Rumah Pak Eko Belum Laku Juga, Kini Hanya Jualan Casing Hape via Online
Sejak tiga bulan lalu, Eko Purnomo (38) memutuskan lebih banyak berdiam di rumah kontrakannya seharga
Penulis: Ery Chandra | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ery Chandra
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sejak tiga bulan lalu, Eko Purnomo (38) memutuskan lebih banyak berdiam di rumah kontrakannya seharga Rp 600 ribu per bulan.
Eko dikenal dengan sebutan Rumah Pak Eko karena rumahnya dikepung tembok tetangga dan hingga kini mau dijual tapi belum ada pembelinya.
Pilihan tersebut baginya demi mengantisipasi pandemi Covid-19. Aktivitas keseharian pun hanya berjualan casing ponsel karakter dan pelindung layar ponsel via online. Mengingat jualan di pasar-pasar dadakan kini sudah tak berjalan.
"Selama tiga bulan ini enggak ada aktivitas, hanya kebetulan jualan online. Lewat WhatsApp atau Facebook. Kalau enggak seperti ini, biasanya berjualan di pasar-pasar tumpah dari hari Selasa sampai Minggu. Pagi dan sore," ujar Eko saat diwawancara Tribun di Jalan Ciporeat, Kelurahan Pasanggrahan, Kota Bandung, Selasa (9/6/2020).
Menurutnya, selain itu juga memanfaatkan waktu melalui keahliannya memperbaiki ponsel yang rusak. Itu pun hanya dari orang-orang terdekat yang dikenalnya.
• Aa Gym Blak-blakan Bertanya, Ini Dana Haji 2020 Dipakai untuk Apa? Ini Video Jawaban Kepala BPKH
"Sehari-hari paling itu saja untuk memenuhi kebutuhan. Semenjak corona ditutup, kami enggak boleh berjualan di keramaian," katanya.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, katanya masih bersumber dari berjualan via online sementara waktu. Karena memilih berhenti total dari aktivitas di luar.
"Intinya saya dapat sehari untuk seminggu. Lebih banyak di rumah saja, jarang keluar. Karena semenjak korona ini enggak boleh bertemu khalayak ramai," ujarnya.
Soal berbagai bantuan saat pandemi ini, dia bilang selama tiga bulan pandemi virus corona belum memperoleh bantuan apapun.
"Tidak ada sih inti bantuan dari pemerintah atau lingkungan setempat. Itu tidak ada sama sekali hingga sampai saat ini," katanya.
Menurutnya, untuk berkas atau data-data nama keluarganya sudah diminta oleh pengurus wilayah setempat. Namun hingga kini belum menerima.
• Pencopet di Angkot Memohon Dibebaskan karena Punya 6 Anak Masih Kecil, Istri Mengandung Dua Bulan
"Untuk bantuan jujur saja, alhamdulillah belum dapat. Saya juga enggak mengharapkan. Ada pun saya terima, enggak pun enggak apa-apa. Intinya enggak ada saja," ujarnya.
Berkaitan dengan itu, dia berharap kepada pemerintah agar penyaluran segala macam bantuan, baik dari pemerintah pusat atau daerah supaya diberikan kepada orang-orang yang tepat membutuhkan.
"Jangan sampai dipilah-pilah, mau pendatang ataupun warga setempat. Tolonglah berlaku adil," katanya.
Sementara itu, sejak pindah atau mengontrak dua tahun lalu di wilayah itu, dia menilai warga menerimanya dengan baik. Bahkan bersosialisasi secara umum atau sewajarnya sebelum pandemi Covid-19.