Satwa Karnivora di Taman Safari Bogor Harus Rela Ikut Puasa, Pengelola Tetap Berkomitmen Merawat

Biasanya, kebun binatang seluas 168 hektar yang terletak di lereng Gunung Gede Pangrango itu selalu ramai pengunjung.

Editor: Ravianto
TribunnewsBogor.com/Yudhi Maulana
Taman Safari Cisarua, Bogor 

Untuk menyiasatinya, jika biasanya pakan satwa karnivora di TSI Bogor menggunakan daging rusa import, kini diganti daging ayam lokal saja.

Sementara untuk jadwal makan, digilir sehari makan sehari berpuasa.

Yulius mengakui kebutuhan satwa pemakan daging ini cukup berat mengingat jumlah mereka juga tidak sedikit.

Apalagi porsi makan golongan kucing besar yang banyak, bisa mencapai 5 kilogram daging per ekor.

"Kalau mereka di alam liar kan juga begitu ya kalau tidak salah. Misal hari ini dapat buruan, lalu besoknya tidak dapat, mereka berpuasa," tutur Yulius.

Sedangkan untuk satwa herbivora atau pemakan tumbuhan, pengelola TSI melakukan penanaman berbagai jenis sayuran secara mandiri sebagai kebutuhan pangan para satwa.

Walau demikian, kata Yulius, para pengelola TSI Bogor tetap berkomitmen memberi pakan, merawat dan menjaga satwa-satwa koleksi yang pada dasarnya merupakan satwa yang dilindungi.

Seekor bayi gajah di Taman Safari Cisarua yang lahir saat pandemi Covid-19.
Seekor bayi gajah di Taman Safari Cisarua yang lahir saat pandemi Covid-19. (Istimewa/ tribunnewsbogor.com)

Rumahkan Karyawan

Tak hanya memaksa hewan berpuasa, pengelola TSI juga terpaksa merumahkan sementara sebagian karyawannya hingga kondisi kembali stabil dari wabah virus corona.

"Karyawan honorer yang dirumahkan," kata Yulius.

Namun ia menegaskan, hingga saat ini mereka yang dirumahkan masih berstatus karyawan. Sehingga tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan pihak TSI Bogor.

"Artinya, para honorer tersebut akan dipekerjakan lagi jika situasi dan kondisi telah kembali normal," ujar Yulius.

Opsi merumahkan karyawan ini, lanjut dia, guna menekan pengeluaran terhadap gaji karyawan yang kemudian dialihkan untuk perawatan dan pakan satwa.

Mengingat, meski TSI Bogor tidak menerima kunjungan wisatawan sementara waktu imbas dari wabah virus Corona ini, namun pihaknya tetap memperhatikan kelangsungan hidup satwa.

Tidak hanya itu, sebagian karyawan lain tetap bekerja, hanya saja dipangkas waktunya menjadi 14 hari saja dalam sebulan.

Taman Safari Indonesia, Bogor
Taman Safari Indonesia, Bogor (Instagram/ @taman_safari)

Bahkan, jika wabah corona ini ternyata berlangsung dalam waktu lama, pihak TSI Bogor berencana untuk mempekerjakan 6 hari saja dalam
satu bulan.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved