Panggil Kepala SMK di Garut yang Bawa Senjata, Sebut Punya Izin Kepemilikan
Saat bertemu dengan pengurus Kadin, Dadang membawa senjata jenis pistol karet BARETA buatan Italia.
Penulis: Firman Wijaksana | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan wartawan Tribun, Firman Wijaksana
TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Polisi telah memanggil Kepala SMKN 1 Garut, Dadang Johar Arifin yang kedapatan membawa senjata api saat bertemu dengan pengurus Kadin Garut di Gedung Toserba Patriot, kawasan Simpang Lima, Kecamatan Tarogong Kidul.
Dari keterangan Dadang, senjata tersebut dibawa untuk menjaga diri.
Plh Kasubbag Humas Polres Garut, Ipda Muslih Hidayat, mengatakan, pihaknya telah memanggil Dadang pada Senin (8/6/2020) pukul 19.45. Dadang telah mengakui membawa senjata saat bertemu dengan rombongan Kadin Garut.
• Hasil Rapid Test di Kota Cimahi, 2 Orang Reaktif di Pasar Melong dan 1 Orang Reaktif di Satu Pabrik
"Keterangan dari yang bersangkutan, senjata itu dibawa untuk menjaga diri. Ia juga menerangkan memiliki surat izin dari Mabes Polri untuk kepemilikan senjata bernomor SIPSPK/ 10118-a/ VII/2019 tertanggal 31 Juli 2019," ucap Muslih, Selasa (9/6/2020).
Saat bertemu dengan pengurus Kadin, Dadang membawa senjata jenis pistol karet BARETA buatan Italia. Senjata disimpan di dalam saku celana sebelah kanan saksi dan tidak dikeluarkan.
"Hanya dibawa senjatanya di saku celana. Tidak ditodongkan kepada siapa pun," katanya.
Senjata tersebut, lanjut Muslih, dibawa setiap hari oleh Dadang dan disimpan di mobil. Dadang mendapat senjata dari hibah langsung Direktur D'Crown, Alfian yang berasal dari Karawang. Hibah itu juga sudah mendapat surat izin Kapolri nomor SI/ 4664/VII/YAAN.2.8/2019 Tertanggal 31 Juli 2019.
Senjata tersebut dibawa oleh Dadang karena merasa diancam dan diintimidasi oleh massa yang berjumlah sekitar 100 orang. Dadang lalu mengambil senjata yang ada di mobilnya.
• Pelatih Persib Bandung Robert Alberts Ingin Tetap Ada Promosi dan Degradasi di Liga 1, Ini Alasannya
"Awalnya yang bersangkutan pada saat itu akan melaksanakan olahraga badminton. Sebelum saksi melakukan olahraga, mendapatkan kabar dari wakil kepala sekolah SMK I Garut bahwa Gedung Patriot sudah dibongkar sekerumunan massa," ucapnya.
Melihat gedung tersebut dikuasai massa, Dadang lalu datang ke gedung. Ia lalu ingin memberi penjelasan soal kepemilikan gedung. Namun sebelum memberi penjelasan, ia merasa terintimidasi dan terancam dengan situasi tersebut.
"Takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, ia masuk ke dalam mobil dan membawa senjata pistol karet jenis bareta. Jadi hanya sebatas menjaga atau untuk membela diri saja jika terjadi apa-apa," katanya.
• Pelatih Persib Bandung Robert Alberts Ingin Tetap Ada Promosi dan Degradasi di Liga 1, Ini Alasannya