Dedi Mulyadi : Tanpa Rapat di Hotel Pemerintahan Tetap Jalan, Pemangkasan Anggaran Harus Dilanjutkan

Anggota DPR RI Dedi Mulyadi meminta pemerintah meneruskan tradisi pemangkasan anggaran terkait pandemi Covid-19

Editor: Ichsan
istimewa
Dedi Mulyadi, saat diwawancarai wartawan 

TRIBUNJABAR.ID - Anggota DPR RI Dedi Mulyadi meminta pemerintah meneruskan tradisi pemangkasan anggaran terkait pandemi Covid-19 hingga tahun-tahun berikutnya. Hal itu perlu dilakukan demi menyejahterakan rakyat.

"Mulai sekarang hingga tahun-tahun berikutnya, tradisi pemangkasan anggaran harus dilanjutkan. Sudah saatnya negara fokus pada kesejahteraan rakyat," kata Dedi Mulyadi melalui ponselnya, Jumat (5/6/2020).

Dedi mengatakan, saat ini Indonesia sudah melewati masa krisis Covid-19 dan masuk fase baru, new normal .

Kemudian terjadi perubahan besar dari sisi pengelolaan anggaran, yaitu postur APBN dan APBD terkonsentrasi pada penanganan Covid-19, baik untuk sarana dan prasarana maupun bantuan sosial yang jumlahnya fantastis.

"Kita bisa hidup tanpa rapat-rapat di hotel, perjalanan dinas dalam dan luar negeri, seminar tatap muka, ongkos kantor yang tidak efisien, belanja ATK yang terpangkas, dan ternyata rakyat tetap bisa hidup dan terlayani dengan baik, pemerintah tetap jalan," kata Dedi.

Petugas Gabungan Semprot Disinfektan di Sejumlah Masjid di Kabupaten Cirebon

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi (tengah) didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kiri) dan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto (kanan).
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi (tengah) didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kiri) dan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto (kanan). (istimewa)

Menurut Dedi, ini artinya bahwa penghematan anggaran itu harus dilanjutkan, baik di eksekutif maupun legislatif. Pengelolaan anggaran di masa pandemi ini harus terus dilanjutkan sampai tahun-tahun berikutnya.

Menurutnya, jika pengetatan anggaran itu terus berlanjut akan berdampak besar pada pembangunan. Program yang tidak terlaksana pada 2020 akan terbayar pada 2021, 2022 dan seterusnya.

"Jadi begini, eksekutif dan legislatif disuruh prihatin, kita sepakat terus prihatin karena masyarakat kita belum sejahtera," ujar mantan bupati Purwakarta itu.

Begini Isi Rumah Gembong Narkoba di Sukabumi, Sembunyikan Sabu-sabu yang Nilainya Ratusan Miliar

Perpu Penanganan Covid-19

Sebagai anggota DPR, Dedi meminta presiden untuk melanjutkan Perpu tentang pengelolaan keuangan seperti saat menangani darurat Covid-19.

Aturan tersebut harus menjadi acuan presiden ke depan dalam penyusunan anggaran kalau negara ini ingin cepat dan tepat meraih targetnya.

"Ke depan mungkin bukan darurat covid, melainkan Perpu percepatan pembangunan nasional," kata wakil ketua Komisi IV DPR RI ini.

Menurut Dedi, ada beberapa anggaran besar yang bisa dipangkas untuk tahun-tahun berikutnya.

Misalnya, dana perjalanan dinas di kementerian, alat tulis kantor, seminar-seminar, simposium dan lainnya. Sebut saja misalnya anggaran perjalanan dinas di Kementerian Pertanian yang menjadi bidang Komisi IV DPR.

Dedi menyebutkan, sebelum pandemi, besarannya mencapai Rp 1,6 triliun. Kemudian dipangkas menjadi Rp 1,1 trilun setelah pandemi.

Negara bisa menghemat hingga Rp 500 miliar lebih. Itu untuk perjalanan dinas. Belum anggaran-anggaran lainnya.

"Jika anggaran itu dikurangi, maka negara bisa menghemat lebih besar. Itu baru satu kementerian. Belum kementerian lain," katanya.

Brigjen Pol Sufyan Syarif : Saat Pandemi Sindikat Narkoba Dekati Korban PHK Dijadikan Pengedar

Dedi mengatakan, tadisi pemangkasan itu bukan hanya berlaku di pusat, tetapi juga bisa ke tingkat daerah, mulai pemda hingga DPRD.

"Itu harus dipertahankan kalau negara ingin maju. Pemangkasan anggaran harus menjadi tradisi ke depan. Cuma mungkin peralihan alokasi saja. Kalau kemarin untuk penanganan Covid-19, sekarang untuk kesejahteran rakyat," katanya.

"Tinggal ganti saja nama programnya. Ternyata saat pandemi ini kita bisa kasih rakyat Rp 600.000 per bulan," kata Dedi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dedi Mulyadi: Kita Bisa Hidup Tanpa Rapat di Hotel, Pemangkasan Anggaran Harus Dilanjut"

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved