Persib Bandung
Banyak Klub Tak Setuju Liga 1 Dilanjut, Begini Komentar Pelatih Persib Bandung Robert Alberts
Pelatih asal Belanda itu menambahkan bahwa ada klub yang ingin menghentikan liga karena kurangnya persiapan selama pra musim.
Penulis: Ferdyan Adhy Nugraha | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferdyan Adhy Nugraha
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Beberapa tim menginginkan Liga 1 2020 dihentikan karena pandemi corona. Mereka khawatir penularan virus corona bisa terjadi pada saat pertandingan berlangsung.
Bahkan, Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Umuh Muchtar menyebut bahwa 60-65 persen klub ingin Liga 1 2020 dihentikan.
Pelatih Persib, Robert Alberts mengungkapkan tidak tau alasan klub yang ingin menghentikan Liga 1.
"Saya tidak tahu pasti mereka ingin menghentikan liga. Tapi saya pikir banyak klub melihat dari lingkungannya," ujar Robert melalui sambungan telepon, Senin (1/6/2020).
• Ini Pesan Ketua DPRD Kota Bandung Terkait Kebijakan PSBB Proporsional bagi Masyarakat
Pelatih asal Belanda itu menambahkan bahwa ada klub yang ingin menghentikan liga karena kurangnya persiapan selama pra musim.
Sehingga ketika liga berjalan, klub-klub itu tidak tampil bagus.
"Kami harus jujur soal itu, karena banyak klub yang tidak melakukan persiapan dengan bagus di musim ini dan mereka sudah banyak mengajukan gaji luar biasa kepada pemainnya atau uang muka untuk pemainnya. Jadi menurut saya itu jadi salah satu alasan banyak klub yang ingin liga berhenti," katanya.
Robert menekankan bahwa keberlangsungan Liga 1 bukan hanya untuk aspek komersial maupun kepentingan klub.
Namun ada hal yang lebih besar sehingga liga harus tetap dijalankan.
• Klub-klub Ingin Liga 1 Dihentikan Karena Mereka Kurang Persiapan Selama Pra-Musim
"Tapi kami seharusnya melihat gambaran lebih besar ke depan, ini bukan hanya untuk klub sendiri tapi untuk sepakbola Indonesia dan tim nasional. Ini juga soal bagaimana tim mengikuti kompetisi Asia," katanya.
Di beberapa negara memang melarang aktivitas olahraga kontak fisik seperti di Belanda.
Sehingga otoritas sepak bola Belanda harus mengikuti instruksi dari negara dalam hal ini kementrian olahraga.
"Sedangkan di negara lain, dengan situasi yang hampir mirip, katakanlah di Jerman, mereka memilih memulai lagi liga dan semua klub merasa bagus dengan keputusan itu. Pemain dan sponsor senang dengan kebijakan itu. Bisa dilihat tidak ada masalah sampai saat ini. Stadion juga tetap kosong dan itu yang harus dipelajari karena terlalu beresiko menyebarkan virus atau bakteri. Karena disana orang-orang bisa berkontak fisik satu sama lain mengingat jaraknya yang sangat dekat," katanya.
• VIDEO-Gerbang Tol Padalarang Terus Disekat, Sehari Rata-rata Memutar Balik 20 Kendaraan
"Dan hasil dari penelitian bahwa kegiatan outdoor tidak menyebarkan virus atau bakteri ini ketimbang kegiatan lain seperti diskusi di dalam ruangan karena itu bisa menyebarkan virus begitu cepat. Jadi harus dilakukan banyak penelitian sebelum keputusan diambil, karena kgiatan di luar ruangan tidak mentransmisikan bakteri ini dengan cepat," katanya.