Pedagang Kolang-kaling Meraup Berkah di Bulan Ramadan, Namun Jumlah Pembeli Turun

Meski pada hari biasa tetap ada, namun mentimun suri dan kolang-kaling sering diidentikkan dengan Ramadan.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Giri
Tribun Cirebon/Eki Yulianto
SAEUDIN mengupas biji kolang-kaling dari cangkangnya, Sabtu (2/5/2020). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Setiap datang bulan Ramadan, selalu ada makanan khas yang dijual. Meski pada  hari biasa tetap ada, namun mentimun suri dan kolang-kaling sering diidentikkan dengan Ramadan.

Tak heran, bulan Ramadan seperti sekarang ini menjadi berkah tersendiri bagi pedagang kolang-kaling. Sebab, dagangan mereka banyak diserbu pembeli.

Seperti yang dialami satu di antara pedagang kolang-kaling di Jalan Raya Banjaran, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka, Saefudin (30).

Sejak pagi, dia sudah menjajakan dagangan untuk para pembeli yang datang dari Kecamatan Talaga maupun Kecamatan Maja serta sekitarnya khususnya yang melewati jalan raya tersebut.

Saefudin menyebut, banyaknya para pengendaran yang membeli kolang-kaling sudah terjadi sejak memasuki bulan Ramadan.

"Memang sudah biasa, lebih banyak pembeli di bulan puasa itu," ujar Saefudin saat ditemui di lapak dagangannya, Sabtu (2/5/2020).

Dia menjual kolang-kaling dengan harga Rp 15 ribu per kilogram.

"Kalau dibanding hari-hari biasa, bulan Ramadan memang lebih banyak pembelinya. Namun jika dibanding bulan Ramadan tahun lalu, justru berkurang," jelas dia.

Daftar 10 Negara dengan Kasus Covid-19 Terbanyak di Dunia, Tidak Ada Cina

Pedagang yang melanjutkan usaha turun-temurun dari orang tuanya itu mengaku, setiap hari bisa menjual kolang-kaling tidak kurang dari sekuintal.

Ia menyebut, semakin dekat ke Lebaran biasanya semakin banyak pembeli yang datang.

"Biasanya kurang seminggu yang membeli bertambah banyak, kadang kewalahan stoknya," katanya.

Seorang pembeli kolang-kaling, Khaeroji (50) mengatakan sengaja membeli kolang-kaling di jalan raya Banjaran tersebut dikarenakan langsung dari pengolahnya.

Ki Hadjar Dewantara, Peletak Tonggak Pendidikan yang Enggan Dijadikan Nama Jalan dan Taman

"Kalau di sini langsung dari pembuatnya, diolah langsung pastinya lebih fresh," ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved