Persib Bandung
Mario Jardel Mencuat Saat Persib Bandung Bersih-bersih Pemain Muda, Ia Lakukan Pengorbanan Ini
Pada awal musim ini, pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, merombak hampir separuh timnya. Mario Jardel justru mencuat di tengah situasi itu
Penulis: Tarsisius Sutomonaio | Editor: Tarsisius Sutomonaio
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Pada awal musim ini, pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, merombak hampir separuh timnya.
Sejumlah penggawa muda Persib Bandung menjadi korban. Hanya Beckham Putra yang selamat dari bersih-bersih ala Robert Alberts.
Aqil Savik, Indra Mustafa, Puja Abdillah, Agung Mulyadi, Syafril Lestaluhu, hingga Wildan Ramdani turun kasta ke Persib B. Di tengah pencoretan pemain muda, Mario Jardel mencuat ke permukaan.
Jebolan Diklat Persib tersebut meneken kontrak profesional bersama Pangeran Biru pada awal tahun ini.
Tentu saja Robert Alberts punya alasan untuk mempromosikan Mario Jardel ke level senior.
Kontrak itu bisa disebut "hadiah" atas perjuangan panjang pemain yang berposisi bek kanan itu sejak di Diklat.

• Tak Adil Jika Liga 1 2020 Dilanjutkan Hanya di Pulau Jawa dan Bali kata Pelatih Persib Bandung
• Wah, Ternyata Persib Bandung Turut Berperan Dirikan PSSI, Ada Enam Tim Lain Termasuk Persija Jakarta
Selama proses menuju skuat utama Persib Bandung, Mario Jardel melewati banyak tantangan dan pengorbanan yang mungkin saja tak banyak diketahui orang.
Satu di antaranya, kisah saat pemain asal Bogor itu harus mendorong sepeda motor ke lokasi latihan.
Peristiwa itu terjadi pada 2018, saat sang pemain berangkat dari mes Diklat menuju Stadion Sidolig atau Stadion Persib.
"Dulu uang sangat terbatas dan harus irit, saya lupa mengisi bensin motor. Di tengah perjalanan, bensin motor habis. Saya terpaksa ngedorong (motor) dan mencari kios bensin terdekat," katanya dikutip laman resmi klub.
Kisah itu mencerminkan tipikal Mario Jardel yang mau bekerja keras dan tak mudah putus asa.
Satu di antara pengorbanan besar pemain kelahiran 7 November 2000 itu adalah "melepaskan" mimpinya menjadi striker handal seperti yang tersemat dalam namanya.
Itu memang terjadi sebelum Mario Jardel bergabung dengan Diklat Persib Bandung. Pelatih menilai postur sang pemain kurang ideal menjadi striker.
Ia sempat ditarik ke jantung pertahanan, tapi digeser lagi ke sisi kanan lantaran alasan serupa.
• I Made Wirawan Ternyata Awalnya Striker, Ini yang Bikin Pemain Persib Bandung Itu Berubah Jadi Kiper
• Yakin Liga 1 Bergulir Lagi, Luizinho Passos Masih Harus Buktikan Sentuhan Ajaib di Persib Bandung
"Saya tetap semangat dan enggak jadi kecil hati karena saya punya impian membela Persib senior," katanya.
Terbukti memang, keteguhan hati itu membawanya ke Diklat Persib lalu ke tim senior Persib Bandung.
Meskipun baru musim ini resmi menjadi bagian dari Pangeran Biru di level kompetisi, Mario Jardel sudah pernah gabung tim senior di Piala Indonesia 2018/2019.
Bahkan, ia melakoni debut bersama Persib Bandung saat menghadapi PSCS Cilacap di Stadion Wijayakusuma, Cilacap, 5 Desember 2018.
Perjalanan Mario Jardel masih panjang. Hingga kompetisi musim ini dihentikan, ia belum terlibat dalam pertandingan.
Ia pun harus meningkatkan kualitas permainan jika tidak ingin hanya seumur jagung bersama Persib Bandung.
Ganti nomor punggung
Jardel memilih angka 66 sebagai identitas di kostumnya. Itu jauh berbeda dengan nomor punggung yang ia gunakan di tim junior.
Kala mengantarkan Diklat Persib U-19 menjuarai Liga 1 U-19 2018, Mario Jardel bernomor punggung 21.
Di tim Persib Bandung saat ini, nomor 21 menjadi milik Frets Butuan. Jardel beralih ke angka lain.
"Sebetulnya, enggak ada alasan khusus saya memilih nomor 66. Tapi saya berharap nomor ini bisa membuat saya makin percaya diri dalam berlatih dan bertanding," katanya dikutip dari laman resmi klub.
Nomor-nomor besar seperti itu kini mulai menjadi hal biasa bahkan tren di dunia sepak bola.
Di Persib Bandung, tercatat cukup banyak pemain yang memilih nomor punggung besar.

I Made Wirawan (78), Omid Nazari (91), Ghozali Siregar (77), Erwin Ramdani (93), dan Beni Oktovianto (82).
Di level internasional, ada Trent Alexander-Arnold yang memakai nomor punggung 66.
Pemain 22 tahun itu sedang bersinar bersama Liverpool dan timnas Inggris.
Bahkan, Trent mulai disebut-sebut sebagai satu di antara bek kanan terbaik di dunia.
Jardel pun bisa mengikuti jejak Trent di level klub dan timnas.
Hal yang terpenting, bek 20 tahun itu harus mampu bersaing merebut tempat di skuat asuhan Robert.
Ia bersaing dengan Supardi, Henhen Herdiana, dan Ardi Idrus yang bisa digeser dari bek kiri.
"Saya juga berharap tahun ini menjadi debut saya di kompetisi liga," ujarnya. (tom)