Wabah Virus Corona
Ganasnya Gelombang II Pandemi Flu Spanyol 1918, 100 Juta Jiwa Tewas dalam 3 Tahun, Bisa Terulang?
Jauh sebelum muncul wabah virus corona Covid-19, krisis virus juga pernah terjadi, yakni influenza pada 1918 dikenal flu Spanyol wabah mematikan
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID - Terkait adanya isu kelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB) ditengah pandemi Covid-19, sebaiknya ditimbang dengan keras.
Para ahli epidemologi bahkan ahli sejarah telah memperingatkan bahayanya penyeberan skala gelombang kedua yang mematikan.
Meski jumlah kematian akibat Covid-19 menurun, masih besar kemungkinan peningkatan terjangkit terjadi.
Hal ini dikatakan berkaca pada sejarah flu Spanyol pada 1918 dan 1920.
Jauh sebelum muncul wabah virus corona Covid-19, krisis virus juga pernah terjadi, yakni influenza.
• Ternyata Virus Corona Sudah Diidentifikasi Sejak 1960, Begini Ahli Ungkap Sejarah dan Penjelasannya
Meski virus influenza itu sendiri tidak dipastikan berasal dari Spanyol.
Ada yang menyebut virus datang dari Amerika, Swedia, India dan Tiongkok.
Asal muasal virus tersebut pun masih menjadi misteri dan perdebatan.
Dikatakan flu Spanyol karena berasal dari pemberitaan media Spanyol yang saat itu terbuka.
Kabar mengerikan dari influenza 1918 itu sehingga dikenal sebagai flu Spanyol.
Jumlah kematian akibat flu Spanyol itu bahkan dicatat dalam sejarah.
Bagaimana tidak, krisis flu Spanyol itu telah menjangkit 500 juta orang di seluruh dunia.
Dari total tersebut 20 juta hingga 50 juta di antaranya korban meninggal dunia, termasuk di Indonesia.
Besarnya skala flu Spanyol tersebut menjangkit umat manusia hanya dalam kurun waktu 3 tahun.
Dari tahun 1918, 1919 dan 1920.
Dilansir dari farmasetika, flu Spanyol ini terjadi dalam 3 gelombang.
Dikatakan dalam sejarah, sebelum berakhirnya pandemi, gelombang kedua lah yang paling mematikan.
Flu Spanyol merenggut sekitar dua persen dari populasi dunia saat itu berkisar 1,7 miliar orang.
Angka kematian akibat flu Spanyol itu melibihi dari korban jiwa perang dunia I.
Karena itulah para ahli epidemologis menyimpulkan flu Spanyol disebut mematikan dalam sejarah umat manusia.
• CARA RASULULLAH SAW Atasi Wabah Mematikan Seperti Virus Corona, Pasien Meninggal Tergolong Syahid
Ketika flu Spanyol pertama kali muncul pada Maret 1981, gejala flu masih seperti flu musiman meski jenisnya ganas menular.
Hal ini bisa diperhatikan dari kasus seorang juru masak Angkatan Darat AS.
Saat itu ia harus dirawat lantaran demam hingga 104 derajat.
Hingga akhirnya virus pun menyebar cepat melalui instalasi Angkatan Darat terdiri dari 54.000 tentara.
Sekitar 1.100 tentara dirawat di rumah sakit dan 38 tewas setelah menderita pneumonia.
Tak lama setelah itu pasukan AS itu dikerahkan secara massal karena perang di Eropa. Namun mereka membawa flu Spanyol bersamanya.
Hingga akhirnya bulan April dan Mei 1918 virus pun menyebar di Inggris, Prancis, Spanyol dan Italia.
Lalu kapal-kapal militer bergerak ke Afrika Barat hingga gelombang kedua pandemi pun dimulai.
• Kerap Temukan Warga Berkerumun dan Tidak Pakai Masker, Satpol PP Gencarkan Patroli Saat PSBB Tahap 2
Konon dari pergerakan massal itulah penyebaran utama ganasnya gelombang kedua flu Spanyol tersebut terjadi.
Seorang ahli menyebut penyebaran cepat flu Sanyol bergulir karena pejabat kesehatan saat itu tak memaklumi penyakit tersebut.
Hal ini karena saat itu mereka fokus untuk menyelesaikan perang ketimbang menghadapi penyakit.
Meski pada akhirnya gelombang kedua itu pun berlalu pada Desember 1918.
Tetapi selain alasan adanya pergerakan massal dan tidak maklumnya terhadap karantin, ada satu alasan lagi mengapa flu Spanyol merenggut banyak nyawa.
Menurut artikel farmasetika, alasannya adalah karena sains kala itu tidak memiliki alat untuk mengembangkan vaksin untuk virus.
Sementara itu mikroskop sebagai alat untuk melihat mikroba itu baru ditemukan 1930 an.
Flu Spanyol sampai di Indonesia
Pada masa Hindia, pandemi flu Spanyol terbawa masuk ke daratan Indonesia.
Menurut historia.id, besar kemungkinan virus tersebut masuk melalui jalur laut lewat kapal penumpang dari Malaysia.
Diketahui flu Spanyol tersebut merambat dari Eropa, Mongol hingga Asia.
Dari investigasi, penumpang terjangkit ditemukan di Surabaya hingga menyerang kota-kota besar di Jawa pada Juli 1981.
Kala itu pemerintah dan penduduk tak memperhatikan adanya penyakit tersebut.
Terlebih saat itu influenza menjalar saat wabah kolera, pes dan cacar terjadi secara bersamaan.
Penyebaran flu Spanyol di Hindia kini Indonesia itu pun terjadi dalam dua gelombang.
Gelombang pertama, terjadi pada Juli-September 1918, awalnya menjangkit Sumatera.
Namun dalam hitungan minggu, virus sudah menyebar secara masif ke pulau Jawa, Bali, Kalimantan hingga Sulawesi.
Sebulan berselang virus pun menjalar hingga Maluku dan Papua.
Adapun gelombang kedua flu Spanyol pun terjadi pada Oktober-Desember 1918.
Dilansir dari sumber yang sama, gelombang kedua lebih mematikan karena virus bermutasi.