Preman Pensiun
Kisah Masa Lalu Mat Drajat, Komar Preman Pensiun, Hidup di Jalanan, Buron 3 Kali, Dikira Lulusan S1
Nama Mat Drajat menjadi populer berkat bermain di sinetron komedi Preman Pensiun sebagai Kang Komar.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Hilda Rubiah
TRIBUNJABAR.ID - Nama Mat Drajat menjadi populer berkat bermain di sinetron komedi Preman Pensiun sebagai Kang Komar.
Meskipun dia tak bermain di Preman Pensiun 4, para penggemar masih tetap mengingat sosok Komar.
Dalam tayangan Okay Bos Agustus 2019, Mat Drajat sempat menjadi bintang tamu.
Pada cara tersebut, dia bahkan bercerita mengenai kisah masa lalunya yang penuh perjuangan dan dapat dijadikan pelajaran penting.
Awalnya, Raffi Ahmad selaku pembawa acara bertanya apakah benar Mat Drajat merupakan lulusan S1 Teknik Sipil.
Pemeran Kang Komar itu kemudian mencoba meluruskan.
Mat Drajat mengenang perjalanan hidupnya, dari mulai sekolah sampai dikira sebagai lulusan S1 Teknik Sipil.
Rupanya, dari sejak duduk di bangku SD, dia sudah bergaul dengan banyak kalangan di jalanan, mulai dari kondektur, sopir, dan lain-lain.
Bahkan, sudah sejak SD dia mengenal yang namanya minuman keras.
"Ini jangan dicontoh. (Sejak SD saya) sudah kenal minuman. Waktu itu ketika punya uang banyak jadi malas sekolah. Lebih mending nongkrong," ujarnya dikutip TribunJabar.id dari video Okay Bos di kanal YouTube Trans 7 Official, Rabu (10/6/2020).
• Dikdik Tak Muncul di Preman Pensiun 4, Begini Wejangan Sule untuk Andra: Berpikir Positif Saja
Saat masuk bangku SMP, kehidupan Mat Drajat semakin tak karuan.
Dia mulai senang nongkrong di mana-mana.
Kendati demikian, dia tak sampai tak meneruskan sekolahnya.
Singkat cerita, Mat Drajat pun lanjut ke jenjang SMA.
"Dari situ tetap dilanjutkan, Sampai SMA, (saya) nyari (sekolah) yang gondrong boleh," ujarnya.
Mulai sejak itu, kehidupan Mat Drajat lebih banyak dijalani di jalanan.

Sampai suatu ketika, dia ditunjuk untuk menjadi sebuah ketua organisasi.
"Saya ngolah ada parkiran, ada PKL, ada apa saja saya olah. Bagaimana saja SDM saya karyakan," kata pemeran Kang Komar.
Selama hidup di jalanan, Mat Drajat pun mengakui dia sudah tiga kali buron karena kasus di jalanan.
Saat SMP, dia pernah buron dan harus kabur ke Sukabumi.
Kemudian, berapa tahun kemudian dia kembali buron dan pergi ke Leuwiliang.
"(Setelah itu) saya buron lagi di Bandung. Sampai dua tahunan. Akhirnya saya punya istri orang Bandung," ujarnya.
• Pesan Kang Bahar di Preman Pensiun yang Ikonik untuk Maman Suherman Menginspirasi Posisi Perempuan
Di Bandung, dia bekerja menjadi pengemudi yang mengantarkan karyawan pabrik.
Mat Drajat pun mendapatkan jodoh orang Bandung.
Semenjak menikah, kehidupan Mat Drajat mulai berubah.
Dia dan istrinya memutuskan untuk pindah ke Depok.
Namun, saat di Depok, Mat Drajat justru sempat kebingungan bagaimana menafkahi anak dan istrinya.
Dia tak mau memberikan uang hasil bekerja di jalanan kepada keluarga kecilnya.

"Kalau dari jalanan memang iya duitnya ada, tapi apa iya saya kasihin uang ini untuk anak istri? Akhirnya dalam dua tahun saya stuck. Artinya tidak melakukan apa-apa," ujarnya.
Lambat laun, Mat Drajat mulai malu lantaran istrinya sudah mau bergerak lebih dulu.
Hingga akhirnya, dia kembali ke kampus Politeknik UI.
Ternyata, sekitar tahun 1979 dulu, ayah dan ibu Mat Drajat sudah berjualan di kantin di kampus tersebut.
Dari sejak peletakan batu pertama kampus itu, ayah Mat Drajat bahkan sudah menjadi kepala keamanannya.
"Nah itu kembali lagi ke kampus Politeknik UI. Kebetulan bapak sama ibu buat kantin di sana. Akhirnya mereka bisa berjualan sampai ke anaknya sekarang masih berjualan," ujarnya.
• Pesan Menohok Pemeran Bos Bubun Preman Pensiun untuk Ferdian Paleka, Singgung Soal Prank Sampah
Selama berada di kantin itulah Mat Drajat sering berkumpul dengan mahasiswa.
Sampai-sampai, Mat Drajat sudah dianggap dosen oleh mahasiswa-mahasiswa tersebut.
Pemeran Kang Komar itu kerap membahas banyak hal dengan mahasiswa-mahasiswa itu, termasuk soal sepakbola.
"Sampai saya main bola berhenti, akhirnya saya manajerin mereka untuk main bola," ujarnya.
Mat Drajat mengatakan, mungkin dari situlah banyak orang salah kaprah sampai dirinya disebut sebagai lulusan S1 Teknik Sipil.
Padahal, dia hanya anak kepala keamanan di kampus tersebut.
"Bapak (saya) tentara. Waktu itu peletakkan kampus pertama Politeknik UI, bapak kepala keamanannya. Jadi dari masa pembangunan sampai masa kuliah, sampai bikin kantin, orang tua saya di sana dari tahun 79," ujarnya.