diberikan tidak sampai membuat antrean.

"Tamu kan tidak boleh ambil makanan sendiri. Jadi harus kami yang mengambilkannya. Beda sama dulu jadi harus tambah personel juga," ucap Jajang.

Pegawainya juga diwajibkan memakai masker, sarung tangan, dan baju lengan panjang. Tamu yang akan mengambil makanan juga diatur untuk menjaga jarak.

Ternyata Suami Dokter Reisa Broto Asmoro Seorang Pangeran, Bukan Orang Sembarangan, Ini Biodatanya

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved